CHAPTER 23 [ Full senyum ]

1.9K 198 247
                                    

"Full senyum,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Full senyum,"

.
.
.
SEBELUM BACA AUTHOR MAU NGINGETIN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA , TYPO INGETIN AUTHOR:)
.
.
.

Istirahat Luna pergi bersama Bella, mereka sedang makan siang sekarang. Mie goreng satu bungkus yang biasanya habis dalam hitungan menit, kini perlu waktu hampir setengah Jam untuk menghabiskannya.

Nafsu makan Luna menurun, mungkin karena dia banyak pikiran.

"Bel, sorry ya gue gak bisa bantu perbaikin hubungan Lo sama William," ucap Luna menyesali usahanya yang sia-sia, William keras kepala dan tekadnya kuat untuk memutus hubungannya dengan Bella.

"Gak papa Lun, emang udah waktunya mungkin gue sama William udahan," jawabnya terdengar pasrah, padahal Bella berharap dia bisa kembali bersama William.

"Lo juga udah berapa hari gak bareng sama Jay?" Tanya Bella aneh saja mereka biasanya bersama-sama terus.

"Kayaknya banyak yang gak suka juga gue deket sama Jay," kata Luna lalu mengambil suapan mie terakhirnya.

"Baru diomongin." Bella mendapati Jay dan Rudy datang dari arah belakang Luna.

Sontak Luna menoleh dan benar saja, Laki-laki dengan potongan rambut pendek yang selalu tampak segar itu berjalan kearahnya.

Luna mengembuskan nafas malas, dan saat Jay duduk semena-mena disampingnya Luna coba melirik sekitar mencari tau siapa yang sedang memperhatikannya, dan ternyata ada beberapa siswi yang langsung berbisik saat Jay datang.

"Pisang coklat keju buat ayang," Jay menyodorkan satu box kertas kecil berisi makanan yang ia sebutkan tadi.

Luna hanya melirik makanan itu sekilas, dia langsung berdiri dan pergi begitu saja membuat Rudy, Bella, dan tentunya Jay kebingungan.

"Lun!" Jay hendak menyusul Luna tapi Rudy menahan tangannya.

"Gue aja yang ngomong sama dia," kata Rudy, sudah tidak sabar lagi ingin bertanya sesuatu pada luna, laki-laki itu menyusul Luna sementara Bella ditinggalkan bersama Jay.

Saat Rudy berhasil mengimbangi langkah Luna, gadis itu mulai memelankan langkah kakinya yang semula berjalan cepat.

"Lun, keliatannya lo lagi banyak pikiran," ujar Rudy.

"Bukan urusan lo," ucap Luna dingin, tak menunjukkan respek sama sekali.

"Lo gak perlu mikirin apa kata orang," celetuk Rudy, meskipun penuturannya acak tapi mampu membuat Luna langsung berhenti melangkah.

Rudy itu terkadang tidak bisa ditebak, padahal laki-laki itu bukan cenayang atau dukun yang bisa membaca pikiran orang lain, dia mengatakan itu karena tadi dia melihat Luna yang merasa terganggu oleh beberapa gadis yang saling berbisik sembari melihat kearahnya.

[ ✓ ] Love and Hate | JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang