CHAPTER 22 [ Luna benci Johnny ]

1.9K 215 123
                                    

"semakin peduli semakin sakit rasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"semakin peduli semakin sakit rasanya."
.
.
.

SEBELUM BACA AUTHOR MAU NGINGETIN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA , TYPO INGETIN AUTHOR:)
.
.
.

Luna mengambil kemeja panjang salur biru putih didalam lemari, dia melakukan aktivitas sembari terisak. Mau ditahan pun kalau terlanjur sakit pasti menangis juga akhirnya. Sudah Luna coba untuk tidak membawa serius urusan tadi, namun tidak bisa air mata itu terus berjatuhan.

Dia melucuti seragam sekolahnya dan menggantinya dengan kemeja tadi dipadukan dengan celana jeans pendek diatas lutut.

Selesai berganti baju luna segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah, saat bercermin ia melihat wajahnya kacau sekali, matanya merah meradang dan sembab hidungnya pun sama merahnya.

Buru-buru Luna membasuh wajahnya, air yang sejuk sedikit membantu menenangkan perasaanya.

Terkadang Johnny memang melampaui batas kemampuan Luna untuk menerima dan memaklumi ucapannya. Tangannya memang sudah bertaubat tapi mulutnya masih saja berdosa.

Persetan pada perasaan yang sempat muncul waktu itu, Johnny benar-benar tahta tertinggi orang yang paling dia benci.

Malam itu Luna hanya berbaring dikasur menarik ulur ingusnya yang masih turun meskipun dia sudah tidak menangis.

Dan Johnny, dirumahnya baru saja selesai makan. Dia terus memikirkan Luna, mulutnya memang sulit di kontrol.

Dia menghela nafas panjang lalu duduk disofa, pemuda itu menatap lurus kedepan termenung memikirkan apakah dia bisa mengungkapkan perasaannya pada Luna, apakah takdir mengijinkan mereka untuk menjadi pasangan?

Sepertinya berat, sulit sekali mengendalikan dirinya saat bersama Luna, dia terlalu apa adanya, itu karena Johnny merasa Luna bisa memaklumi sifatnya dan juga watak keras kepalanya. Luna juga harusnya tau bahwa amarah Johnny hanyalah sesaat.

Suara notifikasi dari ponsel menarik atensinya, Johnny mengambil ponsel yang tergelatak diatas meja tersebut lalu membuka pesan yang baru saja Lisa kirim.

Tante Lisa

Juan, tolong temenin Luna malam ini ya
Tante mau beres-beres toko dulu, baru aja dapet tanggung,
Tante khawatir di daerah Tante lagi rawan geng motor sama rampok, minta tolong ya

Johnny
Iya Tante,

Walaupun jelas-jelas tadi Luna menutup akses dia untuk masuk dan sudah mewanti-wanti untuk tidak datang, tapi kalau tante Lisa yang menyuruh dia bisa apa, Luna juga pasti tidak bisa apa-apa.

Baru juga beberapa Jam di rumah Johnny sudah harus pergi lagi, mumpung ada kesempatan juga berduaan dengan Luna, pokoknya malam ini masalah mereka harus selesai.

[ ✓ ] Love and Hate | JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang