XIX. Her Secret

42 4 0
                                    

Perangkat MPK-OSIS-Kamtib SMA Lexi Akasa tengah bersiap untuk memulai agenda pagi murid-murid di lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perangkat MPK-OSIS-Kamtib SMA Lexi Akasa tengah bersiap untuk memulai agenda pagi murid-murid di lapangan. Agenda pagi selalu dimulai dengan literasi bersama kemudian dilanjutkan doa bersama sebelum memulai pelajaran.

Pagi ini sudah jelas, Ge adalah yang paling terakhir hadir dan sedikit lagi memasuki jam terlambat untuk perangkat MOK. Dia mengisi absen terlebih dahulu sebelum membantu teman-teman menyiapkan sound system.

"Ge, Mei gimana?" tanya Gyan yang baru datang dari kantin.

"Udah mendingan. Tadi aja maksa mau ikut sekolah."

"Terus? Gak lo bolehin?"

"Ya iyalah! Gue mau dia istirahat total. Eh dia malah marah-marah nuduh gue sengaja mau nurunin reputasi dia sebagai perangkat OSIS ter-rajin. Emang agak lain tuh bocah."

Gyan tertawa. Dia membantu mengambilkan microphone untuk Kaishi agar disetting. "Terus gimana? Kenapa dia malah marah-marah?" tanyanya lagi.

"Katanya gue sengaja gak bangunin dia. Padahal biasanya dia selalu bangun sendiri sebelum gue, berarti emang dia lagi capek kan? Ya udah gue biarin aja sampe lima belas menit sebelum jam terlambat dia baru bangun."

"Terus maksa mau ikut sekolah?"

"Iya."

"Duh, emang keras kepala banget anaknya. Gue udah sering bilang, jangan capek-capek. Lagian semua kerjaan diambil kaya kekurangan uang aja." Gyan juga sama menggerutunya. Akhirnya Ge merasakan apa yang dia rasakan selama berteman dengan Mei.

"Emang dia beneran kekurangan uang?" tanya Ge serius.

Gyan terdiam. Dia memantau sekelilingnya memastikan tak ada yang mendengar. Nyatanya lingkungan lapangan itu ternyata ramai. "Nanti gue ceritain."

Kaishi cuma bisa menyimak obrolan itu dalam diam sambil mengutak-atik sound system yang akan digunakan. Dia sendiri tidak begitu dekat dengan Mei sampai bisa ikut membicarakan gadis itu. Dia hanya mendengar cerita dari orang-orang tentang Mei mau itu berita gosip atau fakta.

"Kai, nih dari Nikka. Dimakan katanya." Gastya datang sambil mengunyah sesuatu. Dia meletakkan sebuah kotak makan di sebelah Kaishi, sementara Kaishi sama sekali tidak menggubris temannya. Sudah biasa.

"Lo baru dateng?" tanya Ge.

"Baru dateng gundulmu! Gue abis makan di kantin," sahut Gastya kesal.

"Sumpah adik lo aneh banget tau gak. Sekarang di sekolah kaya gak kenal sama Kaishi, tapi luar, aktif banget spam-spam sampe diam-diam ngasih bekal kaya gini. Kasian banget temen gue." Gyan menatap Kaishi iba sementara yang ditatap masih bertahan dengan wajahnya yang kaku.

"Gak tau deh gue. Suka-suka dia aja. Emang suka random dia tuh," balas Gastya. Dia sebenarnya tidak ingin bicara banyak tentang adiknya yang berbeda dua tahun dengannya itu.

G in Luv (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang