Part 2 - Pesta Kenaikan Status

9 0 0
                                    


Masa sekarang, di kediaman Aester.

Kaelan, dengan sikap hormatnya, mengucapkan perpisahan kepada Tuan Ardan.

Sebagai jawaban, Tuan Ardan mengangguk dengan lembut, senyum terukir di bibirnya. "Tentu, Kaelan. Terima kasih," tanggapnya.

Tangan Kaelan sudah hampir menyentuh gagang pintu saat Ava menarik ujung jubahnya. Kaelan mengalihkan pandangannya, wajahnya menyiratkan keheranan saat dia berbalik untuk menghadapi Ava yang terlihat sedikit kesal.

"Uh, kenapa?" tanya Kaelan dengan nada heran.

Mata mereka bertemu.

Ava menatap Kaelan dengan kecewa. "Mau pergi kemana?" desisnya.

"Kau tidak mau menghabiskan waktu bersamaku?" tambah Ava, wajahnya terlihat merona merah kecil.

"Bukan begitu, aku hanya ingin membicarakan beberapa hal dengan Tuan Aester," jelas Kaelan, dengan lembut melepaskan genggaman Ava dari jubahnya.

"Lagipula, aku berencana untuk menemuimu lagi setelahnya," tambah Kaelan sambil tersenyum.

Kaelan kembali melangkah pergi, tetapi langkahnya terhenti lagi ketika Ava sekali lagi menggenggam lengan jubahnya dengan kuat.

"Tunggu, berbincanglah denganku sebentar!" desak Ava.

Tuan Ardan mencoba ikut campur, "Ava, bukankah Kaelan sedang sibuk saat ini?" bisiknya 

Tetapi Ava tampaknya tak peduli.

Lalu Tuan Ardan berkata lagi, "Aku akan menyapa yang lain." Dia pun melangkah pergi.

Mata Kaelan melirik ke arah Runa yang tengah menikmati sepotong kue di meja, sambil berbisik kepada Ava, "Ava, Cobalah bermain dengannya. Dia pasti senang melihatmu." 

Namun, wajah Ava semakin masam, bibirnya sedikit terlipat ke bawah.

Tidak tahu lagi harus berbuat apa, Kaelan menghela napas panjang dan akhirnya berkata, "Kau menyebalkan. Baiklah, ayo." 

Ava membimbing Kaelan ke tempat di mana mereka pertama kali bertemu. Di sekitar mereka, beberapa orang berbincang-bincang dengan suara yang samar-samar, menciptakan latar yang tenang untuk percakapan mereka.

Keduanya duduk berhadapan, dengan jarak yang sedikit terlalu dekat.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Kaelan.

Tak ada jawaban langsung dari Ava. Dia hanya menatap Kaelan dengan pandangan yang kosong, lalu akhirnya mengalihkan pandangannya.

"Maaf," ucapnya dengan suara yang lemah.

"Sebenarnya, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu," ujar Ava mengakui.

Kaelan menghela napas panjang. "Padahal kita sering bertemu," katanya .

Ava menunduk, tidak yakin apa yang ingin dia katakan.

Kaelan mencoba membuka pembicaraan lagi. "Omong-omong, bagaimana Ottavia? Apakah kalian masih bertunangan?" tanyanya.

"Ottavia? Tidak lagi. Aku terkejut kalau dia telah ditangkap dan dihukum entah bagaimana. Tapi yah, aku cukup senang mengetahuinya," jawab Ava.

Kaelan tertawa canggung mengingat apa yang telah dia perbuat kepada Ottavia sebelumnya.

"Senang kenapa?" tanya Kaelan.

Wajah Ava menjadi kesal sebelum dia menjawab, "Ah, dia menyebalkan, sangat menyebalkan. Dia sangat pandai membuat orang lain ingin memukulnya!"

Tales Of Mortals (Indonesia, Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang