3. Terungkap

150 70 24
                                    

Hari demi hari berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari berlalu. Naya dan Edrick semakin dekat karena sering menghabiskan waktu bersama dalam mengerjakan tugas kelompok. Mereka bahkan sampai bertukar nomor handphone untuk membahas tugas dari Bu Siska. Sebab itu, waktu Naya yang sebelumnya 24/7 memperhatikan Mike jadi berkurang karena sering diusik Edrick dengan tugas yang perlu ia selesaikan.

"Dikit lagi kelar. Akhirnya nggak harus ketemu lo lagi."

"Dih! Harusnya aku yang bilang gitu. Padahal sore ini aku mau lihat Mike sparing bas-" Naya buru-buru menutup mulutnya, sebelum Edrick mendengar lebih banyak. Bisa-bisanya keceplosan, Naya merutuki dirinya. Malu.

Edrick tersenyum tipis, "Buat yang sering perhatiin lo, bukan rahasia lagi kalau lo suka sama Mike."

"Hah?" Naya tersentak.

Maksudnya?

"Ya udah, gue cabut dulu. Lo bisa pulang sendiri, kan?" Edrick segera mengambil tasnya dan beranjak dari tempat duduk.

Naya hanya mengangguk, kemudian larut dalam pikirannya untuk beberapa saat. Maksudnya banyak yang sudah tahu kalau dia suka Mike?

Tidak ingin ambil pusing, Naya segera membereskan buku dan perlengkapan tulisnya untuk disimpan ke dalam tas. Ia tidak mau sendirian terlalu lama di perpustakaan sekolah. Gadis itu juga tidak ingin melewatkan kesempatan sdikit pun untuk memperhatikan Mike yang sedang bermain basket.

Setelah capek mengerjakan tugas kelompok bersama Edrick, energinya yang terkuras harus di-charge dengan melihat Mike. Dengan begitu, ketika pulang ke rumah, ia tidak akan merasa lelah. Hari ini juga merupakan hari di mana ia sudah bisa mengirimkan tulisan surat cintanya ke email pro.ra.sa. Naya tidak berharap menjadi juara, ia hanya berharap agar perasaannya dapat tersampaikan melalui buku yang dicetak.

***

Esok paginya, Naya bangun dengan semangat. Ia tidur cukup awal kemarin ketika sudah selesai mengerjakan tugas dan mengirimkan tulisan surat cintanya. Mulai hari ini juga, ia tidak harus lagi terlibat dengan Edrick, yang berarti waktunya untuk memperhatikan Mike akan kembali menjadi 24/7.

Naya berangkat sekolah dengan naik bus seperti biasa. Sebentar lagi, Mike akan ulang tahun. Naya berpikir untuk mencari hadiah ulang tahun untuk Mike sepulang sekolah. Ia akan mengajak Teresa untuk menemaninya mencari kado.

Ketika Naya tiba di kelas, Teresa langsung menarik Naya keluar lagi. Tidak seperti biasanya Teresa bereaksi seperti ini saat ia tiba. Ada apa?

"Nay, kamu harus kuat, ya!"

"Kuat? Maksudnya?"

"Iya, kuat. Jangan berpikir untuk lakuin hal bodoh karena ini."

Masih tidak mengerti, Naya mencoba mencari jawaban dengan menyapu pandangannya ke dalam kelas. Terlihat Mike yang sedang asyik mengobrol dengan Wilson dan Nicholas.

"Kamu belum tahu, Nay?" tanya Teresa yang mendapati wajah kebingungan Naya.

"Tahu soal apa?"

"Mending sekarang kamu buka WhatsApp kamu dan lihat foto profilnya Mike."

Naya menurut. Ia mengeluarkan ponsel pintarnya dari dalam tas dan membuka WhatsApp. Kemudian, mencari kontak Mike untuk menemukan jawabannya.

Betapa terkejutnya Naya ketika mendapati foto profil WhatsApp Mike yang semula kosong telah berganti menjadi fotonya bersama seorang perempuan. Dan perempuan itu tak lain adalah Jean Penelope, seseorang yang Naya kenal. Temannya dari dunia kepenulisan.

"Aku dengar dari Nic, Mike memang belakangan ini kelihatan sering chat-an gitu sambil senyum-senyum saat jam istirahat. Aku rasa Mike officially udah ada yang punya sekarang."

"Kok bisa?" Naya bertanya lebih kepada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin Mike bisa jadian dengan seseorang yang baru dikenal sekitar tiga bulan?

Naya ingat, tiga bulan lalu saat jalan-jalan ke pusat perbelanjaan bersama Jean-seseorang yang sebelumnya hanya ia kenal dan chat melalui WhatsApp selama setahun lamanya-mereka bertemu dengan Mike.

Naya mengenal Jean dari sebuah grup komunitas menulis. Mereka memiliki hobi yang sama, suka menulis dan membaca novel. Dimulai dari kesukaan mereka yang sama, mereka menjadi teman dan sering mengobrol melalui WhatsApp.

Jean adalah gadis yang pintar, terlebih di pelajaran Bahasa. Nilai pelajaran sekolahnya tidak perlu diragukan. Usianya berjarak dua tahun dengan Naya, membuat gadis itu memanggil Naya dengan panggilan kakak, meskipun Naya tidak keberatan jika hanya dipanggil nama.

Saat bertemu dengan Mike, Naya menyapa lelaki itu. Mereka terlibat obrolan singkat dan Naya memperkenalkan Jean yang saat itu bersamanya. Jean merupakan gadis supel, ia tidak canggung berada diantara Naya dan Mike. Gadis itu bahkan ikut mengobrol banyak dengan Mike saat lelaki itu menawari untuk ke kafe bersama. Diketahui bahwa usia Mike dan Jean hanya berjarak setahun, tetapi gadis itu memanggil Mike dengan panggilan kakak juga.

"Berarti Kak Mike sekelas sama Kak Nay, ya? Kupikir hanya sekedar teman sekolah doang, soalnya Kak Nay kan lebih tua dua tahun dari aku."

Dikarenakan sering dipukuli oleh gurunya saat taman kanak-kanak, Naya menolak untuk masuk sekolah terus-terusan. Ia takut dimarahi dan dipukuli saat menjawab salah pertanyaan yang diberikan. Hal inilah yang membuat Naya jadi bersekolah pada tahun depannya dan memiliki banyak teman yang lebih muda darinya.

"Oh, ya? Terus kenal Naya dari mana?"

"Dari komunitas menulis, Kak. Ini kedua kalinya kita ketemuan dan jalan bareng. Aku nggak nyangka bisa ketemu teman sehobi yang sekota. Biasanya yang kukenal tuh jauh-jauh."

"Gitu, ya? Berarti suka buat novel juga? Buat cerita genre apa?"

Jika Teresa tidak menepuk pundak Naya, mungkin gadis itu akan larut dalam ingatannya jauh lebih lama. Sebab, panggilan demi panggilan masih membuat Naya bergeming di depan kelas.

Naya tidak menyangka pertemuan Jean dan Mike saat itu akan berakhir seperti ini. Saat itu Mike bahkan menawari untuk mengantar pulang Naya dan Jean dengan mobilnya, entah karena apa. Tawaran itu diterima Naya dengan senang hati, gadis itu duduk di depan dengan Mike, sedangkan Jean, ia duduk di belakang dan diantar pulang lebih dulu.

"Are you okay?" Raut wajah Teresa terlihat khawatir. Mungkin itu karena Naya terdiam cukup lama.

"Apa yang dilihat Mike dari Jean? Padahal mereka jelas-jelas baru kenal."

Naya masih tidak mengerti bagaimana semua ini dapat terjadi. Sulit baginya untuk menerima ini. Seseorang yang telah lama disukainya, tiba-tiba memiliki pacar beda sekolah.

Sejak hari itu, Jean memang jadi sering membicarakan Mike di WhatsApp, gadis itu bahkan meminta nomor WhatsApp Mike kepada Naya. Awalnya Naya keberatan, tetapi karena terus didesak oleh Jean dengan dalih ingin bertanya tugas Bahasa Inggris sekolahnya, Naya akhirnya memberikan nomor Mike. Lelaki itu memang sangat pintar Bahasa Inggris, berbeda dengan dirinya yang tidak pintar.

"Mike kan orangnya pendiam, sementara dari yang aku dengar dari kamu, Jean itu orang yang supel, pintar pula. Mungkin mereka jadi dekat semenjak pertemuan pertama itu, tanpa kamu tahu."

Perasaan sesak mulai menyebar di dada Naya. Rasanya menyakitkan sekali ketika orang yang disukai telah memiliki seseorang yang istimewa. Apakah ini berarti ia harus melupakan perasaannya kepada Mike?

***

[SUDAH TERBIT] Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang