Chapter 3 [ Masalalu ]

1.9K 215 71
                                    

Flashback

"Sini maju, Jhonny gak takut!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sini maju, Jhonny gak takut!"

JOHNNY JUANDA
putra dari
ARJUNA JUANDA
.
.
.

SEBELUM BACA AUTHOR MAU NGINGETIN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA :)

KALAU ADA TYPO INGETIN YA.

.
.
.


Juna berdiri menjulang didepan Johnny sembari bersedekap, matanya merah meradang sebab marah, nafasnya memburu emosi dengan apa yang telah Johnny lakukan.

Dilantai tergeletak laptop kerja milik Juna yang layarna sudah remuk tak berwujud. Sarah duduk bersimpuh merangkul Johnny yang saat ini gemetar menahan tangis.

"Ngapain main bola didalam rumah?! Udah papa bilang berkali-kali kalau mau main, diluar!" Bentak Juna.

"Tapi Juan mainnya pelan-pelan," jawab anak kecil berusia 6 tahun tersebut.

"Kalau pelan kenapa laptop papa bisa ancur gitu, hah?! Semua kerjaan papa ilang gara-gara kamu."

"Tapi Juan gak sengaja pah, kenapa juga papa nyimpen laptop disana?"

"Bantah terus! Papa gak suka kamu ngelawan kayak gini, kalau kamu salah kamu ngaku salah!"

"Minta maaf sayang sama papah," bisik Sarah pada Juan, ia menenangkan anaknya yang mungkin ketakutan sekarang, bahkan Sarah juga takut kalau suaminya sudah marah seperti ini.

"Mulai sekarang semua mainan kamu, papah buang!" Tegasnya tanpa belas kasihan.

"Gak! Mainan Juan jangan dibuang! Papah jahat!" Teriak Johnny.

"Kamu ya!" Juna yang tak suka dibantah apalagi oleh anaknya sendiri sudah tak bisa sabar lagi, dia menarik tangan mungil juan lalu menyeretnya menjauh dari Sarah.

"Mas! Udah mas, Juan gak sengaja maafin Juan!" Seru Sarah yang langsung bangkit menyusul suaminya yang masuk kedalam kamar, namun Juna keburu menguncinya.

"Mas! Buka mas! Dia anak kamu, jangan diapa-apain mas!" Sarah takut setengah mati, Juna yang dia kenal bisa berbuat nekat jika sudah kalap seperti itu. Cuma perkara Laptop Juna bisa semarah ini, Sarah tidak habis pikir, ia menangis sambil terus menggedor-gedor pintu.

Anak itu menangis, ayahnya terlihat menyeramkan seperti monster. Dia membuka sabuknya dan mencambuk Juan beberapa kali hingga anak itu menjerit kesakitan.

"Mamaaaaa!" Panggil Juan menahan sakit dari cambukan ayahnya.

"Nangis! Ini balasan kalau kamu ngelawan orang tua!" Hati nurani Juna seakan hilang entah kemana.

[ ✓ ] Love and Hate | JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang