Jisung membuka pintu kamarnya, kepalanya menengok ke kiri dan ke kanan memastikan tak ada orang di rumah saat ini. Kedua orang tuanya masih pada jam kerja serta Minho pasti belum pulang.
Setelah memastikan situasi aman, Jisung melangkahkan kakinya keluar kamar. Ia membuka kulkasnya untuk mencari minuman segar, namun ia justru terkejut begitu menemukan sepotong cheesecake dalam kulkas tersebut.
Siapa yang membelinya?
Astaga, tidak peduli milik siapa, Jisung akan memakannya.
Ia pun mengambil potongan cheesecake tersebut keluar dari kulkas sebelum sebuah suara tiba-tiba menginterupsi--
"Itu punya gue," rupanya itu adalah Minho. Pemuda itu tengah merebahkan dirinya di sofa ruangan televisi sembari bermain ponsel, Jisung tak melihatnya sehingga ia pikir Minho masih berada di sekolah. Tumben sekali pemuda Lee itu pulang cepat.
Memajukan bibirnya kesal, Jisung hendak kembali memasukkan cheesecake tersebut ke dalam kulkas.
Minho menggeleng ringan, "bercanda. Buat lo, makan aja," ucapnya. Memang Minho sengaja membelikan Jisung makanan tersebut, untuk sekedar mengembalikan mood sang tupai yang pastinya turun drastis karena perilakunya kemarin.
Namun Jisung enggan, ia tetap memasukan kue tersebut ke dalam kulkas meskipun ia ingin sekali memakannya. Ia masih kesal pada Minho, dan bahkan berniat untuk menjaga jarak sejauh mungkin dengannya. Ia tak ingin menjadi omega, sungguh.
"Makan, Ji. Udah gue beli mahal-mahal," ucap Minho. Pemuda itu bangkit dari posisinya, berjalan menuju dapur dan mengambil kembali cheesecake yang sempat akan dicuri oleh seekor tupai yang tengah merajuk.
"Gaada yang minta," tolak Jisung. Sekali lagi ia menjadi sosok yang begitu gengsi.
Minho terdiam sejenak, tangannya kembali menyodorkan makanan yang sebetulnya sangat menggiurkan bagi Jisung. "Gue minta maaf," ucapnya perlahan.
Jisung memandang pemuda Lee itu sembari menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Soal kemarin," jelas Minho.
Mendengar permintaan maaf Minho, Jisung justru mengeluarkan sebuah kekehan, namun terdengar begitu sarkas. "Seneng lo udah hancurin harga diri gue?" sindirnya.
"Lebih ke seneng karena udah ngerasain tubuh lo, sih-- aw!" Minho meringis begitu sang tupai tiba-tiba mencubit tangannya kuat. Lumayan juga tenaga pemuda Han itu, sampai-sampai ia merasakan perih yang lumayan hanya dengan cubitannya.
"Sembarangan lo," wajahnya sedikit bersemu, sih. Terutama begitu ia mengingat bagaimana atletisnya tubuh Minho tanpa pakaiannya-- lupakan.
Jangan mengingat kembali kejadian semalam karena itu membuatnya sungguh jengkel dengan dirinya sendiri yang tak kuasa melawan sedikit pun. "Jangan deket-deket sama gue. Gue gamau jadi omega," ucapnya kesal.
"Ji.." Minho menggenggam tangan Jisung begitu sang tupai hendak kembali menuju kamarnya.
"Gue ini alpha, jadi enigma kaya lo menjauh dari gue," jelas Jisung menekan seluruh kalimatnya sebelum kemudian melepas paksa pegangan tangan Minho.
***
"Lo ga masuk sekolah tapi malah ada di sini?" Hyunjin yang saat ini baru saja sampai di casino mengernyitkan dahinya begitu melihat Jisung benar-benar datang ke tempat tersebut. Ia terkejut begitu mendapatkan pesan dari sang tupai bahwa ia diajak untuk kembali bermain ke casino.
"Biarin," ucap Jisung acuh.
Mendudukkan dirinya di samping Jisung yang tengah sibuk menyusun kartu, Hyunjin bertanya, "lo kenapa, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Minsung] ✔
Fanfiction[Completed] Han Jisung merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Lee Minho yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya...