CHAPTER 18

618 12 0
                                    

Jantung Mawar berdetak dengan kencang karena pundak nya ada yang menyentuh dari arah belakang . Mawar menarik nafas kasar , pelan pelan Mawar mulai membalikkan badannya, mesipun ada perasaan takut dalam dirinya.

Mar melihat seorang peria tampan berdiri di hadapannya sekarang, " Huh , bisa gak sih gak usah ngagetin . Kalo aku jantung gimana .

" Iyah sorry . Udah lam ! Wajah Malvin datar.

" Baru ajah , kak ini benar rumah nya kita gak salah alamat kan," ucap Mawar .

" Seharusnya enggak sih , untuk lebih memastikan kita kesan ajah," ujar Malvin.

Malvin pun berjalan mendekati rumah itu tapi baru ajah beberapa langkah, Mawar menarik tangan sang kakak untuk sembunyi karena dari dalam rumah keluar seorang wanita tuan renta menggendong seorang ana perempuan yang usianya sekitar 10 tahun, dari anak itu ada yang berbeda dia tidak seperti anak normal pada umumnya .

" Itu anaknya," ujar Mawar.

" Iyah," ucap Malvin datar.

" Dia nenek nya?" tanya Mawar sambil menatap sang kakak .

" no, dia buyut nya . Aku baru dapat informasi baru nenek dari anak itu nikah lagi dan dia gak mau mengasuh anak yang memiliki ke butuh khusus , jadi di asuh sana nenek tua itu," ucap Malvin .

" Terus kita ke sini itu mau ngapain, kan tujuan nya kita kesini untuk bertemu dengan ibu nya Azalia," ujar Mawar.

" Kita akan mendapatkan informasi lebih banyak dari nenek tua ini dari pada ibu nya perempuan itu yang kelakuan nya gak jauh beda," ucap Malvin .

" Iya udah kalo gitu kita kesan ajah .

Mawar dan Malvin pun berjalan mendekati nenek tua itu yang sedang bermain dengan anak perempuan itu. Saat berapa langkah mendekati nenek itu tiba tiba Malvin berhenti mendadak yang membuat Mawar pun ikut berhenti juga. Malvin mengeluarkan handphone nya dari aku jaket nya lalu dia menempel beda pipih itu di telinga nya . Setelah itu dia mematikan handphone nya . Wajah Malvin terlihat cemas.

" Kita pulang sekarang," ujar Malvin.

" Kenapa? ada apa?" tanya Mawar penasaran

" Papah masuk rumah sakit dia kena serangan jantung," ucap Malvin .

" Apa !

" Iyah , jadi sekarang lebih baik kita ke rumah sakit," ucap Malvin .

Mawar pergi satu mobil deng sang kak sedang mobil yang tadi Mawar suruh langsung pergi ajah . Di dalam mobil dua kakak beradik itu sangat panik dan hawatir dengan kadan sang papah.

" Kak , bukannya selam ini papah itu selalu melakukan hidup sehat , terus kenapa dia bisa kena serangan jantung seperti ini ! air mata Mawar membasahi pipi nya sambil sesekali Mawar menghapus air mata itu.

" Kak juga gak tau , dek . Kita tanya ajah nanti sama dokter setelah kita sampai sana," ucap Malvin .

Beberapa jam kemudian akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit. Mawar dan Malvin pun mereka turun dari mobil dan berlari kedalam rumah sakit. Di ruang ICU di sana sudah ada Erik dan Ineke . Mawar menghampiri dua orang yang sedang duduk di kuris .

" Kak , papah gimana , kenapa dia bisa kena serangan jantung?" tanya Mawar dengan rada panik yang mendera dirinya.

" Aku juga gak tau , tadi itu papah nerima telepon dari nomor asing teru dia pegangin dada nya lalu ambruk," ujar Erik menjelaskan.

" Kamu yang tenang ya , aku yakin tuan Andi pasti akan baik baik ajah !" Ineke merangkul pundak Mawar .

" Iya , makasih ya Ke," ujar Mawar.

" Iya sama sama , sekarang lebih baik elo duduk dan tenangkan diri dulu !" Ineke menuntun Mawar untuk duduk di kursi tunggu.

Mereka berempat menunggu dokter keluar dari ruang pemeriksaan. Setengah jam kemudian seorang dokter wanita keluar dari ruang pemeriksaan.

" Dengan keluarga pak Andi," ujar dokter itu.

" Saya anak nya dok , bagaimana kadan ayah saya, dia baik baik aja kan..."

" Mawar kamu tenang dulu biara kan dokter jelasin semuanya!" Erik menenangkan adik nya itu.

" Bengi pak Andi mengalami serangan jantung mendadak, dan kita harus melakukan pemasangan ring di jantung," ujar dokter itu.

" Lakukan apa pun yang terbaik untuk ayah saya," ucap Malvin.

" Baik kalo gitu kami akan segera melakukan nya, tapi sebelum itu tolong banyak duku administrasi untuk pemasangan ring nya," ucap dokter itu.

" Baik dok," ujar Malvin . Malvin pun pergi menuju resepsionis untuk membayar biaya operasi pemasangan ring jantung.

" Kak , papah akan baik baik ajah kan , dia bakal seperti biasanya kan setelah pemasangan ring jantung ini ! air mata Mawar meluncur bebas tak dapat ia bendung lagi.

" Kita hanya bisa berdoa ajah semoga papah akan baik baik saja. Kamu lebih baik banyak banyak berdoa untuk kesembuhan papah," ucap Erik .

" Iyah , kak ! lirih Mawar.

Ineke menggenggam tangan Mawar, " You're strong .

" Thanks , geu minta doanya untuk bokap," ujar Mawar.

" Itu pasti, gue berikan doa terbaik buat bokap , elo," ujar Ineke.

Merek bertiga hanya bisa duduk menunggu sambil terus merapal kan doa untuk tuan Andi . Malvin pun kembali ke ruang tunggu dia duduk di sebelah Ineke. Tidak ada pembicaraan dari ke empat orang itu mereka sibuk dengan pikiran mereka masing masing dan berdoa sesuai keyakinan mereka. 60 menit kemudian dokter pun keluar dari ruang operasi.

" Dok bagian mana?" tanya Mawar.

" Semu nya lancar, setengah jam lagi pasti akan di pindah ke ruang rawat dan setelah itu kalian bisa melihat nya . saya permisi dulu," ujar dokter.

" Iyah , dok ?

MAWAR (vengeful fire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang