Di ruang kerja Tuan Aester.
Saat Kaelan memberitahu tentang keluarga William, Tuan Aester merenung sejenak. Fokus matanya terperangkap ke meja yang di atasnya berserakan dokumen-dokumen.
"William ya?" tanya Tuan Aester.
"Iya, mereka," jawab Kaelan.
"Apakah mereka masih marah?" ujar Tuan Aester sambil menggaruk-garuk kepala. "Karena aku menolak permintaan mereka bulan lalu?"
"Lagipula, apa yang mereka inginkan?" tanya Kaelan.
"Hal konyol," jawab Tuan Aester, "mereka ingin aku menaikkan harga gandum supaya tetap sama dengan harga mereka."
"Hal itu tidak pantas dilakukan bagi seorang pengusaha. Bagaimana mungkin aku menjual dengan harga yang tidak wajar?" tambah Tuan Aester.
"Mungkin karena permintaan yang tinggi?"
"Tidak, Kaelan. Tidak pernah terbesit kata 'cukup' dalam benak mereka. Mereka hanya tamak," jawab Tuan Aester.
"Tunggu. Apakah, mereka menimbun?" tanya Kaelan.
"Tepat," kata Tuan Aester.
"Memangnya keluarga William memiliki pengaruh sebesar itu, sampai memengaruhi harga?" tanya Kaelan.
"Sayangnya, mereka didukung oleh banyak pengusaha bangsawan yang juga sama tamaknya. Mereka juga mampu menekan dan mendorong yang lainnya agar melakukan hal yang sama seperti mereka."
Tuan Aester berdiri, menatap keluar jendela sambil melanjutkan kata-katanya, "Meski kau bermoral, ketika dihadapkan oleh sesuatu yang diluar kemampuanmu. Hanya ada dua pilihan, patuhi atau mencoba lalu tertindas."
"Lalu bagaimana keadaan keluarga Aes-"
Tuan Aester sudah tahu maksud dari kalimat Kaelan, lalu memotong kalimatnya meski belum selesai. "Tidak Kaelan," kata Tuan Aester, "keluarga Aester berada di atas mereka."
"Omong-omong, kau tahu darimana hal seperti itu?" tanya Tuan Aester.
"Catatan kasus milik mendiang ayah saya, karena beliau juga seorang pedagang," jawab Kaelan.
"Beruntung ayahmu, memiliki anak sepertimu."
"Terima kasih Tuan."
"Lalu, tinggalkan formalitas," tambah Tuan Aester sambil tersenyum ringan.
Menimbun komoditas adalah taktik yang tidak jarang digunakan dalam dunia bisnis. Ketika seseorang dengan akses besar terhadap stok komoditas memutuskan untuk menimbun, mereka akan menyimpannya, daripada menjualnya ke pasar.
Dengan cara ini, pasokan komoditas yang tersedia di pasar menjadi lebih terbatas daripada yang seharusnya, sehingga dapat meningkatkan harga. Praktik ini menghasilkan permintaan yang lebih besar daripada pasokan yang tersedia, sehingga dapat meningkatkan harga komoditas tersebut.
Meskipun ini mungkin tampak sebagai strategi bisnis yang cerdas, praktik menimbun ini dapat memiliki dampak negatif pada pasar. Hal ini bisa memicu fluktuasi harga yang tidak wajar dan merugikan konsumen dan produsen yang bergantung pada harga yang stabil. Sehingga, Tuan Aester harus berhati-hati dalam menanggapi situasi ini dan mempertahankan integritas bisnisnya. Setidaknya, itu yang Kaelan ketahui dari catatan yang ayahnya tinggalkan.
Sementara itu, di tempat lain dalam mansion.
Gunnar berjalan di sekitar kerumunan yang berisik dan ramai. Setiap kali ia bertemu dengan seseorang, mereka segera menyapa, sehingga ia lelah karena harus tersenyum setiap saat di acara seperti ini. "Ah, kapan ini akan berakhir," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales Of Mortals (Indonesia, Ongoing)
AbenteuerSebuah kisah dari seorang anak laki-laki bernama Kaelan, yang hampir saja kehilangan nyawa ketika menyelamatkan seorang gadis kecil dari gerombolan penjarah. Beruntung dirinya, seorang sorceress dapat menyelamatkan nyawanya yang sekarat. Tapi sebaga...