Bertengkar

41 10 2
                                    

— 𝙁𝙍𝙄𝙀𝙉𝘿𝙕𝙊𝙉𝙀 —

"Dara sama Rahel berantem!"

Mendengar itu, seisi kelas yang sebelumnya punya kegiatan masing-masing kontan beranjak. Mereka berlarian untuk melihat seberapa jauh pertengkaran yang terjadi di antara Rachel dan Dara. Disebutkan kalau dua cewek itu bertengkar, tapi entah dengan cara apa mereka bertengkar di sana.

"RAHEL!"

"Tangan lo itu ringan banget, sih!"

"Lo lihat? Gara-gara lo Dara jadi luka!"

"Apasih yang kalian permasalahin?"

Karina menghampiri Rachel, ia meraba-raba lengan Rachel lalu menatap Rachel yang sedang mengatur napasnya.

"Minggir," ucap Rachel dingin.

"Tahan," bisik Karina. "Jangan macam-macam."

Rachel tidak tahan, dia mendorong Karina ke samping dan menghampiri Dara yang tengah kesakitan pasca terjatuh hingga keningnya memerah berbenturan dengan tembok.

"Lo ngga usah berlagak paling tersakiti, lo yang mulai," ucap Rachel. "Lo—"

"Rahel!" bentak Farel. "Dara luka, udah jangan disalahin!"

Rachel menatap Farel cukup lama, sebelum pada akhirnya dia beranjak hendak meninggalkan keramaian. Jika bukan karena Dara yang memulai, maka Rachel tak akan melakukan tindakan tersebut.

"Rahel ngga salah," bela Karina. "Gue melihat dengan jelas bagaimana Dara tiba-tiba aja dorong Rahel, terus Dara bilang kalo dia benci banget sama Rahel yang pakai orang dalam pas dipilih ikut olim matematika."

Rachel menatap Karina tidak habis pikir, pun Dara yang langsung beranjak dari lantai.

"Kar," panggil Dara.

"Jangan salahin Rahel, gue yang ada di sini tadi, dan gue ngeliat langsung gimana kejadiannya, kalo gue disuruh bersumpah pun gue berani," beber Karina. "Otak lo itu ngga pinter, Dara. Jadi jangan maksa!"

"Dara ngga sejahat itu, Kar," bela Farel. "Gue yakin, semua ini terjadi karena—"

"Buta lo!" bentak Karina. "Gue tahu lo suka sama Dara, tapi ngga sampai melupakan sahabat lo yang lebih lo kenal, bego!"

Kedua tangan Rachel mengepal, bukan marah atas pembelaan Farel terhadap Dara. Dia menahan rasa sesak di dada, mendengar jika Farel menyukai cewek itu. Pantas saja selama ini Farel lebih perhatian pada Dara.

"Rahel," panggil Karina. "Lo ngga apa-apa, kan?"

Rachel menggeleng, lalu melenggang pergi dari hadapan semua orang. Karina menatap jijik ke arah Farel dan Dara, detik berikutnya ia pun menyusul langkah Rachel yang pergi.

"Dara, lo ngga apa?" cemas Farel. "Astagfirullah, kening lo merah."

"Rel, gue ngga jahat, kan?" tanya Dara.

"Ngga, lo ngga jahat, Ra," jawab Farel. "Lo ngga jahat, gue tahu Rahel yang ringan tangannya, dan maafin dia, ya?"

Dara mengangguk, sebelum pada akhirnya tiba-tiba ia tumbang ke pelukan Farel. Benar, Dara kehilangan kesadarannya secara tiba-tiba, hingga Farel yang cemas langsung saja menggendong tubuhnya.

— 𝙁𝙍𝙄𝙀𝙉𝘿𝙕𝙊𝙉𝙀 —

"Atas tindakan kasar kamu terhadap Dara, pihak sekolah ingin mencabut nama kamu sebagai perwakilan olimpiade matematika."

"Pak?"

"Selain itu, Bapak juga menemukan kertas ini di dalam tas kamu. Kamu dapat kertas contekan tes ini dari siapa?"

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang