12. Kau mau kemana??

16.8K 1.3K 21
                                    

"Atthala!"

Yang dipanggil pun segera menoleh ke belakang, terlihat Charlos berlari kearahnya.

"Salam Yang Mulia Putera Mahkota, semoga Dewa Matahari memberkati anda" salam Atthala,

"Ah jangan formal seperti itu Atthala, ini bukan di istana. Jadi jangan formal, oh ya kenapa kamu buru-buru begitu?" Tanya Charlos,

"Maaf Yang Mulia, saya mau keluar dari akademi untuk mencari udara segar." Atthala tak sepenuhnya berbohong kan,

"Kalau begitu aku ikut" Atthala ingin menolak tapi dia tidak bisa, bukan hanya sahabat tapi pemuda di depannya adalah junjungannya.

Atthala pun mengangguk dan mereka berjalan beriringan menuju kuda mereka masing-masing tapi di perjalanan mereka bertemu Viona yang menghadang jalan mereka.

"Anda berdua mau kemana?" Viona berbicara dengan lemah lembut, namun Viona merasa ada yang berbeda,

"Kami akan pergi, ada urusan, kamu kembalilah ke asrama." Ucap Atthala dengan datar, Viona sudah biasa meski Atthala datar padanya tapi Atthala masih baik padanya. Hanya saja akhir-akhir ini setelah kepergian Binar, Atthala semakin datar padanya bahkan sangat cuek.

"Benar Viona, kembalilah ke asrama." Pun dengan Putera Mahkota yang tak sehangat dulu, Viona merasa ada yang tidak beres dengan sikap keduanya tapi dia memilih mengalah dan membiarkan mereka berdua pergi,

"Kenapa ya? Kok perasaanku enggak enak lihat perubahan mereka."

*****
Binar tengah sibuk, bocah kecil itu juga membantu membersihkan setiap meja yang akan dipakai untuk menjamu pelanggan.

Menu hari ini adalah bakso, dan seblak ceker, minumannya milk tea yang didalamnya ada bola-bola yang kenyal.

Brian pun tengah mengunyah bola-bola itu dengan bahagia, sedangkan Binar hanya geleng-geleng kepala. Sejak pertama kali dia membuat Boba, Brian sangat menyukainya, sehari saja tidak minum, Brian akan merengek seperti bayi,

Kring

Baik Binar, Brian dan Dwight menoleh, pelanggan pertama tapi mampu membuat senyum Brian pudar, iya siapa lagi kalau bukan Nona Muda Albert.

Binar terkekeh dan segera menghampirinya,

"Anda belum pernah mencoba menu ini"

"Saya yakin makanan hari ini enak, karena saya pernah memakan masakan anda, bukan begitu manis" goda Aeeza kepada Brian,

"Berhenti Nona Albert, ini hari pertama dia bekerja, jangan menggodanya atau dia akan dalam perasaan yang buruk." Peringat Binar,

Binar memperkerjakan dua pelayan, satu membantunya di dapur dan satu di depan untuk memberikan tester.

"Kau harus segera berhenti memakannya Brian, atau semua itu akan habis oleh dirimu" peringat Binar pada Brian, yang masih saja sibuk dengan Bobanya.

Aeeza mendekat pada Brian, wajah mereka sangat dekat bahkan hidung mereka sudah saling bergesekan. Brian tercengang, sedangkan Aeeza membawa minuman itu pada bibirnya, sedotan bekas Brian masuk ke mulut Aeeza, dan Aeeza menyedotnya.

"Manis kaya kamu, kamu tahu enggak kenapa toko kue sebelah tutup?" Tanya Aeeza pada Brian,

Brian reflek menggeleng,

"Karena kalah manis sama kamu"

Blush

Brian merona hingga rasanya sampai telinganya juga merah, Aeeza tersenyum amat sangat manis dan tampan juga cantik,

Apa boleh seserakah itu??

Binar hanya mendengus melihat adegan picisan itu, apa benar dia seorang nona, sepertinya Nona Muda Albert sebenernya akan lahir sebagai cowok tapi enggak jadi.

Sudahlah pusing Binar memikirkannya, lebih baik dia ke dapur untuk menyiapkan adonan baru.

****
Charlos dan Atthala sampai di keramaian pusat kota, seperti biasa terjadi kebisingan pasar yang amat ramai.

"Apa yang kau cari Atthala, dari tadi seperti orang gelisah yang kehilangan sesuatu." Charlos mengeluarkan apa yang ia pikirkan sejak tadi, Atthala memang terlihat berbeda dan seperti tengah mencari sesuatu atau bahkan seseorang sejak mereka memasuki ibu kota.

"Ah ya, ah tidak juga Yang Mulia, mungkin karena saya suka melihat dari sisi manapun makanya anda mengira saya tengah mencari seseorang." Kilah Atthala, ruang geraknya minim karena Putera Mahkota ada di dekatnya.

"Ayo kita cari tempat makan untuk makan siang, dan ada apa itu ramai-ramai ayo kesana Atthala" ajak Charlos,

****
Viona merasa cemas atas sikap kedua orang tadi, dia merasa takut kalau semua rahasianya terbongkar. Tapi jika iya, dari mana mereka berdua tahu.

"Tidak bisa, aku sudah mencapai posisi ini, aku harus menjadi Puteri mahkota kemudian menjadi Ibu bagi negeri ini." Viona berujar hingga ia menggigiti kuku jarinya,

"Aku memang harus menyingkirkan orang itu, bisa jadi dia akan menerima iming-iming orang lain, orang yang tidak suka padaku. Aku sudah tidak percaya padanya, dia saja berani mengancamku, jika orang seperti itu dibiarkan, dia pasti akan semakin besar kepala." Gumam Viona,

Dia bahkan tidak berfikir jika pelayan pribadinya terheran-heran dengan sikap majikannya yang sangat gelisah,

"Rhea, apa kau tahu tempat penjual racun?" Pertanyaan itu membuat Rhea terkejut setengah mati, untuk apa majikannya menanyakan hal itu,

"Jangan banyak tanya! Jika kamu tahu ayo segera antar aku ke tempat itu!" Sentak Viona karena pelayannya yang malah mematung.

"Sa-saya tidak tahu Nona." Bohong Rhea, dia tidak mau nantinya akan dikambing hitamkan, bagaimanapun meski ia baru beberapa Minggu disisi Viona, Rhea tahu jika Nonanya ini bukanlah orang baik dan bukanlah orang biasa.

Viona mendengus dan jalan terakhir adalah meminta bantuan Richard, iya hanya pemuda itu yang belum terlalu menjauhinya, tentu saja pemuda itu tidak bisa jauh darinya, dia harus terus berada di cengkeraman Viona.

*****
Atthala dan Charlos masuk, betapa terkejutnya Atthala mendapati Brian disana yang tengah menjadi kasir, pun Brian yang melebarkan kedua matanya melihat dua orang menyebalkan itu, kemudian mendengus,

Binar juga malas menghampiri, alhasil dia menyuruh pelayan nya yang menghampiri dan menanyakan menu apa yang akan di pesan.

Atthala masih saja melihat Binar yang sibuk kesana kemari membawa makanan untuk para tamu, usaha Binar terlihat cukup ramai.

"Dia membuka usaha, uang darimana? Kalian memberikan dia modal?" Tanya Charlos,

Atthala hanya menggeleng, dia juga bingung, atau Binar bekerja dengan pemilik usaha ini, tapi tadi kata pelayan itu, bos usaha ini adalah Binar dan Brian De Jongh,

"Mereka pun memiliki marga baru, waoww ini enak banget, hangat pula, ini bisa di minum sebagai pengganti obat pengar" ucap Charlos menikmati kuah bakso, Atthala pun mengikutinya dan memang benar jika makanan itu sangat enak.

Binar berharap dua orang itu segera pergi, dia malas meladeni jika mereka bertanya ini itu, dan benar saja keduanya malah menghampiri Binar yang segera melengoskan diri,

"Kau mau kemana?"

Charlos menangkap pergelangan tangan Binar, namun segera dihempaskan oleh Binar,

"Jaga etika anda Yang Mulia, jangan berperilaku seperti kita akrab" delik Binar,

Charlos dan Atthala tercengang dengan ucapan itu, Binar semakin dingin dan tak tersentuh, hal itu membuat keduanya semakin merasa bersalah.

"Maaf"

[END] Transmigrasi Ke Tubuh Puteri Duke Yang Diabaikan✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang