.satu. cowok sofa

51 6 0
                                    

Apakah semua Ibu di dunia ini sama? Tak bisa tenang ketika melihat anak perempuannya berbaring seharian saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah semua Ibu di dunia ini sama? Tak bisa tenang ketika melihat anak perempuannya berbaring seharian saja.

Ini bukannya malas ya, cuman kami sebagai mahasiswi yang dihajar setiap hari laporan dan presentasi, pastinya butuh namanya istirahat, dan itu hanya kami dapatkan di hari sabtu minggu. Bahkan tak jarang di hari itu kami tetap harus begadang di depan laptop, menyelesaikan tugas yang tidak pernah kelar.

Aku yang baru keluar kamar setelah bangun jam 10 langsung mendapat ceramah dari Mamah negara. Dibilang perempuan itu ga boleh bangun siang, padahal menurut ku jam segitu itu masih pagi.

Sudah lama telingaku ini tidak mendapat gangguan suara Mamah, jadi anggap saja ini hiburan. Maklum, Aku adalah mahasiswi perantau, kebetulan Aku baru menyelesaikan Ujian Akhir Semester sekitar empat hari yang lalu.

Karena merasa bosan dikosan saja, lebih baik Aku pulang kan hitung-hitung hemat uang makan. Ya walaupun sebeneranya Aku belum boleh pulang, kami masih dihimbau menunggu seminggu, barangkali ada nilai yang ingin diperbaiki. Tapi ya tentu saja itu bukan untukku, nilai ku selalu aman.

---
Setelah melewati adengan pemaksaan dari perempuan yang melahirkan ku itu, Aku berangkat ke rumah kakak sepupuku yang juga sedang libur seperti ku.

Mengantarkan titipan Mamah yang sedari pagi ternyata sudah membuat kue, bukan tanpa sebab, Mamah sedang gabut aja katanya jadi belajar buat kue. Untung saja pas ku coba rasanya lumayan, kalau tidak, huh sudahlah.

Tumben sekali rumah tante ku ini rame, ya sebenarnya sering sih, karena tante salah satu guru senior di SMA swasta terkenal di kota ku, jadi rumahnya selalu menjadi basecamp kumpul-kumpul.

Tapi sudahlah ya, Aku langsung masuk aja, lagian paling cuman ibu-ibu yang sedang bergosip ria di dalam.

---
OMG! NO WAY!!

Memang benar ada ibu-ibu nya, cuman itu siapa, cowok yang duduk dan kenapa harus pas banget sofanya menghadap langsung ke Aku?! Mana ganteng lagi, ini harus banget penampilanku berdaster yang dia liat?!

Huaaa Mamiiiiii! Tolong anak mu ini!

Aku masih diam, entahlah bagaimana kondisi wajahku sekarang, tapi Aku bersyukur pengendalian wajahku ini tergolong sangat cepat dan langsung terlihat biasa aja, padahal ini jantung rasanya mau meledak.

Dengan sedikit bergetar Aku memberikan titipan Mamah ke Tante. Tatapan tajam itu membuat ku ingin pergi sekarang.

Ya Tuhan Tan, ini bukan waktu tepat menyuruhku duduk. Rambutku hanya di sanggul berantakan, daster yang terlihat begitu besar di badanku, dan juga Aku belum mandi! Bisa bayangin dong gimana amburadulnya seorang Gauri di depan cowok ganteng!

Dengan canggung Aku terpaksa mengambil duduk di dekat Ibu-ibu yang sepertinya Ibu cowok ganteng ini.

"Rel, jadi gapapa ya Malik disini dulu sebentar? Sampai selesai wisuda aja, kakakmu soalnya baru bisa pulang pas itu." Ujar Ibu disampingku kepada Tante Aurel.

Aku diam saja menyimak, ya aku juga gak paham mereka bahas apaan. Pengen pulang cepet dah Aku ini. Gakuat ngeliat cowok itu, pengen ngarungin!

Huft tahan Gauri, stay calm please.

"Ya gapapa dong Nis, lagian ada Heru juga pulang dari mondok."

"Heru sudah datang Tan?" Pertanyaan ku tentu saja mengalihkan perhatian semua orang disini.

Aku hanya bisa mengumpati mulut ku yang tidak tau situasi kondisi harus bertanya.
Tante Aurel cuman mengangguk, lalu menoleh pada cowok itu yang, kok dia ngeliatin Aku daritadi ya? Ah mungkin hanya perasaan ku saja. Lagian aku serarus persen yakin kita juga baru bertemu.

---
Sayang banget deh sama Tante ku ini, Tante langsung ngenalin cowok itu.

Namanya bagus Qiasya Malik Yusuf, sebagus orang nya. Ternyata dia adalah keluarga dari Ayah nya sepupuku, Ibu Malik bersaudara dengan Ayah nya Syila-kakak sepupuku. Tambahan informasi juga Malik sebentar lagi mau wisuda yang artinya dia lebih tua sekitar 2 tahun dariku.

Yang membuat ku terkejut di tempat, Malik adalah saudara sepersusuan Syila dan Heru, Tante bilang saat itu Ibu Malik sedang sakit jadi Tante Aurel yang baru melahirkan Heru memberikan sedikit susu nya untuk Malik sampai Ibu nya kembali sehat.

"Kenalin Aku Gauri Misya Astika panggil aja Gauri Kak, masih semester 4. Salam kenal Kak." Dia hanya menatap tangan ku, bibir tebalnya tertarik keatas, Aku rasanya mau nangis, melihat senyumnya itu loh manis banget!

Matanya yang tajam menatap ku seakan mampu menembus ke dalam.
"Malik." Katanya singkat dan menyambut tanganku.

Tubuhku merinding, tangan ku yang kecil seakan tenggelam di dalam tangan nya. Aku tersentak saat Malik sedikit meremas tanganku. Tidak membuat ku kesakitan, tapi jantung ini rasanya mau melompat keluar.

Satu hal yang terbesit di pikiran ku, Mamah Gauri sudah jatuh hati!

---

Part satu selesai yey
Stay tune ya!
Kalau ada typo jangan lupa tandain oakay, biar nanti bisa diperbaiki.

Regards
Sundayn
_________

Tolong Jangan Jatuh Hati (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang