Jisung berjalan keluar kamarnya begitu ia terbangun dari tidur lelapnya semalam. Ia menemukan Minho tengah berada di dapur villa sembari menyiapkan beberapa jenis makanan di atas meja.
"Kemana yang lain, Ho?" tanyanya sembari mengusak matanya, masih cukup mengantuk saat ini, sebenarnya ingin lanjut tidur jika saja ia tak menemukan sesuatu untuk dimakan. Namun rupanya Minho telah menyiapkannya.
"Lari pagi," jawab Minho.
Mendudukkan dirinya di meja makan, Jisung penasaran, "Kenapa lo ga ikut?"
"Nemenin lo."
Mata bulat Jisung yang pada mulanya masih mengantuk itu segera terbuka lebar. Sialan, ia jadi mengingat lagi perihal ucapan dan kecupan yang Minho berikan padanya malam tadi. Pipinya bahkan sampai merona samar karena malu.
Mengapa pula Minho harus mengungkapkan perasaannya sembari mengecupnya seperti itu? Kan ia jadi berdebar.
Tak ingin tenggelam dalam rasa malunya, Jisung memilih untuk mengalihkan topik, "h-hari ini kita bakal ngapain aja?"
Minho ikut mendudukkan dirinya di meja makan berhadapan dengan Jisung setelah selesai menyiapkan semua piring untuk sarapan ke atas meja. "Katanya sih ke tempat kayak taman bunga gitu, banyak spot foto," jawabnya.
"Pasti ibu-ibu yang ngajuin, nih," respon Jisung jengah. Ia bukan tipe orang yang suka berfoto seperti ibunya.
Keduanya mulai memindahkan berbagai jenis makanan tersebut ke dalam piring masing-masing. Ah, tak lupa Minho juga membantu memindahkan beberapa side dish untuk sang tupai. Cukup melimpah sarapan mereka pagi ini.
Baru saja Jisung hendak mengambil suapan pertamanya, Minho tiba-tiba memanggilnya.
"Ji.." panggilan Minho seketika menghentikan gerakan tangan Jisung.
Yang lebih muda menoleh sembari mengangkat sebelah alisnya, "apa?"
"Mau nonton drive-in bareng gue ga malem nanti?" Minho mencoba menawarkan Jisung untuk menonton bersama. Ia berencana untuk mengajak pemuda Han itu menikmati sebuah film dari dalam mobil mereka malam nanti. Toh sore ini mereka semua akan pulang, tak salah untuk berjalan-jalan sedikit malam harinya.
"Film apaan emangnya?" Jisung tak begitu yakin apakah film dalam drive-in akan sama asyiknya dengan film di bioskop. Lagipula penontonnya hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki mobil, apakah tempat itu akan ramai?
Minho pun tak tahu. Ia belum memutuskan untuk menonton film jenis apa karena dirinya pun belum sempat melihat listnya. Yasudah, ia akan menentukannya nanti. "Gatau, sih. Liat nanti ada list film apa aja."
"Gue gamau," tanpa banyak bicara Jisung segera menolaknya. Ia tak tahu apakah akan nyaman menonton dari dalam mobil ataupun jenis film apa yang disediakan. Lagipula ia malas, lebih baik tiduran saja di atas ranjangnya yang empuk itu.
Minho mulai mengambil sendok dan bersiap untuk menyantap sarapan paginya, "tiket sama popcorn gue yang beliin."
"Oke, deal."
Dasar tupai serakah.
***
"Jisung! Sini fotoin mama sama mamanya Minho!" teriakan Nyonya Han sungguh menginterupsi Jisung yang sedang menikmati sejuknya angin di ladang bunga ini. Ia merotasikan kedua bola matanya dan segera mengambil ponsel sang ibu untuk menangkap beberapa gambar kalangan ibu-ibu tersebut.
Sudah ia duga baik Nyonya Han maupun Nyonya Lee merupakan yang paling heboh untuk urusan berfoto di tempat wisata.
"Satu, dua, tiga!" ucap Jisung sembari mulai memotret keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Minsung] ✔
Fanfiction[Completed] Han Jisung merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Lee Minho yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya...