16 ⚠️

20K 796 51
                                    

Warning!

Chapter ini mengandung adegan dewasa, silakan untuk tidak membacanya jika merasa kurang nyaman.

⚠️⚠️⚠️


Jisung menutup matanya dengan kedua tangannya yang terikat. Wajahnya begitu bersemu saat ini, menahan segala jenis perasaan yang bergejolak dalam dirinya ketika merasakan penetrasi yang Minho berikan padanya. Matanya berair, ia ingin menangis saja rasanya. Tubuhnya seperti dirobek, dan harga dirinya diinjak.

Dan yang lebih membuat dirinya membenci semua hal yang terjadi saat ini adalah karena ia tak bisa menolak Minho. Tubuhnya tak ingin menolak sentuhan pemuda Lee itu.

Kepalanya mendongak begitu merasakan Minho semakin gencar mengisi lubangnya, bahkan dengan tiga jari di saat yang bersamaan. Ini aneh. Sungguh aneh. Penyiksaan seperti ini seharusnya tidak membuatnya menikmatinya. Ada apa dengan feromon Minho yang memabukkan ini?

Jisung merasa terhipnotis dengan aroma sang enigma, seperti menyuruhnya untuk menyerah dan menerima segala sentuhan yang Minho berikan. Tubuhnya menggeliat setiap kali Minho menggerakkan jarinya di dalam sana, membuat pemuda Lee itu tersenyum miring, puas dengan reaksi yang Jisung tunjukkan.

Jika terus seperti ini, bisa-bisa Minho kelepasan menerkamnya.

"Ahh.. haa.." nafas Jisung terengah begitu Minho akhirnya melepaskan seluruh jarinya. Pandangannya kembali pada Minho, yang kini tengah mengacak-acak isi kotak. Setelah ini apalagi? Jisung harap itu bukan sesuatu yang--

"Minho.. gue mohon.. jangan.. gue minta maaf.." Jisung seketika menggeleng cepat begitu melihat benda yang diambil oleh Minho. Ia bersumpah tak ingin benda tersebut dipasangkan pada tubuhnya, hilang sudah status alphanya setelah ini jika itu benar-benar terjadi.

Sebuah dildo?

Iris gelap Minho menatap sang tupai remeh, "kemana Han Jisung yang harga dirinya tinggi? Kok lo lembek gini?" Tangannya mengambil sebuah pelumas. Hey, ia masih berbaik hati untuk menggunakan cairan ini sebagai pelicin agar Jisung tak begitu merasa kesakitan nantinya. Lagipula ukuran mainan ini tidak sebesar itu, masih lebih besar miliknya, haha.

"Maafin gue, Ho. Tolong jangan.." Jisung bergerak mundur perlahan, namun tentu saja itu tak ada gunanya.

"Sorry," Minho menarik kaki sang alpha hingga kembali mendekat padanya, bahkan melebarkan kedua tungkai tersebut hingga senggamanya terlihat dengan jelas. Sepertinya sudah siap untuk diisi? Mari kita lihat bersama.


Sleb!


"Akh!" Jisung kembali merintih. Sial, rasanya sakit juga. Meskipun telah menggunakan cairan pelumas sekalipun, namun tetap saja sebagai seorang alpha yang lubangnya tak pernah tersentuh, ini sungguh menyakitkan.

Minho mendorongnya semakin dalam, tak mempedulikan rintihan Jisung yang semakin terdengar jelas, bahkan ia dapat melihat satu tetesan air mata mengalir melalui pipi gembilnya. Apakah ini sakit? Masa bodoh. Yang terpenting baginya sekarang adalah menghukum Jisung, hanya itu yang ada dalam benaknya saat ini.


***


"Hnn.. mmhh.. Minho.."

Jisung merasa seperti mangsa. Ia merasa sangat terpojokkan hingga menimbulkan sensasi yang menggetarkan tulang punggungnya begitu saja, mengobarkan hasrat yang berputar-putar dalam dirinya kala Minho menyentuh prostatnya. Mulutnya terus merintihkan nama Minho, tanpa sadar menginginkan hal lebih.

ENIGMA [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang