43 [End]

339 26 5
                                    

"ini bang Yeonjun beneran pergi?"

Huening terus saja bertanya sampai Beomgyu rasanya ingin membawa Huening ke perusahaan yang memproduksi Dora, siapa tau mereka berminat merekrut Huening.

Suasana bandara hari itu tidak terlalu ramai, dan semuanya mengantar Yeonjun berangkat. Mulai dari Soobin, Beomgyu, Huening, Yeji, Hyunjin, Taehyun, bahkan ada Yuna juga.

"Ya iya beneran, kalau boongan gak mungkin kita semua disini dong" sambar Yeji.

"Kan siapa tau kita disini buat nongkrong, gitu"

Seketika semuanya menahan diri untuk tidak menjambak, memukul, menjewer, menampar, dan mencekik Huening.

"ORANG WARAS MANAAAA YANG NONGKI DI BANDARA???" tanya Hyunjin dengan muka julid level maksimal nya. Dan Yeonjun perlahan mengangkat tangannya, menandakan kalau ia pernah menjadi salah satu orang yang nongkrong di bandara.

Yeji hanya geleng geleng kepala tak habis pikir, sembari perlahan tangannya mencoba untuk menggenggam tangan Taehyun. Ya mumpung gak dilihat Hyunjin, gitu..

"Ini gua boleh anterin bang Yeonjun sampai dalem pesawat gak sih?" tanya Beomgyu khawatir.

Yeonjun Cuma tertawa pelan, lalu menggelengkan kepalanya. Ah iya, nantinya Yeonjun hanya ditemani oleh salah satu perawat yang akan menemaninya juga disana. Jadi Yeonjun benar benar akan berfokus pada kesehatannya saja, tidak kurang mungkin bisa lebih (contohnya, jalan jalan).

Mereka menghabiskan waktu berbicara satu sama lain, sesekali saling menistakan dan saling mengejek. Menciptakan tawa natural yang terdengar indah di telinga, sampai akhirnya sebuah pengumuman dari speaker muncul. Menandakan sebentar lagi Yeonjun akan berangkat.

Satu per satu dari mereka pun mengucapkan beberapa kalimat untuk Yeonjun, mulai dari yang berakhlak sampai yang tidak berakhlak seperti kata kata Soobin dan Beomgyu.

"Bang bang, ntar disana sekalian ngurusin surat warisan ya bang. Masih inget nama lengkap gua kan? Iyap betul, Choi Beomgyu"

Yeonjun agak heran namun ya sudahlah, emang setan tapi dia juga menyadari kalau dulu ia lebih setan daripada kedua adik nya ini. Lalu setelah itu semuanya saling bertatap tatapan sebelum Yeonjun pergi, hingga akhirnya Taehyun bicara.

"Ini habis ini, langsung ke kantor polisi?" tanya Taehyun, mengingat waktu itu Huening mengatakan jika dirinya akan menyerahkan diri pada polisi. Hyunjin mengangguk, ia juga baru teringat jika ia yang akan mengawal Huening kesana.

Baru saja Huening mau bicara, Yeonjun tiba tiba menggelengkan kepalanya lalu menatap Huening dalam.

"Gak usah. Sebagai permintaan terakhir gua, gua cuma pengen Huening hidup aman tentram damai. Tamatin sekolah lu, kerja, kalau bisa nikah ya syukur tapi saran gua sih mending lu kawin dulu biar cepet punya momongan. Kalau ada yang berani nyeret Huening ke polisi gua hajar pas gua pulang nanti"

Huening melongo, tapi perlahan matanya juga berkaca kaca. Lalu sontak ia memeluk Yeonjun, untung saja Yeonjun tidak sampai terjungkal dari kursi rodanya. Kalian tau sendiri kan Huening segede apa? Nah itu.

"Makasih ya bang, udah udah jangan ikutan nangis biar gua aja yang nangis bang. Lu kok baik banget sih gua gak nyangka lho" kata Huening sembari menahan tangisnya.

"Gua mau nangis bukan karena itu, tapi lu meluk badan gua sedangkan badan gua masih sakit sakit karena kemarin..."

Tersadar, Huening pun melepaskan pelukannya lalu nyengir. Iya, nyengir doang. Gaada minta maaf atau gimana gimana.

"Yaudah, gua pergi ya? Kan gak lucu ntar ketinggalan pesawat, masa kudu gua kejar kejar" canda Yeonjun.

Yeonjun pun memberi kode pada perawatnya, perawat tersebut menganggukkan kepalanya lalu sembari membawa tas Yeonjun, ia mendorong kursi roda Yeonjun menjauhi teman temannya itu. Yeonjun menoleh, tersenyum tipis, lalu melambaikan tangannya. Dibalas oleh semuanya dengan senyum paling manis yang mereka punya, mereka menunggu Yeonjun sampai Yeonjun benar benar hilang dari pandangan mereka lalu barulah mereka bersiap siap pulang.

Soobin yang sedari tadi diam, akhirnya bicara dengan wajah kebingungan.

"Btw bang Yeonjun serem juga ya, tiba tiba bilang pesan terakhir" kata Soobin.

"Yaa bener sih, pesan terakhir di tahun ini. Kan kita gak akan ketemu dia tahun ini" balas Yuna.

Lalu setelahnya, yang tadinya akan pulang ke rumah masing masing malah tidak jadi pulang. Karena Hyunjin rewel ingin nongkrong nongkrong dulu sebelum pulang, healing juga katanya. Toh, mereka semua sudah melewati hari hari berat. Masa tidak mau santai dulu sih??

Dan ya.. mereka benar benar menghabiskan waktu bersama di rumah trio choi. Menghabiskan waktu sampai lupa waktu, bahkan mereka sampai tidak sadar jika sudah tengah malam. Baru saja mau izin berpamitan, tv yang sedari tadi menyala menampilkan acara komedi tiba tiba berubah menjadi breaking news. Yang membuat semua yang ada disitu terdiam.

BREAKING NEWS,
pesawat yang terbang menuju Singapura pada hari ini pukul dua siang telah dikabarkan lost contact dengan bandara pada pukul empat sore. Lalu pada pukul sepuluh malam ini dikabarkan pesawat tersebut ditemukan di tengah laut dengan kondisi terbakar, belum diketahui apakah ada korban jiwa ataupun korban selamat-

".....Yeonjun, itu pesawat Yeonjun kan...?" tanya Soobin lemas, hingga mangkuk popcorn yang ada di tangannya terjatuh begitu saja.


















1 tahun kemudian...

"BANG YEONJUUUUN, KAMI DATAAANG"

"LU BERISIK BANGET BUSET GYU KASIAN BANG YEONJUN"

Beomgyu hanya mendecih, lalu ia dan Soobin berjalan dengan tenang mendekati Yeonjun. Maksudnya, foto Yeonjun.

Foto Yeonjun tersenyum lebar itu dipajang disana, tepat di makam Yeonjun. Iya, Yeonjun ditemukan meninggal dalam kondisi tenggelam dengan luka bakar di beberapa tubuhnya, untung saja ia masih bisa diidentifikasi karena luka bakarnya tidak separah itu. Dan untung saja ia cepat ditemukan.

Beomgyu dan Soobin meletakkan buket bunga yang mereka bawa, lalu tersenyum pada Yeonjun.

"Bang, tau gak sih. Semenjak gak ada lu tuh rumah jadi rame terus tau. Berasa jadi basecamp itu rumah, padahal kan enak kalau sepi. Soalnya gapapa kalau rumah sepi asal bukan hati yang sepi" ujar Beomgyu.

"Iya, terus juga sesuai keinginan lu, Huening udah jadi lebih baik. Dia aktif di sekolah, jadi anak teladan, walau masih berisik juga tapi ya udahlah. Eh iya, Yeji sama Taehyun juga jadian lho. Hyunjin sampai suka ngamuk sendiri, kalau diinget inget lucu juga haha" sambung Soobin.

Beomgyu dan Soobin terdiam, membiarkan angin sepoi sepoi meniup mereka. Hingga akhirnya mereka perlahan berdiri, saling menatap, lalu kembali menatap foto Yeonjun.

"Pulang dulu ya bang, tenang tenang lu disana" kata Soobin.

Akhirnya mereka pulang, meninggalkan makam Yeonjun. Makam yang bersih karena setiap dua minggu sekali selalu dibersihkan oleh Soobin dan Beomgyu, makam yang selalu terlihat cerah karena mereka berdua selalu menghiasnya dengan bunga.

Makam yang selalu membuat seorang pria tersenyum, karena ia merasa masih ada orang yang mengingatnya walau sudah satu tahun berlalu. Pria itu kini mendekati makam itu, mengusap bunga yang berada di makamnya sembari tersenyum lembut.

"Gua bersyukur banget, kalian berdua masih ingat gua. Gua juga bersyukur banget kalian masih menganggap gua ada, tapi emang iya sih.."

Yeonjun menghela nafas sembari menatap makamnya sendiri, lalu tersenyum lebar.

"Jadi, kapan ya bagusnya gua tiba tiba bakekok bunda di depan mereka?"

Trio Choi [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang