28.Kesedihan melarutkan

18 1 0
                                    


***

Wellcome

Halo pembaca

Jangan lupa vote dan follow sebelum baca ya

Happy Reading
.
.
.
.
.


Gadis kecil itu berlari menghampiri Jihoon, gadis itu langusng memeluk Jihoon. Jihoon mengambil notebook kecil nya dan menuliskan.

"Alan. Ini adik bang Jihoon namanya Lea mirip kan dengan nama kakak alea mu? ".

Alan melihat adik dari Jihoon (Lea), matanya mulai berkaca-kaca Alan ingin menangis namun di tahan oleh nya.

Jihoon menyuruh Alan dan Lea masuk kedalam rumah yang lumayan besar dan mendudukkan mereka berdua di sofa.

" Lea ajak ngobrol temannya ya abang mau siapin kamar dulu, " ucap Jihoon dan langusng pergi untuk membereskan kamar untuk Alan.

Alan memandangi Lea, Lea memandangi balik ke arah Alan.

"Hai Alan, kita akan jadi teman mulai sekarang, " sahut Lea dan tersenyum kearah Alan.

Alan mengangguk dan membalas senyuman Lea, Tiba-tiba Lea menarik Alan menuju kamar nya yang begitu besar dan di penuhi buku-buku.

"Alan kamu kok engga ngomong dari tadih? " tanya Lea yang masih bingung dengan Alan

Alan bergegas mengeluarkan buku catatan nya dan menuliskan.

"Aku tuna rungu wicara, tapi aku masih bisa sedikit mendengar dengan alat bantu walaupun tidak begitu jelas. " Alan memberikan surat itu ke tangan Lea, Lea terkejut mengetahui bahwa Alan bisu.

Lea menarik Alan dan menyuruhnya duduk, Lea mengambil buku pemberian Alea yang masih di simpan Lea. Karna buku itu Lea sedikit mengetahui bahasa isyarat.

Lea menuliskan sesuatu di kertas.

"Alan. Ini buku pemberian kakak mu dia sangat baik aku menyayangi nya seperti kakak ku sendiri, sekarang dia sudah tak ada aku sangat teramat sedih mendengarnya dari abangku dia yang mengajari ku berbuat baik kesemua orang walaupun kita juga punya masalah. Kau mirip dengan kakak mu aku sangat senang sekarang aku tak sendiri lagi di rumah ini."

Lea memberikan surat itu ke tangan Alan. Alan tersenyum membacanya matanya berkaca-kaca.

"Terimakasih." *bahasa isyarat.

Leaaa, Alann ayo makann, " teriak Jihoon memanggil mereka berdua untuk keruang makan.

Lea memegang tangan Alan dan mereka berdua bergegas menuju ke ruangan makan, mereka pun duduk di meja makan yang besar dan pelayan menyajikan makanan di atas meja. Lea dan Jihoon memakan dengan lahap namun Alan sedikit pun tak menyentuh makanannya.

"Alan kenapa kok engga makan? " ucap Jihoon dengan sedikit keras agar Alan bisa mendengarnya.

Alan menggeleng dan menggunakan bahasa isyarat sambil menundukkan kepala untuk menjawab pertanyaan Jihoon.

"Tidak apa-apa kak aku hanya merindukan kak Alea."

"Jangan begitu Lan. Kakk tau kau kehilangan tapi jangan belarut dalam kesedihan kakak kamu sudah tenang bersama kedua orang tua mu, sekarang yang harus kau fikirkan kau harus sukses dan tetap hidup walaupun susah tetap jalani buat mereka bangga dengan mu ya. Ayo sekarang di makan makanannya ya anak pintar".

Alan mengangguk dan memakan makanan di depannya sampai habis, Jihoon membawa Alan menuju kamarnya tepat di sebelah kamar Lea. Kamar itu luas dan sudah tersedia kebutuhan untuk Alan bersekolah menjadi jauh lebih baik, dan tanpa Alan ketahui juga Jihoon memindahkan sekolah Alan yang dulu sekolah buangan ke sekolah elit satu sekolah dengan Lea.

HYUNSUK(revisi Beberapa Halaman) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang