.dua. mamah & jatuh cinta

31 6 3
                                    

Setelah pulang dari rumah Tante Aurel, bibirku tak berhenti tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pulang dari rumah Tante Aurel, bibirku tak berhenti tersenyum. Senyuman Malik berputar-putar di kepalaku. Ini enaknya pakai adat apa ya nanti?

Membayangkan nya saja membuatku terkekeh begini.

"Kenapa senyum-senyum kek ODGJ gitu?"

"Gauri kek nya lagi jatuh cinta deh Mah."

Mamah memandangku heran, Aku tertawa kecil. Lengan Mamah yang ku peluk kubayangkan jadi lengan Malik. Tubuhnya sangat senderable , bahunya bidang, dan lengannya yang tidak kurus. Cukuplah untuk menjadi pelepas letih ku saat mengurus rumah tangga kita nanti.

"Lah malah ketawa. Sudah sana, takut Mamah kamu jadi gini." Mamah menyingkirkan kepalaku dari bahunya lalu berdiri, Aku mendelik kesal kearahnya, tapi langsung tertawa lagi. Semoga Malik jodohku Ya Allah. Kalau bukan, tolong dipaksakan saja Ya Allah.

"Kesurupan beneran nih bocah." Ujar Mamah dan berlalu ke dapur.

"Mahhh." Rengekku sambil memeluk Mamah dari belakang. Mengunci gerakannya yang ingin membuka plastik apel.

Mamah melirik tajam padaku, "Apasih Ri kamu malam-malam ribut banget. Tidur sana!"

Ku gelengkan kepala, ku tatap wajah Mamah dari samping.

"Kek nya Gauri lagi jatuh cinta deh Mah."

Apel yang Mamah pegang mendarat di kepalaku, "Kamu pikir Mamah percaya," sambil mencebikkan bibir ku usap kepalaku, jahat banget anaknya dipukul.

"Ih, Mah. Beneran loh, dia ganteng banget, tinggi, pokoknya tipe idaman Aku."

"Kamu setiap liat cowok ganteng juga langsung suka, heran Mamah tuh sama kamu. Sehari mungkin bisa suka 5 cowok," Mamah menggeleng tangannya kembali sibuk menyusun buah-buahan di dalam kulkas. Mengabaikan diriku yang cemberut mendengar perkataannya. Gak salah sih Mamah bilang gitu karena emang bener, tapi ini berbeda. "Roni tentangga sebelah aja yang baru lulus SMP kamu bilang calon suami mu." Lanjut Mamah.

Aku ikut berjongkok di sebelah Mamah yang memasukkan buah apel terakhir, "Mah, tapi ini Gauri beneran. Ini beneran jodoh Gauri Mah." Mamah berdiri, hendak meninggalkanku.

"Malik. Namanya Malik, Mah."

Langkah Mamah berhenti, sebagian badannya berbalik menatapku yang masih berjongkok sambil menatap yakin. "Ya ya itu jodohmu," Aku tau Mamah tidak serius mengatakan itu, tapi Aku langsung tersenyum dan mencium pipi Mamah sebelum naik ke atas kamar.

"Tunggu calon menantu mu ku bawa Mah."
Ujar ku setelah mengecup pipi Mamah.

Mata Mamah melotot, "Heh! Kuliah dulu yang bener!"

Tolong Jangan Jatuh Hati (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang