9. Tak ada maksud menyakitimu

69 6 0
                                    

Hari dimana Aidan harus berpura pura pergi pun telah tiba. Sebenarnya Aidan tak tahu dia harus pergi kemana dia sudah berusaha menelfon kembali teman-temanya namun hasil tetap sama. Aidan merasa putus harapan.

Aidan akan meninggalkan rumah ini setelah Dzuhur, Aidan kini sedang bersiap-siap untuk sholat subuhnya. Semua barang-barang nya sudah ia kemas didalam tas besar dan beberapa makanan yang diberi oleh bang Ayub.

"Duh ya Allah, gini amat hidup saya. Nebeng sana nebeng sini udah pergi dari sini saya kemana lagi" Aidan bermonolog sendiri sambil duduk ditepi kasur dan mengusap wajahnya pasrah.

Tak lama dari itu Ayub mengetuk pintu kamar Aidan dan mengajaknya sholat subuh berjamaah di masjid.

"Aidan, yo berangkat"

"Ayasya udah berangkat duluan?"

"Udah dari tadi"

Aidan dan Ayub pun pergi kemasjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Seperti biasanya Aidan akan pulang lebih lambat dari Ayasya sekitar jam enam pagi.

Dia senantiasa berdzikir dan berdoa untuk semua kelancaran masalahnya. Tak lupa Aidan juga berdoa agar teman-temannya itu mengangkat telfonya.

"Ya Allah, hamba-mu ini memohon agar teman-temannya ku menjawab telfonku dengan begitu hamba-mu ini bisa pulang dengan selamat." Ucap Aidan berdoa.

Setelah berdoa Aidan, dia bersandar pada dinding masjid dan memejamkan matanya sambil memikirkan kejadian kemarin malam dia merasa bersalah karna kemarin malam Ayasya dan Aidan berpapasan namun Aidan langsung melewatinya begitu saja membuat Aidan merasa bersalah tanpa senyum sedikitpun.

Tapi mau bagaimana lagi dia harus melakukan itu, dari raut wajah Ayasya sepertinya dia terkejut dengan perilaku Aidan yang mendadak seperti ini.

Entahlah ini masih belum terbiasa bagi Aidan. Tapi Aidan yakin jika memang mereka jodoh Allah akan pertemukan mereka dengan segala cara apapun.

Saat memejamkan matanya Aidan mendengar seperti ada yang masuk masjid. Posisi Aidan kini sedang berada di pojok kanan. Aidan pun membuka matanya dan memang benar ternyata ada seorang laki-laki masuk seperti mengendap-endap lalu membuka gembok kontak yang berisi uang.

Aidan mengerutkan keningnya "Sedang apa pria itu?" Pria itu sepertinya sedang mengotak ngatik gembok yang terkunci.

"Mau ngapain?" Aidan sambil berjalan pelan-pelan mendekat ke pria tersebut.

Dan ternyata dia maling! Aidan melotot tak percaya apa yang dia lihat, pencurian sedang terjadi di depan matanya.

Aidan menepuk pundak pria tersebut sambil berucap "Maling ya?" Sontak membuat pria itu kaget setengah mati hampir ingin meninju wajah Aidan namun Aidan berhasil menahan tangan tersebut.

Aidan melihat ditangan kirinya pria ini sudah mengambil uang tersebut entah berapa itu tapi terlihat banyak.

"Wah! MALING!!!!" teriak Aidan sangat kencang. Pria itu berusaha melepaskan genggaman Aidan yang sangat kuat "Lepasin gue keparat!"

Lepas sudah genggaman tangan Aidan pada maling itu. apa lagi yang dipikirkan maling itu? Dia pun lari terbirit-birit Aidan menyusul nya.

"Maling!" Teriak Aidan.

Untung saja dari lawan arah Ayub dan Nazri ingin menyusul Aidan di masjid. Melihat Aidan berlarian sambil teriak maling membuat mereka panik.

"WOI SINI LO MALING!!" ucap Ayub ikut berlari bersama Nazri.

Aidan lihat ada sebatang kayu lalu dia lemparkan pada maling itu.

DUKKK!!!

Kayu itu mengenai kepala maling tersebut membuatnya tersungkur ke tanah.

DI TAKDIRKAN : Aidan & AyasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang