XLIV. What's Behind

32 3 0
                                    

💙💜💙💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💙💜💙💜

Sekuat-kuatnya Mei ingin menyembunyikan ekspresi wajahnya, hal itu tetap gagal. Ia cukup terperangah ketika melihat wujud asli rumah utama milik keluarga Birendra yang memiliki bangunan berbeda dengan pusat latihan BGV. Rumahnya mewah dan cukup luas, elegan dengan dominasi cat warna putih serta beberapa sisi rumah yang berdinding kaca. Mei mengidentifikasi rumah ini memiliki gaya modern yang minimalis namun tetap mewah sebab rumah ini memiliki desain bangunan kotak dan balok. Entah lah, Mei tidak begitu mengerti tentang hal ini.

Rumah Ge tidak sebesar dan semegah mansion atau istana tapi masih lebih besar dibanding rumah-rumah orang berada biasanya termasuk rumah Mei terdahulu. Dilihat dari garasinya saja, Mei bisa mengetahui kalau Ge memang benar anak seorang konglomerat.

Namun bukan itu yang menarik perhatian Mei. Dari luar, gadis ini melihat rumah ini tampak... Hangat. Dia mengakui itu. Nyatanya meskipun terlihat hangat dia tidak tahu sedingin apa hubungan antar anggota keluarga di dalamnya.

Ketika kakinya menginjak bagian dalam rumah, Mei mendadak bingung. Ini bukan rumahnya tapi sang mama sudah menjadi bagian dari keluarga ini, jadi, apakah dia harus bertindak sebagai tamu atau keluarga?

"Ge, take your time. There's nobody will disturb you anymore. Kamar kamu masih sama bahkan posisi barang di dalamnya."

Ge menyunggingkan ujung bibirnya sedikit ketika mendengar ibunda Mei bicara. "I know. Thanks." Singkat sekali. Dia langsung melangkah pergi setelah tersenyum kepada Mei. Senyuman itu seolah memberitahu bahwa dia sudah lebih baik.

Sepeninggal Ge, Viona menepuk pundak Mei. "Mau bicara di kamar mama? Atau kamar mu?"

"Kamarku?"

"Iya, dari awal mama menikah ke sini, ayah Ge sudah mengetahui kalau mama masih punya kamu walaupun kamu gak ikut mama, jadi dia juga menyiapkan kamar itu. Jaga-jaga jika sewaktu-waktu keadaan keluarga ini berubah dan kamu setuju untuk ikut ke sini."

"Kenapa mama yakin banget kalau aku akan ikut mama pada akhirnya? Gimana kalau aku tetap gak mau?"

Viona menghela napas pelan dan tersenyum. "Ya sudah, itu keputusanmu, mama gak bisa maksa kan? Mama hanya mengantisipasi karena mengharapkan sesuatu yang baik bukan hal yang salah kan?"

"Jadi, apa yang bikin mama yakin?"

"Mama sudah hidup sama kamu sekian tahun lamanya jadi mama bisa tahu sedikit banyak sifat kamu dan mama yakin setelah dengar penjelasan mama, kamu akan tercerahkan."

Mei terdiam. Meskipun sekarang hubungannya dengan sang ibu masih tidak begitu baik tapi jauh sebelum ayahnya meninggal, mereka adalah keluarga cemara yang harmonis, jauh dari permasalahan. Mei mendapat banyak cinta dari ayah dan ibunya sebagai anak tunggal, tapi pernikahan sang ibu dan ayah Ge ini memberi Mei pukulan. Pukulan yang membuatnya berpikir dan mengira kalau sikap ayah dan ibunya yang dulu saling mencintai itu hanya omong kosong belaka. Kalau iya, sang ibu tidak akan menikah lagi secepat ini dan menjual rumah terdahulunya.

G in Luv (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang