30

412 65 22
                                    

Beberapa jam setelah menikmati cemilan, Yeonjun dan Yeji sama sama tertidur di atas bangku ruang tunggu. Tersisa Hyunjin yang entah kenapa masih merasa segar dan Beomgyu yang kondisinya sudah mulai membaik.

"udah mendingan Beom?" tanya Hyunjin sembari menatap Beomgyu dengan sedikit khawatir

Beomgyu mengangguk, diteguknya segelas susu coklat yang sengaja dibelikan Hyunjin beberapa menit lalu di sebuah mesin minuman. Hyunjin menghela nafas lega, lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku ruang tunggu.

"seandainya lu gak ketemu Yeonjun, apa yang bakalan terjadi sekarang?" tanya Hyunjin

Beomgyu terdiam sejenak, membayangkan kondisinya saat ini jika dia tidak bertemu Yeonjun.

"mungkin, udah di penjara haha" jawab Beomgyu sembari tertawa pahit

Hyunjin terdiam mendengar jawaban Beomgyu, lalu menghela nafas lagi.

"lu orang beruntung bisa ketemu orang modelan Yeonjun" guman Hyunjin

Beomgyu terkejut, lalu menatap Hyunjin yang tengah menatap lantai rumah sakit.

"Yeonjun orang yang keren, bahkan meskipun kondisinya dia kayak gitu dia masih bisa peduli sama orang. Yeonjun orang baik, jadi jangan sampai benci Yeonjun ya. Akur akur aja kalian, gosah ribut ribut, ntar malah jadi perang saudara kan gak lucu" ujar Hyunjin

Beomgyu tersenyum lalu samar samar mengangguk, benar apa yang dikatakan Hyunjin. Dia tidak boleh membenci Yeonjun karena bagaimanapun sikap Yeonjun, Yeonjun lah yang sudah mengubah bahkan menyelamatkan hidup Beomgyu.

"permisi, keluarga pasien Kang Taehyun?"

Seorang perawat tiba-tiba datang menghampiri mereka, Hyunjin segera berdiri lalu sedikit membungkuk pada perawat tersebut. Hyunjin dan sang perawat tampak serius berbicara, namun Beomgyu tidak terlalu peduli karena masih larut dengan pikirannya sendiri.

Setelah berbicara, Hyunjin kembali duduk sembari menghela nafas lega

"Taehyun.. Taehyun gimana?" tanya Beomgyu sembari menatap Hyunjin khawatir

Hyunjin yang melihat ekspresi Beomgyu seperti itu, hanya mengangguk sembari tersenyum hangat. Beomgyu pun ikut tersenyum, itu artinya kini Taehyun sudah semakin membaik.

"btw lu gamau minum apaan gitu? Biar gua beliin" tawar Beomgyu

Namun tanpa menunggu kata kata keluar dari mulut Hyunjin, Beomgyu malah pergi begitu saja meninggalkan Hyunjin. Hyunjin yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, lalu menatap layar televisi yang tak jauh dari tempatnya berada

.

.

.

"gak mau ikutan bang?" tanya Taehyung


Suga melirik Taehyung malas lalu kembali fokus pada ponselnya, Taehyung menghela nafas melihat kelakuan Suga yang jika sedang emosi memang agak mengesalkan.

"oke, tanpa basa basi lagi gua bakal jelasin semua rencana gua. Sekarang kita bakal langsung gerak alias langsung jalanin seluruh rencana gua"

Taehyung mengambil tiga lembar kertas yang telah dilipat rapi di saku celananya, dibuka nya lipatan kertas itu. Terdapat banyak tulisan disana, Taehyung benar benar merencanakan semuanya dengan serius.

"bang Suga sebagai opening dari rencana, hampir berhasil sih but it's okay masih bisa kita jalanin" kata Taehyung sembari membaca tulisan tulisannya di kertas tersebut.

Taehyung melirik ke arah Yuna dan Sanha yang menatapnya dengan tatapan penasaran, Taehyung tersenyum sinis lalu terkekeh pelan.


"jadi rencananya apa?" tanya Yuna yang sudah mulai tak sabar

"sabar sabar, pokoknya kalau rencana ini berhasil, kalian semua bisa hidup tenang kok" ujar Taehyung yakin

Suga yang sedari tadi hanya menyimak kini menatap Taehyung tajam lalu berdecih pelan

"sebelum lu ajak gua bales dendam ginian, hidup gua udah nyaman dengan karir gua yang melangit" batin Suga

.

.

.

"Hyuuuuuuunjiiiiiiiin~" Beomgyu kembali sembari membawa segelas white coffee panas

Hyunjin yang hampir tertidur karena terlalu lama menunggu akhirnya menjadi segar kembali, Hyunjin sampai berpikir keras dimana Beomgyu membeli minuman sampai lama sekali kembalinya. Mari kita aja Hyunjin positive thinking, mungkin Beomgyu berteleportasi dan membeli kopi tersebut di negeri prindapan alias india. Atau mungkin bisa juga Beomgyu membelinya di warkop dekat gunung berapi.

Beomgyu duduk di samping Hyunjin sembari memberikan kopi tersebut pada Hyunjin. Tangan Hyunjin sedikit perih karena panasnya kopi yang terasa sampai luar gelas karton khusus kopi itu. Namun bukan Hyunjin namanya jika tidak ada ulahnya.

Hyunjin membuka sebelah sepatunya, lalu melepas sol sepatu tersebut. Lalu Hyunjin mengeluarkan sebungkus kecil obat demam, membuat Beomgyu sedikit merinding melihatnya. Bagaimana bisa Hyunjin menyimpan obat di tempat yang agak.. ewh menurut Beomgyu.

"demi apa, lu nyimpen obat disitu dan bisa bisanya itu obat gak hancur?" tanya Beomgyu tak percaya

Hyunjin hanya menunjukkan cengirannya, lalu membuka bungkus obat tersebut, mengambil satu pil, lalu memasukkannya ke dalam kopi. Membuat Beomgyu refleks memukul punggung Hyunjin.

"woy gila lu, lu kalau demam itu obatnya dulu yang diminum bukan dicampur gitu etdahhhh" Beomgyu menjambak rambutnya frustasi

Salah apa Beomgyu, kondisinya baru membaik namun sudah dibuat frustasi oleh ke-randoman seorang Hyunjin.

"obat demam itu fungsinya buat apa?" tanya Hyunjin

"penurun panas"

"kopi ini panas atau gak?"

"panas"

"nah, paham kan?"

Beomgyu terdiam sejenak, lalu tersenyum dengan manisnya. Ahh ingin rasanya tangan mulus dan putih Beomgyu menampar otak Hyunjin yang kerandomannya sudah overload, bagaimana bisa seorang Hwang Hyunjin yang katanya idaman para wanita ini berpikir jika obat demam bisa menurunkan panas sebuah kopi?

Dan setelah itu, Beomgyu rasanya ingin menenggelamkan diri saja karena melihat Hyunjin yang dengan santainya minum sembari menonton televisi.

Mari kita lupakan kerandoman Hyunjin sejenak karena kini Huening datang ke rumah sakit, rumah sakit tempat mereka kini berada. Huening melihat mereka mereka dari kejauhan, lalu tersenyum tipis. Dengan cepat Huening melesat menuju ruangan tempat dimana Taehyun berada, masuk ke dalam sana bagai ninja. Cepat dan hening (sesuai namanya).

Huening menatap Taehyun yang masih terbaring lemah dengan matanya yang menutup dengan rapat.

"lu gak capek gini mulu, Kang Taehyun?" tanya Huening

Huening mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, lalu memotret Taehyun dan mengirim fotonya pada seseorang.

"gua aja capek, masa lu gak" guman Huening

Huening mengusap lengan Taehyun sejenak, lalu pergi dari sana dengan cepat. Huening tidak ingin seseorang melihatnya, terutama mereka, dan Taehyun (jika tiba tiba Taehyun tersadar dari tidur panjangnya).

Trio Choi [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang