Kelas hari ini baru saja selesai. Jisung yang terpikirkan suatu ide untuk menyelamatkan hidupnya --dan statusnya-- itu segera menghampiri Seungmin dan menarik tangan pemuda itu untuk ikut bersamanya.
"Seungmin! Lo ikut gue pulang!" ucapnya.
Pemuda yang baru saja ditarik tangannya itu bingung begitu Jisung menyeretnya keluar kelas. "Hah? Ngapain?" tanyanya.
"Udah ikut aja," Jisung membawa Seungmin menuju tempat parkir mobilnya dan segera mempersilahkan pemuda itu untuk segera masuk.
Seungmin tak tahu apa yang tengah terjadi dan mengapa Jisung menariknya begitu saja. Ia beberapa kali melontarkan pertanyaan dan Jisung hanya meresponnya untuk diam dan mengikuti perkataannya.
"Ji? Mau ngapain, sih?" tanya Seungmin sekali lagi, begitu keduanya telah duduk di dalam mobil dengan Jisung yang segera membawa mobilnya pulang.
Setelah memastikan pemuda Kim itu tak dapat menolak perkataannya karena mereka sudah ada di dalam mobil, Jisung pun mulai menjelaskan niat apa yang tengah diperbuatnya. "Ada hubungannya sama Minho," jawabnya.
Ah, Seungmin jadi ingat bahwa Jisung dan Minho tinggal di bawah atap yang sama.
"Emang Minho kenapa?" tanya Seungmin penasaran.
"Minho rut," memilih untuk tak merahasiakannya karena toh Seungmin tak mungkin lompat dari mobil, Jisung langsung saja menuju intinya.
"Hah?" Seungmin bingung, jika memang Minho rut, lalu mengapa ia harus ikut pulang bersama Jisung?
Jarak dari rumah Jisung menuju sekolah tak begitu jauh, sehingga tinggal beberapa meter lagi mereka akan segera sampai. Jisung mulai melambatkan mobilnya dan merespon kebingungan Seungmin, "pil gue ga ngaruh buat dia, jadi gue rasa lebih baik lo bantuin dia."
Memasang ekspresi terkejut, Seungmin mencoba untuk memastikan, "maksud lo.. gue sama Minho..?"
Menangkap apa yang Seungmin maksud, pemuda Han itu segera mengiyakan. "Iya. Gue ga kuat nahan feromonnya Minho terus-terusan." Jujur saja Jisung juga lelah harus menahan diri setiap ia menghirup aroma Minho. Memang menyenangkan sih, tetapi lama kelamaan ia merasa mabuk karenanya.
Begitu Seungmin menyadari ada yang aneh dari kalimat Jisung, ia bertanya, "loh? Lo bisa cium feromon Minho? Bukannya kalian berdua sama-sama alpha?"
Astaga, rupanya ada lagi satu orang yang belum mengetahui identitas Minho yang sebenarnya. "Um.. itu.. gue jelasin nanti aja. Yang penting lo bantuin dia dulu," ucapnya.
Tak ada waktu lagi untuk menjelaskan, karena mereka kini telah sampai di pekarangan rumah Jisung.
Seperti biasa Jisung memarkirkan mobilnya di garasi rumah, dan sore ini kedua orang tuanya masih belum pulang. Ia rasa mereka masih memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan masa penyiksaan ini, karena sungguh, Jisung terkadang merasa tak cukup kuat untuk menahannya.
"Ji, gue rasa ini gaakan berhasil, deh," ucap Seungmin begitu keduanya telah sampai di depan pintu rumah Jisung, melepaskan sepatu mereka dan menyimpannya di atas rak.
"Udah lo ikutin gue aja, pasti bisa kok," meskipun dalam hati ia merasa ragu, namun Jisung mencoba untuk berpikir positif.
Begitu membuka pintu, pemuda dengan ikon anak anjing itu cukup terkejut begitu indra penciumannya menangkap aroma menyengat yang menguar dari dalam. "Jadi.. ini feromon Minho.." gumamnya.
Jisung segera saja memasuki rumah diikuti Seungmin di belakangnya. Keduanya pun menaiki tangga dan segera berjalan menuju kamar Minho.
Pemuda tupai itu mencoba untuk langsung membuka pintu, namun rupanya pintu tersebut telah dikunci. Tumben sekali, tak biasanya Minho mengunci pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Minsung] ✔
Fanfiction[Completed] Han Jisung merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Lee Minho yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya...