07: Buron

9 2 5
                                    

Douma

❄️
.

.
Hari silih berganti, tapi kondisi tak menyertai keadaan cuaca yang tengah baik.

Diantara para burung, mereka membisik kabar dari atas gedung-gedung sana, kalau beberapa minggu lagi invasi para penegak hukum akan dilaksanakan, mereka mencoba untuk membersihkan kejahatan jalanan. Katanya

Dan katanya juga, beberapa gerbang kawat di perbatasan juga mulai ditingkatkan lagi keamanannya, tak hanya itu saja.

Serbuk bunga wisteria mulai ditaburkan secara massif menyebabkan banyak sekali iblis yang mati sia-sia di pagar perbatasan karena infeksi, beberapa malah mati terpanggang karena aliran listrik tegangan tinggi dari pagar kawat, dan lain-lain barangkali dibunuh di tempat oleh pasukan pemburu khusus.

Sementara Douma kini patut waspada. Karena...dia sudah menjadi buronan dengan bayaran yang cukup tinggi.

"Apa-apaan itu pak tua! Kenapa kau malah memberitahukan hal itu sekarang?!" bentak Douma di kedai sang pillar persik.

"Itu juga bukan seratus persen kesalahanku! Sekarang, kau harus pastikan keselamatanmu, dan... perempuan bunting yang kau jaga itu,"

Sejenak Douma menatap penuh ragu ke arah kantong darah kosong di tangan kanannya itu. Otak penuh akan imajinasi buruk sekaligus gelap seakan-akan memenuhi segala ekspetasi buruk lagi tidak bersahabat untuk berbagai hal kedepan.

Bagaimana kelangsungan hidup Kotoha? Ah itu terlalu jauh! Hidup sendiri saja masih berbahaya apalagi hidup orang yang menumpang, jelas akan lebih berat lagi!

Pilihannya sekarang adalah: pergi sendiri atau... pergi bersama dengan Kotoha.

"Kau itu memang benar-benar badung, dan juga bodoh Douma."

"Apa maksudmu?"

"Kau membawa seorang perempuan yang hanya akan menjadi beban hidupmu, belum lagi kalau anaknya juga sudah lahir nanti, mau berharap apa kamu ini? Hidupmu itu sudah susah iblis!

"Dan sekarang, kau bisa nilai sendiri kehidupanmu."


...

Langit tak selamanya cerah, sama seperti sekarang.
Abu-abu penuh akan awan mendung tak bersahabat, dibarengi dengan banyaknya populasi burung gagak serta tikus got.

Namun meski begitu, aktifitas sehari-hari masyarakat tak pernah berubah.

Kota memang benar-benar tidak kondusif, bahkan secara infrastruktur pun kota ini tak bisa diharapkan. Rumah-rumah kumuh nan kotor, kabel listrik yang semerawut tak beraturan. Apa yang ingin diharapkan dari kota seperti ini!? Bahkan masyarakatnya saja bekerja sebagai buruh kasar dengan gaji tak seberapa!

Dasar bedebah! Mereka yang berkuasa hanya mementingkan kepentingan uang daripada rakyatnya! Malah sekarang menyewa pemburu sebagai pasukan keamanan!

Sejenak Douma berhenti demi menatap luas langit malam. Di sana diantara taburan bintang malam, Douma mulai membayangkan segala hal indah yang bisa saja ia dapatkan.

Setelah setidaknya 6 tahun pelarian, kini bukankah dia patut memetik hasil manisnya?

Kotoha... dan, Inosuke!

Meski sang jabang bayi memang belum keluar, akan tetapi bukankah waktunya sudah mendekat?

...

Cinta Dan Moral ( Kny Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang