"Lo mau main yang mana?" tanya Jisung begitu ia dan Minho melangkahkan kaki mereka memasuki area casino. Ia tak mengajak Hyunjin kali ini, hanya ingin bermain-main bersama Minho saja.
Minho memandang sekeliling. Sekitarnya benar-benar asing, "gue cuma tau rules main blackjack."
Jisung terkekeh sejenak, blackjack merupakan permainannya setiap ia mengunjungi tempat ini. Ia sudah sangat menguasai semua trik untuk memenangkannya. "Lo bakal langsung kalah karna gue paling ahli di game itu," ucapnya.
Mengendikkan bahu sejenak, Minho mengusulkan, "kalo gitu kita mainin yang murni pake keberuntungan." Yah, ia sama sekali tak mengetahui semua permainan di tempat ini, bagaimana ia bisa menang dari Jisung? Cari saja permainan yang mengandalkan keberuntungan, siapa tahu akan berpihak padanya.
Sekali lagi Jisung tertawa kecil, "gaada yang namanya murni disini, Ho. Semua ada triknya masing-masing." Ia berjalan sekeliling, mengamati sekiranya permainan apa yang adil untuk keduanya. "Tapi ga masalah, gue ga jago main roulette."
Roulette merupakan salah satu permainan meja yang mengandalkan keberuntungan, namun tetap saja bagi orang-orang yang ahli mereka memiliki trik-trik tertentu untuk menang.
Jisung mengajak Minho untuk menghampirinya yang telah sampai terlebih dahulu di meja roulette. Minho yang tidak memahami apapun hanya mengiyakan saja begitu sang tupai merekomendasikan permainan tersebut. Jujur saja ia positive thinking akan kalah, sih. Tetapi ia sudah tak bisa menghindar, jadi yasudah.
Pemuda Han itu mulai menjelaskan cara memainkan permainan meja tersebut. Cukup sederhana, kau tinggal meletakkan sebuah benda bulat di atas beberapa angka dan memilih warna antara merah dan hitam. Kemudian kau perlu memutarkan roulette tersebut hingga anak panahnya menunjukkan sebuah angka dan warna.
Jika roulette tersebut menunjukkan angka ataupun warna yang sama dengan yang kau pilih sebelumnya, maka kau akan mendapatkan sejumlah koin.
"Paham?" tanya Jisung. Ia telah mencoba menjelaskannya sesimpel mungkin.
"Kurang lebih," Minho mengangguk kecil. Setidaknya ia mengetahui dasarnya, urusan trik itu lebih baik dipikirkan belakangan, setelah ia benar-benar mencobanya.
"Kita gaakan pake uang, cukup koin ini aja," ucap Jisung sembari mengumpulkan sejumlah koin-koin judi tersebut di atas meja. "Yang punya koin paling banyak sampe 10 puteran dia yang menang," sambungnya.
Minho mendudukkan dirinya pada kursi yang tersedia, "lo belum jawab. Apa yang mau lo taruhin?" ungkitnya kembali setelah tak mendapat jawaban apapun atas pertanyaannya sebelumnya ketika mereka sedang dalam perjalanan.
"Yang kalah harus nurutin keinginan yang menang," jawab Jisung. Belum begitu jelas apa yang diinginkannya atas gambling ini.
"Batasannya?" tanya Minho lagi. Menuruti keinginan pemenang memiliki jangkauan yang terlalu luas. Bisa saja Jisung memintanya melakukan hal-hal yang tidak masuk akal.
"Gaada batasan."
Pemuda Lee itu terdiam sejenak. Ia ragu sejujurnya, karena ia yakin Jisung akan memenangkan permainan ini. Namun ia tak bisa mundur, dan lagi menolak pemuda itu hanya akan membuatnya terlihat seperti pengecut. Bukannya gengsi, hanya saja Minho bukan tipe orang yang mundur akan tantangan yang telah muncul tepat di hadapannya. "Gue penasaran apa yang sebenernya lo pengen dari gue sampe ngelakuin semua ini."
Jisung hanya tersenyum mendengarnya, "warna?" Tanyanya sembari memberikan sebuah benda bulat pada Minho untuk diletakkan pada dua warna antara merah dan hitam.
Minho hanya asal saja, instingnya mengatakan merah maka ia meletakkan benda tersebut di atas warna merah. Ia pun benar-benar memilih angka secara acak yang tersedia di atas meja tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Minsung] ✔
Fanfiction[Completed] Han Jisung merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Lee Minho yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya...