Mentari menyinari pagi yang damai nan tenang, berjalan seorang lelaki dari kediamannya menuju taman, dalam kejauhan seorang gadis menepikan sepedanya, wajah yang tak nampak asing, serentak raut wajah lelaki itu berubah, hati yang dipenuhi kerinduan awalnya merubah mata nya menjadi berbinar binar seakan akan berlinang air mata, hatinya yang hampa kini menjadi sesak brutal tak terkontrol, degup jantung yang semakin berdegup kencang, serasa dunia yang dia rindukan datang kembali dengan penuh sesak dan desakan luka masa lalu.
Lelaki itu adalah Raka, ia yang telah lama pergi dari studinya di luar negeri kembali pulang ke rumah hanya untuk ber singgah sejenak, ia akan melanjutkan studinya yang lebih tinggi lagi dalam waktu dekat ini dan akan kembali ke luar negri. Raka memandangi Kiya dari jauh, Kiya yang berbaju santai dan masih dengan buku kecil dengan berbagai ganci tersayangnya, Raka ingin sekali menyapa tapi tidak ingin menghancurkan apa yang selama ini Kiya bangun untuk menutupi segala luka masa lalu. Raka tak ingin kemunculan dirinya membuka kembali luka yang telah tertutup itu.
Akan tetapi rasa rindu Raka tak mencegahnya dari menemui Kiya, ia berlari pulang ke rumah dan mengambil topi dan mengenakan jaket, ia menyemprotkan parfum yang tak biasa ia kenakan. Mengubah gaya rambutnya menutupi wajahnya dengan poninya.
“Wah benar benar berbeda dari Raka Aditya Mumtaz, sekarang gua mau nemuin Kiya, oh iya bawa ganci dino dia pasti dah lupa, mana ada Kiya ingat. Kiya aku datang.” Raka dengan wajah semringah nya pergi menghampiri Kiya.
“Sabar Rak jangan ke gabah jangan sampe diri kamu buka luka luka lama Kiya yang udah lama terkubur, jangan merusak pertahanan dirinya. Kendal ini mimik wajah cek cek suara,, Ehem ehem pokoknya gak boleh Kiya tau ini suara seorang Raka Aditya Mumtaz.”
Srek srek suara sendal bergesekan dengan dedaunan dan rerumputan, Raka semakin mendekat kepada Kiya, perlahan memanggil “Kak. Kak.”dalam hati Raka gimana gua manggil Kiya Kak.. Sesuatu yang wahh...
Raka memanggil berkali kali namun Kiya terlalu tenggelam dalam lamunan.. Raka pun mendekati Kiya perlahan jantung yang betdegup semakin kencang menambah emosional.
“Kak maaf ini ada jatuh saya manggil Kakak dari tadi. Maaf Kak ganggu,”
Raka melihat wajah Kiya dengan senyum berbinar akan tetapi Kiya hanya menatap sekilas. Peremuan yang mendebarkan sekali... Bagaikan dunia serasa singkat. Pertemuan singkat yang indah.
Dag dig dig dig jantung yang berdegup tak beraturan bagai terhimpit dan mata yang tak berhenti menatap dalam dia, hati yang berbisik ingin menanyakan kabar. “Apa Kabar Kiya? “
KAMU SEDANG MEMBACA
Lintas Kenangan
De TodoKisah para Penyintas waktu yang tengah berusaha berdamai dengan masa lalu. Berbagai kenangan yang melintas tak jarang menjadi penyakit maupun obat Begitulah masa lalu... Indah menjadi obat, menyakitkan menjadi penyakit. Trauma yang mendalam dan keta...