CHAPTER 22

588 9 0
                                    

Setelah meeting di restoran tadi Erik dan Ineke pun langsung pergi ke kantor karena mereka masih banyak kerjaan terutama Ineke sekertaris Erik yang pasti setiap kerjaan peria itu akan melibatkan kan nya juga . Di dalam mobil tidak ada pembicaraan apa pun Erik fokus menyetir sedangkan Ineke fokus melihat jadwal kegiatan bos nya itu di iPad .

" Pak , nanti sore anda ada meeting lagi dengan PT mentari..."

" Kamu atur saja semua nya," ucap Malvin .

" Baik , pak," ujar Ineke .

Setelah sampai di kantor Erik dan Ineke pun , mereka turun dari mobil dan masuk ke dalam gedung itu , Erik langsung masuk ke ruangan nya sedang Ineke ia duduk di meja yang berdasi di depan ruangan Erik . Ineke menyalakan komputer nya lalu mulai mengerjakan kerjaan yang menumpuk itu. Di dalam ruangan Erika juga subuh dengan kerjaan nya yang mengung , apa lagi sang kakak tidak bisa masuk kantor karena harus mengurus kerjaan di perusahaan GV grup , perusahaan ayah nya karena sangat gak mungkin jika kantor di biarkan di urus oleh Zaki , itu sama saja memberikan kepercayaan terhadap perampok untuk menguasai perusahaan itu.

Suara ketukan pintu tersengat , lalu seorang perempuan cantik dengan balutan dress pendek , dia berjalan mendekati Erik .

" Sayang , kamu lagi sibuk ya," ujar perempuan itu yang gak lain adalah Marry .

" Iyah aku lagi sibuk , ada apa kamu kesini," ucap Erik yang manis tetep fokus ke layar laptop nya .

" Sayang !"

" Apa , ada apa bilang ajah aku dengerin ko," ucap Erik .

" Huh, kita Dinner yu , ada cafe yang baru buka, kata teman teman aku makanan di sana enak enak," ucap Marry .

" Aku lagi banyak kerjaan jadi gak bisa , maaf," ucap Erik .

" Kenapa sih kamu itu kalo aku ajah jalan pasti gak pernah mau," ucap Marry cemberut.

" Sayang, bukan aku gak mau tapi aku beneran lagi sibuk sekarang, belum lagi kan papah lagi sakit dan mas Malvin yang haru gantin papah di sana. Next time ajah ya," ucap Erik mencoba memberi pengertian.

" Kenapa sih , si tua itu gak cepetan mati aja biar gak nyusahin!!" gumam Marry pelan .

" Apa , tadi kamu bilang apa , siapa yang mati?" tanya Erik .

Marry bingung harus jawab apa, tatapan mata Erik juga begitu tajam saat melihat Marry , hal itu malah membuat Marry semakin gelisah .

Sebuah ketukan pintu membuyarkan kegelisahan suasana di ruangan itu .

" Masuk," ucap Erik dari dalam ruangan.

Pintu ruangan Erik terbuka dan yang masuk adalah Ineke dia membawa dua buah map di tangan nya , Ineke berjalan mendekati meja Erik .

" Maaf , pak menganggu ini ada berkas yang harus bapak tandatangani,"ucap Erika menyodorkan dua map itu .

Erika pun mengambil berkas itu dari tangan Ineke , membuka nya dan membacanya dengan teliti, jika tidak teliti kalo ada kesalahan sedikit saja itu bisa membuat perusahaan ini hancur.

" Sayang , kayanya kamu memang lagi sibuk kalo gitu aku pulang ajah deh , bye," ucap Marry dia pun keluar dari ruangan Erik terburu buru.

Erika yang melihat sang kekasih yang terburu buru merasa heran di buat nya.

" Ini  suda saya tandatangani," ucap Erik memberikan map itu kembali ke Ineke .

" Kalo gitu saya permisi," ujar Ineke .

Ineke pun keluar dari ruangan Erik . Di meja kerja nya Ineke melanjutkan kerjaan nya kembali .

                             †††††

Di rumah sakit Mawar duduk di samping ranjang ayah nya , Mawar menyuapi bubur ke ayah nya dengan teliti dan hati hati .

" Papah , cepat sembuh ya," ucap Mawar .

" Iyah sayang . Sebenarnya kalo  disuapin kaya gini sama putri papah yang paling cantik , besok juga papah pasti udah bisa pulang," ucap tuan Andi.

" Aamiin ,kalo gitu sekarang papah makan yang banyak , biar besok bisa di izin pulang sama dokternya," ucap Mawar.

" Siapa bos," ujar tuan Andi.

" Wah , seperti papah udah sehat nih, udah bisa bercanda ajah," ujar Malvin yang baru saja masuk dengan membawa dua keresek dengan nama sebuah restoran di keresek itu.

" Iya dong  kan aku yang ngerawat nya," ucap Mawar memuji diri sendiri.

" Iya deh , eh iya dek kamu pulang ajah dulu sekarang, mandi sama ganti baju dari kemarin kan kamu belum ganti baju , papah biara Mas, yang jagain," ucap Malvin .

" Iya sayang kamu pulang dulu ajah , papah biara di jagain sama mas Malvin,"ucap tuan Andi .

" Iya udah deh, aku pulang dulu nanti sore atau malam aku kesini lagi jagain papah , mas jagain papah dengan baik ,ya," ucap Mawar .

" Iyah adikku yang cantik , siapa itu pasti," ujar Malvin .

" Kalo gitu aku pamit dulu ya , bye," ujar Mawar.

Mawar pun keluar dari ruang papah nya dia berjalan di koridor rumah sakit menuju parkiran rumah sakit . Saat akan dekat parkiran Mawar bertabrakan dengan seseorang, hingga membuat nya terjatuh ke lantai.

" Aduh sakit , hati hati dong kalo jalan," ujar Mawar sambil berusaha bangun.

Mawar pun mengangkat kepalan nya untuk melihat siapa orang yang telah bertabrakan dengan nya itu. Sosok pria tampan dengan kata mata yang bertengger di hidung nya.

" Ini kan pria yang waktu itu,' batin Mawar.

" Non , seperti anda salah yang harusnya hati hati itu anda bukan saya, atau anda itu memang hobi nabar orang, seperti waktu itu  apa itu betul," ucap pria tampan itu .

" Sorry!!" cicit Mawar .

Peria tampan itu tersenyum,  "Kau ini saa mudah bilang maaf ya, tapi nggak masalah saya terima permintaan maaf anda," ujar pria tampan itu .

” Terima kasih, kalo gitu saya permisi dulu," ujar Mawar dan Mawar pun pergi dari tempat itu .

Setelah kepergian Mawar pria itu tersenyum simpul, setelah itu dia pun melanjutkan jalan nya masuk kedalam rumah saki itu. Pria tampan itu masuk ke sebuah ruang rawat di mana seorang wanita muda sedang terbaring tak berdaya di sana dengan selang infus yang terpasang di tangan nya juga selang pernapasan yang berada di hidung nya . Pria itu duduk di kursi samping ranjang tempat wanita itu terbaring, pria tampan menggenggam tangan perempuan itu dan mengelusnya dengan lembut.

” Cepat bangun lah , kau tau aku sudah menemukan perempuan itu jadi bangun lah agar kita bisa membalaskan semua nya bersama sama....," ucap pria itu lirih.

Peria itu mencium tangan perempuan itu dengan lembut lalu mengelus kening nya dengan penuh cinta dan kasih sayang . Setelah melihat perempuan itu dan mengobrol pria tampan itu pun keluar dari ruangan itu dia pergi meninggal kan ruang itu dan rumah saki itu mobil nya melaju entah kemana .

MAWAR (vengeful fire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang