Kilas Balik

53 8 10
                                    

— 𝙁𝙍𝙄𝙀𝙉𝘿𝙕𝙊𝙉𝙀 —

"Kamu kaya raya?"

"Orang tua kamu lengkap tidak?"

"Kamu manggil orang tua kamu apa?"

Bima disidang oleh Rachel, Farel, dan Cakra di area parkiran sekolah. Anak laki-laki bertubuh sehat tersebut kelihatan tegang karena berhadapan langsung dengan tiga orang yang dari pandangannya seperti seorang penjahat. Mereka bertiga pasti suka mem-bully, kelihatan dari sikapnya.

"HEH!"

Bentakan itu membuat mereka tersentak, buru-buru Farel dan Cakra mengambil posisi di belakang Rachel. Kedatangan Mike dan Juan memang yang paling dihindari oleh kedua sahabatnya. Mereka berempat memang tak pernah akur, alias di mana-mana pasti berantem, beruntung tidak satu kelas.

"Hel, minggir!" suruh Mike. "Aku ada urusan sama teman-teman kamu!"

Juan melipat kedua tangan di bawah dada. "Ke mana aja kalian? Lewat jalan mana tadi? Kok, ngga lewat jalan biasanya? Setoran mana?"

"Kalian malak aku?" tanya Rachel berlagak sedih.

"Eh, engga! Bukan kamu, Hel~" ralat Mike, nada bicaranya jelas terdengar berbeda. "Tapi dua babu kamu itu. Mereka belum setor uang pagi ini, uangnya mau kita pake buat beli bakso di depan soalnya."

"Makanya kaya!" celetuk Bima. "Beli bakso doang minta ke orang lain, apa ngga kelihatan banget miskinnya?"

Mike dan Juan saling menatap satu sama lain, detik berikutnya Mike mendekat ke arah Bima yang telah memberanikan diri. Bima terpantau panik di sana, ia makin tegang, apalagi ketika Mike berkacak pinggang tepat di depannya.

"Kamu siapa?" tanya Mike. "Berani kamu sama aku, hah?"

Bima cengengesan. Dia meraih dada Mike dan mengusap-usapnya menenangkan, kemudian saat Mike menangkis ia segera mengeluarkan lembaran uang dari saku seragamnya.

"Apaan dua rebu!" prostes Mike. "Aku maunya lima ribu!"

"Tapi Bima cuma punya segitu," kata Bima. "Itupun buat dimasukin ke celengan."

Brak!

Mike mendorong dada Bima sampai anak itu jatuh, kini ia beralih menghadap ke arah Rachel dan dibuat terkejut ketika Farel dan Cakra tak lagi di belakangnya.

"Mereka ke mana, Hel?" tanya Mike.

Rachel berkacak pinggang, ia melangkah maju sembari mengangkat dagunya menantang. Tentulah hal itu membuat Mike kontan mundur, sebab seorang perempuan bukanlah lawannya.

"Kamu pikir aku takut sama kamu, hah?" tanya Mike bernada menantang. "Ayo sini maju!"

"Kamu yang maju!" Rachel memekik sehingga membuat Mike tersentak.

"Lawan Mike!" suruh Juan gemas sendiri.

"Kamu!"

Dalam satu tarikan, Mike berhasil membuat Juan berhadapan dengan Rachel sekarang. Anak perempuan berkedok laki-laki itu tampak menyingsingkan lengan seragamnya hingga kelihatan otot-otot tak kasat mata miliknya.

"Jurus mencabut rumput!"

Juan meringis, Juan mengaduh. Rambutnya yang bisa dibilang panjang itu dijambak oleh Rachel.

"Jangan gangguin temannya Rahel!" pekik Rachel, ia mendorong kepala Juan. "Makanya jadi kaya, biar ngga jahat!"

"Orang kaya lebih jahat, tahu," bela Mike. "Orang kaya suka seenaknya, tuh!"

"Memang, enak kalo ke mana-mana," sahut Rachel. "Udahlah! Sana kalian pergi, balikin uang dua ribu punya Bima!" tagihnya kemudian.

Mike mengerucutkan bibirnya, mau tidak mau ia mengembalikan uang dua ribu yang diberikan oleh Bima. Dua anak laki-laki nakal itu pergi, dan Rachel yang merasa beres pun tersenyum simpul.

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang