"Malik, jadi kamu di rumah Heru sampai kapan?"
"Sampai selesai wisuda aja Nin."
"Bagus kalau gitu, kita masih punya waktu nongki nongki bareng."
"Mentang-mentang udah keterima di perusahaan ya Bel."
"Oh iya dong."
"Hahahaha"
Suara mereka terdengar sampai tempat ku duduk.
Aku mau pulang, Aku mau pulang.
Mengapa Aku harus terjebak di halaman belakang bersama teman-teman Kak Malik dan Kak Heru?
Dan melihat dari gazebo bagaimana Kak Malik ternyata sangat dekat dengan teman perempuannya.
Aku tau dia emang ramah, tapi tidak untuk seramah ini juga. Mulutnya tidak berhenti tersenyum, juga tidak ragu menatap dalam mata lawan bicaranya.
Melihat bagaimana Kak Malik memperlakukan teman perempuannya, membuat ku tersadar, ternyata Aku terlalu berharap jauh. Tentang Kak Malik mungkin saja memiliki perasaan untukku.
Ternyata perhatian yang selalu ia berikan padaku, sikap hangat dan ramah nya ketika melihat diriku. Semua itu ia lakukan juga pada teman perempuannya.
Aku menghembuskan nafas berat. Di gazebo ini Aku hanya sendirian manatap orang-orang di depan sana.
Syila yang menahan ku di sini ketika Aku mengatakan ingin pulang setelah semua makanan selesai dimasak.
"Udah Ri, di sini aja. Temenin Aku ya."
Mau gak mau Aku iyakan saja. Kasian juga dia di sini sendiri di antara teman kakaknya.
"Nih Ri, makan sosisnya dulu."
Syila datang dengan tangannya membawa piring di isi sosis bakar.
Mataku berbinar, melihat sosis yang menggiurkan membuat perut ku berbunyi.
"Yey, terima kasih sayang."
"Sama-sama cintah."
Melupakan Kak Malik yang masih bersenda gurau dengan temannya, Aku langsung melahap sosis.
"Gak Aku ambil Ri sosisnya, hati-hati."
Aku cuman mengangguk.
"Temannya Kak Malik banyak ya." Syila membuka suara sambil menatap ke depan.
Kunyahanku memelan ikut menghadap depan, selera makan ku yang tadi tinggi turun drastis ketika menatap Kak Malik yang merapikan rambut Kak Bela. Temannya yang lain menyoraki.
"Ya, banyak sekali." bisikku lemah. Mereka terlihat cocok.
Ku rasakan Syila menatap padaku, dengan tatapan yang tidak ku mengerti.
"Kamu suka Kak Malik kan Ri?" tanya Syila tiba-tiba.
Di tempat Aku mematung, "Engga, kamu salah." jawabku santai, mencoba terlihat santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Jangan Jatuh Hati (On Going)
أدب المراهقينSINI MERAPAT YANG PUNYA CRUSH FRIENDLY! "Dibilang jangan suka Kak Malik." Emang ada yang bisa gak suka sama Qiasya Malik Yusuf? Kak Malik itu dimataku 11 12 sama Duan Jiaxu, baik, ramah saking ramah nya bikin bimbang, pokoknya suamiable banget deh...