💙💜💙💜
Berita menyebar sangat cepat dan secepat itu juga membuat pandangan para siswa berubah terhadap Ge dan Mei. Untuk mencegah masalah menjadi tambah besar, rumit, dan berisiko buruk terhadap sekolah, pihak sekolah meminta pengelola base untuk menurunkan gosip yang tersebar walaupun beberapa siswa mungkin sudah melakukan tangkapan layar untuk bukti otentik.
Ge dan Mei pun dipanggil ke ruang kepala sekolah didampingi oleh guru BK. Baru saja mereka mengharumkan nama sekolah dan hendak menjadi contoh dari murid yang bisa berprestasi walaupun masih aktif dalam organisasi, namun sekarang mereka duduk dengan tuduhan bahwa mereka melakukan hal-hal yang tidak pantas dengan tinggal serumah.
"Gevan, Mei, apakah ada sesuatu yang ingin kalian sampaikan terkait berita ini?" tanya pak kepala sekolah.
Ge mengangkat kepalanya dengan tegas dan mengangguk mantap. "Saya akan menjelaskannya, pak, walaupun saya tidak yakin bapak akan percaya atau tidak, tapi saya akan berusaha jujur."
Laki-laki ini menoleh pada Mei sebelum menjelaskan bahwa dirinya lah yang menawarkan Mei untuk tinggal di rumahnya karena mengetahui keadaan keluarga Mei yang tidak harmonis apalagi setelah ayahnya meninggal dan sang ibu menikah lagi.
"Hanya itu?"
"Boleh saya menambahkan, pak?" Mei meminta izin.
Kepala sekolah mengangguk dan menaruh atensi pada gadis ini.
"Masalah ini mungkin tidak akan terjadi kalau saja saya mempertimbangkan berkali mengenai penawaran Ge, tapi karena keadaan yang mendesak, saya akhirnya menerima tawaran. Meskipun saya tinggal satu rumah dengan Ge tapi saya bersumpah tidak pernah terjadi apa-apa di sana karena bukan hanya kami berdua yang ada di sana tapi juga ada teman-teman Ge. Kami tidur di kamar terpisah dan menjalani kehidupan masing-masing layaknya seorang anak kost. Saya berani bersumpah demi orang tua saya, saya dan Ge tidak pernah melakukan hal yang melanggar norma."
Pemilik jabatan paling tinggi di sekolah itu menghela napasnya dan mengusap-usap telapak tangannya. Meski sudah mendengar penjelasan kedua muridnya, ia tetap tidak puas karena berita yang menyebar juga sudah sangat tidak kondusif dan menimbulkan banyak praduga.
"Saya tidak tahu mau percaya pada kalian atau tidak tapi saya yakin kalian tidak akan membodohi saya dengan alasan itu karena saya masih berharap kalian masih murid-murid teladan dan mengerti norma di masyarakat. Berhubung berita ini bisa menimbulkan banyak dugaan negatif, saya akan memanggil kedua orang tua kalian." Beliau memandang guru BK yang mendampingi Ge dan Mei. "Bagaimana, pak? Sudah dihubungi?"
"Sudah, pak. Wali mereka akan segera datang."
Ge duduk dengan gelisah karena dia yakin sang ayah tidak akan mau repot-repot datang ke sekolah untuk mengurus permasalahan ini, sementara Mei bingung siapa yang akan datang dari pihak keluarganya. Sang ibu? Tidak mungkin. Sang paman? Sepertinya lebih tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
G in Luv (END)
Teen FictionTinggal bersama di satu atap dengan orang yang bahkan bukan teman dekatnya tidak pernah terlintas di pikiran Mei atau Ge. Duo murid paling disegani ini tiba-tiba saja terjerat dalam keadaan tersebut. ••••• Sepakat menjadikannya simbiosis mutualisme...