XXV. What's Wrong with BGV?

34 4 0
                                    

💜💙💜💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜💙💜💙

"Gyan, Zyandru gak sekolah," ujar Mei cemas pada Gyan yang duduk di sampingnya.

"Positif thinking, Mei. Mungkin aja Zyandru lagi ikut ke Surabaya."

"Gimana gue bisa positif thinking? Zyandru aja sampe sekarang gak muncul di grup. Chatnya juga masih centang satu."

"Mei!" Gyan memegang kedua bahu Mei mencoba menyalurkan ketenangan. "Jangan terlalu cemas. Zyandru itu orangnya cukup tenang. Dia gak akan ngambil tindakan yang macam-macam. Percaya sama gue."

"Tapi dia juga orangnya gampang stress, Gyan!" Balas Mei seraya melepaskan tangan Gyan dari bahunya. "Seenggaknya dia balas chat gue."

Tak lama setelah mengatakan itu, ponsel Mei bergetar dan sebuah pemberitahuan masuk.

Zyandru
Aku lg di sby Mei

Zyandru
Izin dua hari

Zyandru
I know about the rumor:) jgn khawatir

Zyandru
I'm okay, so as my family

"Tuh kan! Apa gue bilang? Lo terlalu khawatir," omel Gyan setelah ikut membaca pemberitahuan yang masuk ke ponsel Mei.

Tanpa merespon Gyan, Mei segera membuka isi pesan Zyandru dan membalasnya. Dia tahu jika Zyandru adalah pribadi yang tenang dan tidak gegabah, tapi sekali lagi, dia sangat misterius dan tidak bisa ditebak.

Sementara melihat Mei begitu mencemaskan Zyandru, Gyan sendiri terlihat memendam sesuatu yang membuatnya juga cemas. Dia harus segera menyampaikannya pada Mei.

"Mei," panggil Gyan pelan.

"Berdiri!" Perintah ketua kelas mengacaukan semua kata-kata di kepala Gyan yang hendak dikatakan pada Mei. Sang guru masuk dan itu artinya dia harus mengurungkan niatnya memberitahukan Mei.

"Kenapa manggil?" Tanya Mei berbisik setelah kembali duduk.

Gyan tersenyum seraya menggeleng. "Nggak apa-apa. Manggil aja," balasnya juga berbisik.

Nirmala yang duduk di depan Mei tiba-tiba berbalik. Dia mengetuk meja Mei. "Mei, nanti gak ada kerja, kan?" tanyanya.

Mei menggeleng tanpa bersuara.

"Nanti ikut gue, ya. Nongkrong sebentar ke kafe," bisik Nirmala antusias.

Sahabatnya itu mengernyit heran. "Ngapain?"

"Pengen ngobrol aja. Kapan lagi bisa santai sebelum badai ujian?"

Sejujurnya, nongkrong menghabiskan waktu bukanlah 'Mei banget' tapi gadis itu terpaksa mengiyakan karena sudah lama juga dia tidak nongkrong dengan temannya satu ini. Terakhir kali dia bisa mendapat waktu luang itu satu tahun lalu, ketika keluarganya masih lengkap dan harmonis.

G in Luv (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang