"Ji, udah liat anak baru yang katanya mau masuk kelas kita? Dia alpha baru."
Saat ini dua insan yang menyandang status sebagai sepasang sahabat alpha itu tengah bercengkrama di kelas mereka. Hwang Hyunjin --yang barusan mengeluarkan suaranya-- bahkan sedikit terengah karena sebelumnya ia setengah berlari untuk memberitakan kabar terbaru bagi sahabatnya, Han Jisung.
Semua orang sudah membicarakan ini, terutama kalangan omega. Hyunjin pun mendapatkan informasi tersebut dari salah satu teman omeganya, Lee Felix. Pemuda dengan freckles di wajahnya itu mengatakan bahwa beberapa dari mereka sibuk mengintip ruangan kepala sekolah dimana ada seorang alpha baru yang terlihat begitu maskulin dan menarik perhatian.
Ia bilang bahkan caranya berjalan saja sangat keren.
"Kenapa emangnya?" Jisung mengangkat sebelah alisnya, untuk apa Hyunjin repot-repot memberinya kabar soal alpha baru? Seharusnya yang dapat membuatnya tertarik seperti itu adalah omega baru yang manis dan menggemaskan. Jisung pasti akan segera melakukan segala hal yang menurutnya keren untuk menarik perhatiannya.
Jisung sama sekali tak peduli dengan kabar tersebut.
"Loh, asal lo tau aja, Ji. Aura dominan dia itu bener-bener kuat! Bisa-bisa peringkat tertinggi playboy di sekolah ini jadi milik dia. Dia bisa jadi saingan terberat kita!" ucap Hyunjin heboh. Well, ia belum bertemu dengan orang yang dimaksud, sih. Tetapi berdasarkan cerita Felix dan teman-temannya yang lain, Hyunjin merasa posisi mereka akan terancam.
Jisung mengerutkan dahi mendengar penuturan dari teman satu kelasnya itu, berlebihan sekali Hyunjin ini. Ayolah, mereka sudah hidup berperilaku selayaknya seorang alpha yang dapat dengan mudah menggaet omega dari berbagai kalangan selama bertahun-tahun. Dan semua itu akan dengan mudahnya direbut oleh alpha baru ini? Itu takkan terjadi. Konyol sekali Hwang Hyunjin ini.
Sudah dua tahun lebih mereka menyandang status sebagai alpha paling menarik perhatian di sekolah, dan posisi itu takkan pernah bisa dicapai oleh siapapun kecuali mereka lulus. Jisung yakin tahun terakhir mereka bersekolah pun akan sama indahnya dengan dua tahun ke belakang. Diminati oleh hampir semua omega.
"Ga mungkin, Hyun. Dia gaakan bisa gantiin posisi kita. Gue yakin dia nerd," protes Jisung. Ia menggelengkan kepalanya, sama sekali tak khawatir dengan segala hal yang akan terjadi setelah sang alpha baru memasuki kehidupan mereka.
"Ih, lo mah gatau aja pesonanya dia kaya gimana. Omega lain aja pada ribut. Mending lo jalan-jalan sana, siapa tau ketemu terus berubah pikiran," ucap Hyunjin sembari berusaha mendorong bahu Jisung untuk pergi keluar kelas.
Sang korban pendorongan hanya menahan tubuhnya sembari mendengus kesal, tak ingin mengikuti saran sahabatnya itu. "Ga mau. Gue ga perlu validasi. Dia gaakan pernah bisa ngerebut apa yang udah kita punya. Berhenti dorong-dorong gue."
Pemuda Hwang itu menghentikan aksinya, "kok lo bisa seyakin itu?"
***
"Ho, gue mau pinjem catetan lo di kelas tadi."
"Ga."
Mata bulat Jisung memicing, tak menyukai sikap Minho yang terkesan semena-mena padanya. Padahal pemuda Lee itu hanya menumpang tinggal di rumahnya, bahkan kamar yang digunakan Minho seharusnya menjadi miliknya.
Ha?
Jadi, biar kujelaskan sedikit. Minho dan Jisung sebenarnya tinggal satu atap.
Ya, benar. Satu atap.
Hubungan mereka? Entahlah. Jisung tak ingin mengakui Minho sebagai kenalannya. Ia tak begitu menyukai kehadiran Minho di sekitarnya, apalagi sedekat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Minsung] ✔
Fanfiction[Completed] Han Jisung merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Lee Minho yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya...