.tiga. berantakan

20 6 0
                                    

"Gauri?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gauri?"

Spontan badanku berbalik ke belakang. Di depan pintu dia berdiri, cowok itu terlihat semakin tampan dengan kaos oblong putih yang di tutup jaket bomber hitam. Celana jeans hitam melekat sempurna di kaki nya. Persis seperti gambaran cowok impian ku.

Badanku masih diam, hanya bisa menatap bola matanya yang hitam pekat. Aku seakan tersihir dengan kedalamannya.

Sekarang dia maju mendekat, berdiri tepat di depan ku, "Gauri kan?" Tanya nya sedikit ragu.

Aku mau meleleh, bahkan suaranya saja bisa membuat tubuhku merinding.

Kepalaku terasa sangat kaku untuk ku anggukkan. "Iya Kak." Untung saja suara ku baik-baik saja.

Kak Malik tersenyum memamerkan deretan giginya yang rapi, dan ada ginsul! Seandainya saja Aku sendiri disini, Aku akan berteriak heboh. Manis banget gila!

"Kamu ngapain disini?"

Dengan kikuk Aku menggeser tubuhku, mempersilahkan Kak Malik untuk mengambil duduk. Dia duduk di dekatku! Masih banyak tempat kosong loh kenapa harus disini?!

Aku mengambil langkah untuk duduk di sofa tunggal samping Kak Malik. Malu dong kalau langsung duduk di samping Kak Malik. Ingat ini masih harus jaga image!

"Duduk disini aja, gapapa." Tangannya meraih tanganku untuk duduk. Seketika badanku mematung, jarakku hanya beberapa cm saja dari Kak Malik.

Kurasakan sebagian badan Kak Malik hadapkan padaku, memberikan atensi penuh pada cewek yang kepanasan karena tingkahnya ini. "Jadi kenapa kesini?" Lanjut nya.

"Mau main sama Syila Kak." Syil, minjam namamu bentar ya.

Kak Malik mengangguk mendengar jawabanku. Badannya tak lagi menghadap padaku tapi disandarkan sepenuhnya pada sofa. Aku baru bisa mengambil nafas. Ini baru duduk disamping Kak Malik aja langsung sesak gini. Gimana kalo, hehe.

"Kenapa Ri? Ketawa gitu."

Mampus, Gauri bodoh, tenang dikit lah dekat Kak Malik.

"Oh, engga Kak, engga apa-apa." Balasku kaku. Kak Malik hanya mengangguk, kulirik dirinya sedang menutup mata. Seperti nya Kak Malik sedang kelelahan. Ingin rasanya ku bawa Kak Malik dalam pelukanku.

"Loh ada kamu Ri? Nyari Syila?" Dari belakang Kak Heru datang dengan tangan yang penuh bahan makanan. Aku senyum mengiyakan Kak Heru, padahal mah kesini ya buat liat Kak Malik aja sih.

"Heh!"

"Aduh." Kak Malik mengaduh saat sebuah apel yang dilempar Kak Heru mendarat di perutnya. "Bukannya bantuin malah tiduran disini! Bantu angkat barang di mobil cepat!" Titah Kak Heru sebelum berlalu ke arah dapur.

Tentunya melihat mereka yang seperti nya sedang kerepotan, Aku berinisiatif membantu mengangkat barang. Namun, sebelum berdiri tangan ku ditahan Kak Malik. Tidak perlu ditebak badanku membeku lagi.

Tolong Jangan Jatuh Hati (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang