Berdamai

23 1 9
                                    

_flashback on_

"Raka, kamu udah siap buat ujian?"

"Siap dong Kiya." Jawab Raka dengan penuh semangat.

Raka adalah lelaki yang teguh pendirian dan mandiri. Memiliki tatapan tajam dan lembut, ia bisa menjadi singa dan kucing sekaligus, lebih tepatnya lelaki yang menarik. Tak luput kecerdasannya yang tak diragukan lagi.

"Bukannya ngeledek ya.. Bukannya kamu tadi malem gak belajar ya... " tanggap Kiya.

"Aku gak belajar tadi malem bukan berarti aku gak belajar Kiya."

"Oh okeee."

Raka dan Kiya berangkat ke sekolah dengan sepeda mereka masing masing. Sepanjang perjalanan mereka saling memberi soal dan mengulang ulang pelajaran mereka. Mereka memang sahabat yang baik saling mendukung dan menyemangati satu sama lain.

"Yuhuu ujian.. Semangat Kiya.." kata Raka sambil menyeringai menyemangati Kiya yang tampan gugup.

"Semagat Raka," jawab Kiya dengan mata yang dipenuhi ambisi.

Ujian berlangsung selama 6 hari. Dan begitulah setiap hari mereka rutin belajar bersama setiap malam.

--

"Yeay,, hari besok ujian terakhir."

"Ujian terakhir bukan berarti besok berhenti belajar Kiya... " mendengar ucapan Raka Kiya hanya tersenyum kecil. Dalam batinnya "Raka memang anak yang baik dia juga rajin, beruntung kamu Kiya dapat sahabat kek begini."

"Udah jam 9 Kiya aku pulang dulu ya..."

"Ohh Oke hati hati yaa.. "

"Besok siap siap yang cepet besok kita berangkat bareng lagiii."

Kring kring bunyi alarm Kiya menandakan jam menunjuj ke angka enam. Kiya bangun dengan ekspresi di penuhi dengan kaget dan dia segera beranjak dari kasurnya dan segera bersiap.

"Mana sikat gigi ku... "

Kiya begitu terdesak karena ia akan berangkat bersama Raka. Seperti biasa Raka memang lah anak yang sangat rajin. Dia rutin berangkat sekolah pada pukul 06.15 dan tiba di sekolah pada 06.20.

"Mampus.. Kurang 10 menit lagi.. Duh Raka nanti marah lagii."

Kita yang bersiap dengan penuh desakan dengan segera ia bersiap dan akhirnya siap. "Nah pas 06.15 untung Raka belum dateng."

"Kiya.." panggil Raka dari depan pagar rumah Kiya.

"Oke sebentar aku ambil sepeda dulu Ka."

"Butuh bantuan gak? "

"Enggak kok ini sepedanya ayo kita berangkat."

"Lu udah makan Ki?"

"Hehe."

"Sudah kuduga lu pasti belum sarapan, ni gua bawa 3 bekal buat kita berdua."

"Ini ibumu Ka yang bikin?"

"Iyalah maunya siapa lagi.."

"Thanks ya.. "

"Dah ni makan dulu baru kita berangkat."

Kiya makan sarapan dengan lahap, memang semalam dia tak sempat makan malam karena belajar dan kegiatan organisasi yang membuatnya telat pulang.

"Makannya pelan pelan aja Kiya."

"Ini enak banget makasih banget buat ibu kamu."

Raka tersenyum melihat sahabatnya yang makan dengan lahap. Matahari pagi semakin terik hari ujian terakhir diawali dengan apel yang cukup lama.

Lintas KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang