"Jalannya sebuah hubungan emang gak selalu mudah. Makanya diciptain hati dan otak buat penyeimbang biar lo tetap waras."
-Gyan Ramananda Sandya-
•••••
"Halo, Mei, kenapa ngechat?" Suara napas terengah nampak terdengar dari sisi Gyan menelepon.
Mei yang kini tengah menyisir rambutnya, menghidupkan speaker panggilan. "Lo udah selesai latihan?"
"Udah. Baru aja. Gue males ngetik, jadi mending telepon aja."
Dari tempatnya, memang benar Gyan tengah duduk santai di lantai gelanggang masih dengan pakaian khas anggarnya tanpa masker. Peluh nampak bercucuran saat dia melepas satu tangan dan meletakkannya di atas tas tepat di samping pedang sabre-nya.
"Gue ganggu, ya?" tanya Mei takut-takut.
"Ya nggak lah. Kan gue bilang, gue udah selesai latihan," jawab Gyan dengan nada tegas.
"Berarti waktu tadi gue chat, lo masih latihan kan?"
Gyan enggan berdebat di tengah usahanya melawan lelah. "Hm, iya. Mau ngomong apa sih, Mei? Mau cerita? Ada masalah? Penting?" Dia memberondong Mei.
"Mm ... Nggak penting-penting banget sih."
"Ya udah, sok cerita."
"Gapapa nih?"
Sekali lagi Gyan menghela napasnya. "Gue gebuk lo besok, Mei," ancamnya. "Kalo gue udah kaya gitu berarti gapapa. Gue udah mau nih luangin waktu buat lo."
Mei terkekeh. Dia mulai mengeluarkan buku tugas yang harus dia kerjakan malam ini. "Serius, Gyan, sebenarnya ini bukan hal darurat, tapi gue harus ngomongin ini sebelum jadi gila gara-gara kepikiran."
"Hmm ... Gue tebak, pasti tentang, si huruf alfabet ke 7 kan?"
Sempat terdiam beberapa detik, Mei kemudian tertawa. "Iyaa."
"Hahahasekkk ada cerita apa nih hari ini?" tanya Gyan dengan semangat.
Mei akhirnya menceritakan kembali semua yang Ge lakukan padanya hari ini. Mulai dari kejadian pagi tadi di mana dia dan Ge mulai menjadi pusat perhatian aktual bagi para murid dan warga sekolah yang tiba-tiba saja membuat rumor kalau mereka ada hubungan, Ge yang memaksanya untuk istirahat makan di kantin yang mana jika ditolak, maka berita bahwa mereka berpacaran akan semakin heboh, dan terakhir mengenai kata-kata Ge saat mereka berbelanja di supermarket tadi sore.
"Gue gak habis pikir dia bisa ngomong begitu dengan santainya tanpa mikir aslinya jantung gue udah dugudugudugudugudug." Dia mengoceh dengan semangat pula. Bahkan sampai melupakan semua tugas sekolahnya di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
G in Luv (END)
Novela JuvenilTinggal bersama di satu atap dengan orang yang bahkan bukan teman dekatnya tidak pernah terlintas di pikiran Mei atau Ge. Duo murid paling disegani ini tiba-tiba saja terjerat dalam keadaan tersebut. ••••• Sepakat menjadikannya simbiosis mutualisme...