28

11.6K 736 154
                                    

"Ma, Pa, Jisung bisa jelasin," Jisung mencoba untuk mencairkan atmosfer tegang mereka dengan memberikan penjelasan atas dasar apa ia melakukan hal semacam itu bersama Minho. Ia benar-benar harus memperhatikan setiap kalimat yang dirinya lontarkan.

Tuan Han menghela nafasnya berat, "jelasin apalagi? Jelas-jelas kalian ngelakuin yang enggak-enggak semalem. Mentang-mentang Minho enigma."

"Dan kamu Minho--" kali ini Nyonya Han memberikan atensinya pada pemuda Lee tersebut, hingga sang pemilik nama menegakkan tubuhnya seketika. Ia telah mempersiapkan diri jika kedua orang tua Jisung memarahinya hari ini.

"Kamu lagi sakit, harusnya istirahat," sambung Nyonya Han. Ia sudah susah payah mengkhawatirkan Minho belakangan ini, tak disangka rupanya anak itu malah bercinta dengan Jisung dalam masa pemulihannya.

Sang tupai sekali lagi mencoba menjelaskan mengenai apa yang sebenarnya terjadi, "tapi Jisung cuma mau bantuin Minho, Ma.."

Nyonya Han menaikkan sebelah alisnya, "bantuin apa? Yang ada Minho tambah sakit kecapekan."

"Nggak kok, tante. Minho rut, makannya Jisung semalem bantu redain. Minho nggak sakit," Minho mencoba membantu menjelaskan, namun ucapannya membuat pasangan suami istri tersebut terkejut. Rupanya selama ini Minho bukan sakit, melainkan ia tengah dalam masa rut?

Ya.. rut juga menyakitkan, sih. Tetapi kasus ini tentu saja berbeda dengan sakit pada umumnya.

"Kamu rut?!" wanita paruh baya itu bertanya dengan panik, memastikan bahwa dirinya tak sedang salah dengar.

"I-iya.." jawab Minho ragu.

"Dari kapan?" tanya Tuan Han. Ia tahu bagaimana sakitnya menahan rut. Seharusnya Minho mengatakan yang sejujurnya saja pada mereka, bukannya sekedar mengatakan bahwa dirinya tengah sakit. Ini merupakan masalah serius.

"Um.. lima hari yang lalu.." Minho menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa bersalah karena kedapatan membohongi kedua orang tua Jisung yang telah sepenuh hati merawatnya selama ia tinggal di sini.

Nyonya Han memijat pelipisnya, "astaga, kenapa nggak bilang?"

"Maaf, tante.." ucap Minho merasa bersalah.

Kali ini Tuan Han beralih menatap anak kandungnya yang baru saja dibobol itu, "Jisungie.. jadi kamu udah--"

Paham pertanyaan ayahnya akan menjurus kemana, Jisung segera saja memotongnya sebelum pertanyaan itu selesai dilontarkan, "Jisung masih alpha kok! Minho nggak ngeklaim Jisung. Jisung cuma mau bantu Minho biar cepet sembuh. Iya kan, Ho?" tupai itu menoleh ke samping, meminta Minho untuk setuju dengannya.

Minho mengangguk cepat, mengiyakan perkataan Jisung karena memang ia tak melakukannya, sekaligus untuk meredakan amarah kedua orang tua si manis.

"Loh? Kenapa enggak?" tanya Tuan Han bingung.

Tunggu.

Ada yang salah?

Jisung mengedipkan kedua mata bulatnya, "hah? Kenapa tanya?" Sungguh, wajah bingungnya sangatlah lucu saat ini.

"Bukannya harusnya semalem kalian mating sekalian?" sang ayah masih mencoba memastikan dengan apa yang baru saja didengarnya.

Memiringkan kepalanya, sang tupai benar-benar tak dapat mencerna pertanyaan ayahnya saat ini. Apa maksudnya melontarkan pertanyaan semacam itu? "Jisung ngga mau jadi omega, apa lagi?" ia mengangkat sebelah alisnya.

"Harusnya kamu terobos aja, Minho. Kenapa kamu tahan? Pasti gigimu gatel pengen ngeklaim?" diluar dugaan, Tuan Han justru menyayangkan mengapa Minho tak sekalian mengambil kesempatannya semalam. Mengapa pemuda Lee itu justru menahan diri disaat mangsa sudah ada di depan mata?

ENIGMA [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang