Ayub,Nazri dan Aidan sedang berbincang diruang tamu. Kondisi Aidan mulai membaik karna Aidan hanya kurang tidur.
Mereka berbincang soal kameranya Aidan yang sudah bisa digunakan, Aidan banyak banyak terimakasih pada Nazri ternyata dia itu baik.
Jadi Aidan tak jadi membencinya. Malah menjadikan Nazri sebagai panutannya. "Aku gatau harus ngomong apa, terimakasih saja mungkin tidak cukup" kata Aidan.
"Santai aja, lagian aku sambil mengasah skill ku" kata Nazri.
"Pantes aja banyak ciwi-ciwi yang terkagum kagum, ternyata emang baik orangnya."
"Baik sih baik, tapi tetep antum ganteng kok. Gantengn Aidan malah" puji balik Nazri.
Apa ini? Mereka saling sanjung? Ayub merasa geli mendengarnya "Udah,udah jangan saling sanjung nanti suka"
"Astagfirullah" serempak mereka berdua berucap.
"Jangan puji puji lagi geli dengernya" bulu kuduk Ayub berdiri.
"Nah sekarang coba tuh kameranya Ai" kata Ayub.
Aidan pun langsung memotret Ayub dan Nazri, "Say cheese"
"Allahuakbar" kata Ayub berpose mengepal tanganya dan mengangkat satu tanganya.
Aidan hanya terkekeh lalu mencekrek foto, satu kenangan telah Aidan buat untuk kenang-kenangan nanti jika sudah tak bersama keluarga ini lagi. Jujur Aidan merasa berat meninggalkan keluarga ini yang sangat baik padanya.
"Bang, ayo kita bikin bloopers." Ajak Aidan.
Mereka pun berdiri bertiga sungguh ini yang dinginkan Aidan. Aidan merasa kekeluargaan mereka adalah keinginan terbesar Aidan. Mereka bertiga tertawa bersama melihat hasil foto.
"Kak" panggil Ayasya.
Ayub,Nazri dan Aidan yang saat itu sedang melihat-lihat hasil foto langsung mengarahkan pandangannya ke sumber suara.
"Apa ay?" Tanya Ayub.
Ayasya melihat bahwa Aidan masih belum sembuh total dia masih sakit namun memaksakan. Matanya masih belum fresh.
"Ay mau anterin makanan ke nenek"
"Yakin sendiri?" Ayub merasa tak yakin dia bisa pergi sendiri.
"Aku pergi sama Lia kok"
Aidan punya usul yang bagus, lagi pula ada sesuatu yang ingin dibicarakan Aidan dengan Ayasya.
"Aku juga ikut, sambil mau foto-foto pemandangan. Kameranya sudah tidak rusak lagi. Sambil aku menjaga Lia dan kau" usul Aidan.
"Tidak, kau belum sembuh. Lihatlah kondisimu" larang Ayasya.
"Jangan khawatirkan aku, aku sudah sehat" kata Aidan.
"Bukan mengkhawatirkan mu, tapi kalo kau tiba-tiba pingsan dijalan, Siapa yang angkat? kau kan berat nanti malah nambah beban." Jelas Ayasya meninggalkan Aidan.
Aidan masih terkejut dengan ucapan Ayasya yang begitu nyelekit ke hati. Sakit sekali everybody.
Akhirnya mereka bertiga pun berangkat. Aidan yang sibuk potret sana potret sini sibuk dengan dunianya sendiri.
Ayasya yang melihat itu ikut senang karna bisa melihat Aidan bahagia.
"Kenapa kau terus melihatnya?, suka ya?" Goda Lia.
"Apa sih, orang cuman liat pemandangannya. Hari ini cuaca indah sekali" kata Ayasya sambil menatap langit.
"Ah sudah,sudah sepetinya hujan akan turun. ini sudah mendung ayok" ajak Lia mempercepat perjalananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI TAKDIRKAN : Aidan & Ayasya
RomanceJika waktu bisa diputar, maka aku ingin waktu itu terus berputar disaat aku bisa melihatmu. *** "Aku jatuh cinta pada gadis yang kugenggam untuk menyelamatkannya dibandara" Aidan takut jika wanita yang dicintainya tidak mencintainya balik. "Sayangny...