CHAPTER 26 [ lari estafet ]

1.7K 212 165
                                    

"Aku mencintaimu cukup ku tunjukkan tanpa harus aku katakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku mencintaimu cukup ku tunjukkan tanpa harus aku katakan."

.
.
.

SEBELUM BACA AUTHOR MAU NGINGETIN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA , TYPO INGETIN AUTHOR:)
.


.
.

Pagi yang cerah dengan semilir angin yang lembut menjadi penyemangat para siswa-siswi kelas 12 TKJ untuk berolahraga di lapang sepak bola dekat sekolah.

Hari ini pak Budi-- guru olahraga, menyuruh anak didiknya untuk praktek lari estafet.

Saat ini ke 25 murid itu berkumpul ditengah lapang, kalau biasanya Jay yang paling bersemangat menemani pak Budi untuk memimpin pemanasan, kali ini pemuda itu menolak dan mendadak loyo.

Alhasil Riki dan William yang menggantikannya, sebenarnya William tidak mau tapi Riki memaksa dan menariknya untuk maju ke depan.

"Pak pake musik jangan?" Tanya Riki, DJ remix sepertinya cocok.

"Gak usah! Ngapain pake musik, udah seperti biasa aja," jawab pak Budi-- pria 38 tahun dengan perawakan tinggi besar yang sedang membawa beberapa lembar kertas yang dijepit di papan kerani.

"Ah, si bapak gak asik," keluh Riki.

Pemuda jangkung berkulit putih pasi itu membuka kakinya selebar bahu, William yang berdiri disampingnya juga mengikuti.

"Anak-anak! Kita mulai pemanasannya!" Gaya Riki sudah seperti pak Budi saja.

Yang lain sibuk meniru gerakan Riki, sementara Johnny dan Luna malah sibuk berdua dibarisan paling belakang. Johnny dari tadi mengganggu Luna dengan mengangkat-angkat kaos belakangnya.

"Johnny," Bisik Luna dengan penekanan, kulit punggungnya bisa kelihatan.

Laki-laki itu malah terkekeh, sesekali dia menjedanya dengan kembali fokus pemanasan.

"William seneng banget kayaknya," bisik Johnny pada Luna, dia tertawa pelan saat melihat raut wajah William yang masam dengan alis yang mengkerut menahan teriknya matahari yang menyorot wajahnya.

"Si anti panas, pantes bening," Luna balas berbisik sembari melakukan gerakan menekuk salah satu lutut kebelakang dan menahannya beberapa saat, karena sulit menjaga keseimbangan tangan satunya lagi berpegangan pada lengan Johnny.

"Kalau dia emang gak bakalan gosong kulitnya, gak bakal eksotis kayak gue," kata Johnny yang memang kulitnya sedikit lebih gelap dibanding William.

Luna mencebikkan bibirnya mengejek Johnny, Eksotis apanya bahkan kulitnya lebih cerah dibanding kulit Jay, harusnya yang bicara seperti itu adalah Jay.

Mereka selesai melakukan pemanasan, karena pak Budi sudah menjelaskan bagaimana cara melakukan lari estafet sebelumnya, jadi mereka semua menepi ke pinggir lapang menunggu namanya dipanggil.

[ ✓ ] Love and Hate | JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang