2. Ai dan Ay

153 8 0
                                    

Aidan kaget sekaligus lega juga bahwa kak Ayub bukan suami gadis itu. Sepetinya Aidan mulai tertarik dengan gadis itu.

"Kenapa tanya tanya? Mau Minang?" Tanya balik Ayub sedikit sewot.

"Ah, ngga kak. Nanya aja" jawab Aidan kikuk.

"Tapi kok kak Ayub ngapain dibandara? Mau berangkatkah?" Tanya Aidan karena mereka bertemu dibandara.

"Iya tadinya Ay mau pergi ke Mesir buat nerusin sekolahnya, tapi takdir Allah berkata lain dengan adanya kejadian yang kacau hari ini. Sampe ada yang memakan korban jiwa jadi ayah sama bunda takut Ay kenapa-kenapa."jelas Ayub.

"Tapi itu semua keputusan Ay, tadi kan Ay suruh cari rombongan Antum dulu jadi mungkin Ay ngga jadi perginya."

Aidan masih terdiam dengan penjelasan kak Ayub.

"Tapi kenapa kak Ayub tolong saya? Kan kak Ayub baru kenal sama saya"

"Karna kita muslim, kita ngga bakal ninggalin orang yang lagi kesusahan. Lagi pula kau orang baru disini dan sudah menolongku tadi" gadis itu tiba-tiba berbicara dibelakang mereka berdua dengan memegang dua roti.

"Ini kak makan dulu" gadis itu memberikan roti pada Ayub dan Aidan.

"Terimakasih" gadis itu hanya mengangguk lalu pergi.

Setelah mereka menunggu sampai malam untuk menemani orang baru ini ternyata teman-temannya tak kunjung datang untuk menjemputnya.

Segala usaha sudah dilakukan oleh Aidan meski ada teman untuk menemaninya tetap saja hatinya tak tenang karna seperti dibuang oleh teman-temannya.

Aidan juga sudah beberapa kali menelfon pada Obi dan Zaki namun hasil nihil mereka tidak menjawab sama sekali.

Hari pun sudah mulai gelap namun yang membuat takjub Aidan pada keluarga Ayub adalah mereka masih senantiasa menunggu untuk kedatangan teman-temannya.

Kak Ayub pun sudah tidur dalam keadaan duduk membuat Aidan merasa bersalah.

"Emm... Kak, Bu kalian gak apa-apa pulang aja aku bisa jaga diri kok. Kalian sepertinya capek" jelas Aidan tak enak dengan situasi seperti ini.

"Eh gak apa-apa kasian kamu sendiri disini justru ibu malah khawatir kalau ninggalin kamu" jelas ibu kak Ayub- siti.

Ayub pun terbangun dari tidurnya "Bunda, gimana kalo Aidan bawa dulu aja kerumah. Biar dia carinya ngga sendirian" usul Ayub sambil mengucek matanya.

"Eh gak usah kak, makasih tawaranya takut ngerepotin" Aidan merasa kini dirinya beban orang yang baru kenal dengannya.

"Justru dengan kau diem disini terus kita nunggu temen kau datang itu ngerepotin kita tau" sang gadis mulai berbicara. Sepertinya dia tidak suka pada Aidan.

Aidan hanya bisa diam dengan kata-kata gadis itu.

"Astagfirullah, anakku gak boleh gitu. Dia lagi kesusahan dia ketinggalan rombongannya kasian kalo sendiri mana ini bekas ada rampok" ucap Siti.

"Ya udah gak apalah. Aidan, yok ikut kerumah kita dulu aja sampai kau dapat informasi tentang teman-teman mu itu" Aidan pun hanya bisa mengangguk.

Kalau dipikir pikir iya juga karena dia keluarga kak Ayub tidak pulang kerumahnya.

Mereka pun pergi pulang.

Ternyata jalan dari bandara tadi dan rumah Ayub sangat jauh. Kini Aidan merasa sangat sangat menjadi beban baru untuk keluarga ini. Aidan malu sebenarnya.

Merekapun sampai dirumah dengan selamat. "Alhamdulilah nyampe juga" Ayub membuka pintunya untuk sang ibunda dan adik kecilnya.

"Kak, makasih yah udah mau nolongin Aidan. Aidan gatau harus bagaimana buat bales kebaikan kakak"

DI TAKDIRKAN : Aidan & AyasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang