CHAPTER 12

685 16 0
                                    

Zaki duduk di balkon dia tampak termenung, tatapan mana nya lurus ke depan. Seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu yang membuat nya khawatir.

" Mas , seja dua jam yang lalu loh kamu dudu melamun di balkon, ada apa sih . Apa ada masalah di kantor?" tanya Mawar sambil mendaratkan bokong nya di kursi samping Zaki .

" Hum . Enggak papa!" Jawaban Zaki .

" Aku bisa liat dari raut wajah kamu ,mas  , kalo kamu itu lagi mikirin sesuatu. Cerita ajah sama aku siapa tau aku bisa bantu," ucap Mawar , mawar menggenggam tangan suami nya itu .

Zaki melirik ke arah Mawar ia tersenyum dan mengelus tangan istrinya. Apa yang mas harus cerita sama kamu Mawar, apa mas haru cerita jika saat ini suami kamu sedang memikirkan perempuan lain , yang tak lain adalah kekasih gelap nya . Azalia kamu juga kemana ini udah tiga hari kamu gak ada kabar , hp kamu juga gak aktif.

" Tuh kan bengong lagi . Udah deh cerita sama aku , mungkin dengan begitu kamu akan sedikit tenang," ucap Mawar yang terus mendesak agar suaminya cerita tentang apa yang sedang ia pikirkan.

" Huh, istri aku tersayang  yang paling cantik , aku gak papa , cuma ya sedikit masalah ajah , bisa masalah tender yang sedang aku pegang, udah lah gak perlu di pikirin, biar ini jadi masalah aku ajah," ucap Zaki menjelaskan.

" Ah gitu . Iya udah lebih baik sekarang kita turun aku udah masakin makanan kesukaan kamu , kita makan siang bareng di bawah," ucap Mawar .

" Iya sayang , ayo," ujar Zaki .

Mereka berdua pun turun ke lantai bawan menuju meja makan. Di meja makan sudah terdapat banyak hidangan makanan yang enak enak yang menggunggah selera. Zaki duduk di kursi biasa ia duduki, Mawar mengambil piring milik suami nya itu lalu mengisi nya dengan nasi , udang  goreng tepung, sambal cumi asin , setelah itu Mawar meletakkan kembali di depan Zaki , gelas Zaki yang masih kosong juga di isikan air .

" Ayo mas makan." Ucap mawar , ia juga mengisi piring nya dengan nasi dan udang goreng tepung. 

" Iya sayang mas makan," ucap Zaki . Zaki pun menyendok makanan nya lalu memasukkan nya kedalam mulut .
Makanan itu memang enak seperti buatan chef terkenal, tapi suasana hati Zaki yang tidak enak membuat ia tidak napsu untuk makan .

" Sayang sekarang kamu lagi apa , apa kamu makan enak di sana." Zaki membatin dalam hati .

" Masakan aku nggak enak nya?" Tanya Mawar.

" Heh , enggak ko masakan kamu enak seperti biasa!" Jawaban Zaki .

" Kalo enak ko cuma di aduk aduk ajah enggak di makan," ucap Mawar .

" Nggak papa ko . Sayang aku ke kamar ya mau istirahat." Zaki bangkit dari duduknya.

" Lah , terus ini makanan kamu giman," ucap Mawar .

" Simpen ajah , aku mau istirahat ajah  aku cape dan rasanya badan pengel semua," ucap Zaki .

" Iya udah deh kalo gitu kamu istirahat ajah," ucap Mawar .

Zaki pun pergi dari meja makan ia menaiki anak tangga untuk menuju ke kamar nya .

Setelah Zakia naik ke kamar nya ,hp Mawar berdering, sebuah pesan dari Malvin.

( Kita ketemu sekarang di rumah aku , jangan lama lama . INI PENTING )

" Hal penting apa coba , udah deh aku kesana ajah," gumam Mawar.

( Iya aku kesana sekarang, tunggu aja)

Mawar pun pergi ke kamar nya ,di kamar Zaki terlihat sedang tertidur dengan selimut yang menutup sampai dada .

" Gimana ya ijinnya mas Zaki tidurnya lelap banget lagi , udah deh aku tulis surat ajah." Mawar pun mengambil kertas yang ada di dalam laci meja rias nya . Mawar menulis Jikan ia akan pergi ke rumah sang kakak .

Setelah menulis surat Mawar pun mengambil tas dan kunci mobil lalu ia keluar dari kamar itu .

Mawar mengeluarkan mobil nya lalu pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Setengah jam kemudian mobi Mawar berhenti di depan gerbang hitam yang menjulang tinggi .Mawar menekan klakson mobil nya lalu seorang peria berbaju hitam membuka gerbang itu , mobil Mawar pun masuk ke dalam . Rumah berwarna putih tiga lantai dan halaman yang sangat luas , mobil Mawar pun berhenti di halaman rumah itu lalu ia keluar dari mobil dan berjalan ke arah rumah, pintu rumah itu terbuka lebar, Mawar langsung saja masuk ke dalam rumah itu . Di dalam rumah itu tidak hanya kakak pertama nya tapi kakak kedua, paman  dan papah nya juga berada di sana .

Mereka menatap ke arah Mawar  , dari ke empat peria itu dua peria yang usia nya sudah memasuki usia 70 tahun .

" Ko pada kumpul ada apa , ada acara bagi bagi warisan ya," ucap Mawar sambil tertawa.

" Duduk," ucap Papah Mawar iya itu Tuan Andi.

Mawar yang mendengar papah nya berbicara begitu tegas seketika senyum dan tawa nya hilang ia hanya bisa menurut , ia duduk di tengah tengah kedua kakak nya .

" Apa kamu beranggapan sudah tak memiliki keluarga lagi?" Tanya paman .

" Papah!" lirih Mawar .

" Jawab , apa kamu berpikir tidak memiliki keluarga lagi?" Tanya papah lagi dengan pertanyaan yang sama .

" No , aku gak berpikir seperti itu!" Jawab Mawar.

" Jika kamu tidak berpikir seperti itu , lalu kenapa kamu sembunyikan hal sebesar ini dari papah , jika bukan karena kak² mungkin papa gak bakal tau dan papah seperti orang tua yang gagal membiarkan putri nya menghadapi masalah sebesar ini sendiri," ucap Tuan Andi.

" Pah plis jangan bicara seperti itu , papah gak gagal ko jadi soso ayah , justru Papah ada ayah terhebat yang bisa membesarkan tiga anak sampai jadi sukses seperti sekarang. Aku bukan gak anggap kalian keluarga, enggak gitu aku cuma gak mau masalah aku jadi beban pikiran, terutama Papah, aku gak mau bikin sakit Papah kambuh!" Lirih Mawar dengan berlinang air mata.

" Nak Papah pernah bilang kan sakit nya kalian sakit nya papah juga dan sekarang masalah nya kamu juga masalah Papah , jadi apa pun kamu bicara jangan rasakan sakit itu sendiri," ucap Tuan Andi.

Mawar hanya menunduk kepala , air mata nya menetes dari pelupuk mata membasahi pipi nya . Ia terharu saat suami nya memberi luka ia masih ada keluarga yang memberi semangat dan kekuatan untuk dirinya.

                            ††††††

Sudah tiga hari Azalia berada di tempat asing itu penampilan nya juga sudah berantakan. Tubuh Azalia masih bersih tampak luka , dua orang itu memperlakukan Azalia memberi nya makan dua kali sehari. Azali sendiri merasa heran jika memang ia di culik tapi kenapa mereka tak melakukan apa apa ke dirinya bahkan menyiksa nya pun engga.

Pintu ruangan itu terbuka seorang peria dengan penutup wajah masuk ke sanan , dia membawa kantong keresek hitam di tangan nya .

" Makan lah." Peria itu menyimpan keresek hitam itu di depan Azalia.

" Kapan aku di bebaskan, aku gak betah di sini!" Lirih Azalia .

" Nanti ketika bos ku menyuruh aku untuk membebaskan mu , sekarang lebih baik makan dulu , jangan sampai kau sakit," ucap peria itu , setelah memberikan makanan untuk Azalia peria itu pergi dari sana tak lupa dia menutup pintu dan menguncinya.

Azalia membuka keresek hitam itu di dalam nya berisi sebungkus nasi. Nasi bungkus itu berisi sambal tomat terasi, tahu dan tempe goreng.

" Huh , sampai kapan aku harus tersiksa dengan terus menerus di kasih makanan seperti ini."

Dengan terpaksa Azalia memakan makanan itu jika tidak di makan pasti ia akan di marahi dan di bentak oleh dua peria itu . Bahakan lebih buruk ia mungkin ia gak bakal di kasih makan lagi .
Selesai makan Azalia pun membuka plastik yang berisi air minum , ia menggigit ujung dari plastik itu dan menyedot air nya. 

 

MAWAR (vengeful fire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang