Frederick meninggalkan pesan kepada adiknya bahwa ia bersama Naya dan Teresa akan pergi ke Senayan Plaza. Untungnya, saat datang ke kafe tadi, mereka berangkat secara terpisah. Frederick mengendarai mobil, sementara adiknya itu mengendarai sepeda motor vixion merah kesayangannya.
Ketika memastikan bahwa jarak mobil Frederick sudah cukup jauh, Edrick pun segera meninggalkan kafe dan melajukan sepeda motornya mengikuti mobil kakaknya tersebut. Lelaki itu tidak ingin pulang ke rumah. Ia ingin memastikan apa saja yang akan dilakukan kakaknya terhadap Naya.
"Kamu mau cari baju model apa?" tanya Naya ketika mereka telah tiba di pusat pembelanjaan Senayan Plaza.
"Belum kepikiran, sih, menurut lo gue cocok pakai baju apa?"
"EHEM!" Teresa langsung berdeham, tampaknya keberadaannya cukup transparan. Tidak hanya saat di dalam mobil ketika ia duduk di bagian belakang, ketika tiba di plaza, Naya dan Frederick masih mengobrol tanpa henti.
"Pendapatku nggak ditanyain?" sindir Teresa.
"Ah, soal fashion, tanya ke Teresa aja. Dia lebih jago," ucap Naya seraya merangkul bahu sahabatnya itu. Tampaknya ia terlalu larut dalam pembicaraan dengan Frederick hingga melupakan Teresa.
"Harusnya aku ajak Nic juga," keluh Teresa.
"Nic itu siapa?"
"Ah, pacarnya Teresa." Naya mewakili Teresa untuk menjawab pertanyaan Frederick.
"Oh. Ya udah ajak aja. Minta aja dia ke sini."
"Coba aku telepon dia dulu, takutnya dia lagi main futsal bareng temannya hari ini."
"Pacar lo suka main futsal? Sama dong," ucap Frederick yang terdengar antusias.
Satu tanya kembali hadir di dalam benak Naya. Ric juga bisa main futsal? Gadis itu pikir, ia hanya menyukai bermain basket.
"Iya, kadang di hari Minggu kayak gini dia keluar bareng temannya buat main futsal."
"Oh, gitu. Dia biasanya main di mana?"
"Kalau gue di-" Apa yang ingin diucapkan Frederick dipotong oleh Teresa saat panggilannya telah diterima, "Sebentar."
"Nic, kamu lagi di mana?"
"Di rumah aja. Kenapa?"
"Kamu tahu kan, aku lagi keluar sama Naya hari ini?"
"Iya, tahu. Kamu kan udah cerita. Kenapa? Kamu mau dijemput pulang sekarang, ya?"
"Bukan. Aku lagi di Senayan Plaza. Kamu datang ke sini, dong! Temenin aku belanja."
"Lha, kan ada Naya? Emangnya dia udah pulang duluan?"
"Belum. Tapi aku nggak mau jadi nyamuk. Kamu tahu kan apa yang aku maksud."
"OHHH." Terdengar suara tawa renyah Nicholas sesaat, sepertinya ia mengerti situasi yang sedang dihadapi pacarnya sekarang. Sebab, teman yang mau ditemui Naya adalah seorang pria. Teresa telah menceritakan kepadanya semuanya sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SUDAH TERBIT] Hidden Love
Teen FictionKetika cinta sulit diungkapkan, apakah harus dilupakan? Ini tentang Naya, seorang gadis SMA yang telah memendam perasaannya selama bertahun-tahun. Ketika ia memutuskan untuk menyatakan perasaannya, semua telah terlambat, lelaki yang disukainya telah...