Sudah seminggu sejak malam patah hati ku, selama itu juga Aku sama sekali tidak bertemu Kak Malik, bahkan bertukar pesan juga tidak.
Perasaan ku masih sedikit berantakan, Kak Malik sebenarnya adalah cinta pertama ku.
Apa yang Mamah katakan dulu jika Aku tiap melihat cowok ganteng langsung suka nyatanya hanya sebatas itu saja. Perasaan ku berbeda untuk Kak Malik.
Pagi ini karena merasa bosan di rumah dan sebentar lagi Aku sudah masuk kuliah, kuputuskan untuk pergi keluar, melihat pemandangan sambil membawa peralatan lukis ku.
Siap dengan tas punggung dan jaket di tanganku, Aku bergegas turun, mencari Mamah yang sepertinya masih di kebun belakang. Mengurus beberapa bunga nya yang baru datang.
"Mah, Gauri mau pergi dulu ya." kata ku sambil memakai tas dan jaket. Rambutku hanya ku urai saja karena masih sedikit basah.
Mamah menaruh pupuk di meja, "Hati-hati, Mamah ga mau ya dengar ada kabar dari rumah sakit. Awas aja." gurau nya dan tertawa.
Bibirku mengerucut, setelah malam itu juga Mamah tidak pernah berhenti mengejek ku.
Ini karena si Nayla Nayla itu.
"Engga mungkin lah! Sudah, Gauri mau pergi," ku pakai sepatu putih di rak dekat pintu keluar, "Assalamualaikum Mah!" seru ku dari luar rumah.
Enaknya hari ini kemana ya?
Untuk menemani ku melukis, Aku membeli beberapa snack di market dekat rumah. Kemudian siap berangkat ke pantai di daerah seberang kota ku, cukup jauh, tapi Aku tidak keberatan.
Aku suka mengendari motor, merasakan angin sejuk membelai wajah, dan sinar mentari yang hangat seakan melepas semua rasa sedih ku.
Sepanjang jalan Aku membayangkan pemandangan yang akan ku lukis, mampu menerbitkan senyum di sudut bibir.
Membuat ku sadar, hari ini Kak Malik lebih sedikit muncul di pikiranku.
***
"Dek, mau ngapain?" tanya seorang penjaga gerbang pantai ini.
Pantai ini bisa dibilang sangat dijaga, karena katanya ini pantai pribadi milik seorang petinggi, kami diperbolehkan masuk apabila sudah diperiksa di pos penjaga.
Helm ku buka, "Mau ke dalam Pak," tas ku lepas dan ku buka di depan penjaga, memperlihatkan dengan jelas apa yang ku bawa di dalam, "Mau ngelukis Pak, saya sudah pernah kesini juga Pak." si penjaga mengecek tasku lalu mengangguk.
Kemudian Pak Penjaga sedikit menjauh dan memencet tombol untuk membuka palang. "Ya udah Dek, hati-hati melukis nya ya." tuturnya.
Aku membalas senyum lembut nya dan mengangguk sekali sebelum pergi, "Terima kasih Pak."
Mencari tempat yang bagus dan nyaman untuk melukis menurutku adalah hal yang cukup sulit. Karena Aku harus memastikan pemandangan nya indah untuk ku lukis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Jangan Jatuh Hati (On Going)
Teen FictionSINI MERAPAT YANG PUNYA CRUSH FRIENDLY! "Dibilang jangan suka Kak Malik." Emang ada yang bisa gak suka sama Qiasya Malik Yusuf? Kak Malik itu dimataku 11 12 sama Duan Jiaxu, baik, ramah saking ramah nya bikin bimbang, pokoknya suamiable banget deh...