10. Doaku untuk mu

63 5 0
                                    

Ayub,Nazri dan Aidan berhenti di stasiun bus "Makasih ya bang udah anterin Ai, Abang sama Nazri bisa pulang. Ai bisa jaga diri disini"

"Hati-hati ya, kalo ada apa jangan sungkan minta bantuan ke kita" Ayub merogoh sesuatu di kantong celananya lalu memberikan secarik kertas bertuliskan nomor handphone Ayub.

Memang selama ini mereka tak saling bertukar nomor handphone.

Aidan tersenyum lalu mengambil kertas itu. "Abang pulang dulu ya" Ayub menepuk pundak Aidan lalu pergi.

"Hati-hati, salam untuk keluarga mu" kata Nazri lalu kemudian menyusul Ayub.

Ayub dan Nazri melambai tangan ke Aidan, Aidan pun membalasnya sambil tersenyum.

Setelah perginya Ayub dan Nazri, Aidan kini sedang menunggu kedatangan bus sambil melihat secarik kertas yang bertuliskan nomor handphone Ayub.

"Ya Allah, bisa gak aku ketemu lagi sama Ayasya?" Aidan hanya bicara sendiri agar hatinya tak begitu sesak.

Dia pun mengambilnya handphone berniat untuk memasukan nomor handphone tersebut.

Namun satu keajaiban telah datang padanya satu harapa dan satu cahaya.
Terlihat ada dua panggilan tak terjawab dari Zaki membuat matanya melotot tak percaya. Satu titik terang telah datang.

Harapannya kini tumbuh kembali Aidan langsung menelfon balik ke nomor tersebut dan berdering, hatinya berdegup kencang akhirnya dia bisa menghubungi teman-temanya.

"Halo Aidan!"

Teriak gembira seseorang yang Aidan bahkan bisa mengenali suara itu, Itu  adalah Zaki. Aidan masih tak bisa percaya semalam sebelum pergi dia melakukan sholat tahajud sepanjang melaksanakan sholat itu Aidan menangis ingin bertemu kembali dengan teman-temannya dan berdoa semoga tidak terjadi apa-apa pada teman-temannya.

Apakah Allah mengabulkan semua doa dan keinginanku. Alhamdulilah.

"Aidan! Halo, Lo dimana, Aidan halo" ucap Zaki terus-menerus menanyakan kabar temannya yang tertinggal satu orang ini.

"Zak" panggil Aidan membuat Zaki lega ternyata temannya ini tak apa-apa.

"Aidan, gue sama temen-temen ada di skdjd"

Aidan mengerutkan keningnya tak paham apa yang baru saja Zaki ucapakan "Halo? Dimana Zak, kalian dimana?"

"Kita aman, kita lagi zkzkjs"

"Sepertinya sinyal Disini sedang tidak bagus" Aidan melirik sinyal di handphone sedang tidak bagus cuaca juga sepetinya akan hujan karna sudah mendung.

"Aku cari sinyal dulu aja deh, bus belum datang soalnya" Aidan berlarian mencari sinyal agar telepon nya masih tersambung dengan Zaki.

"Ai, kita --- polisi ---"

Suara Zaki dalam telfon terputus putus membuat Aidan kebingungan "Apa? Polisi? Kalian kenapa heh sampe di tangkap polisi?" Tanya Aidan beruntun kelewat panik.

Posisi Aidan kini sudah jauh dari halte bus tadi karna Aidan yang sibuk mencari sinyal entah kemana di pergi.

Aidan masih terbilang orang baru di daerah sini dan bahkan Aidan tak pernah keluar rumah sendiri jadi dia tidak tau jalan ini dimana. Aidan terus mencari sinyal ke entah berantah jalanya.

"Halo Zaki!"

Namun telepon nya terputus karna sudah tak ada sinyal "Oh no, jangan,jangan terputus aku mohon" Aidan berlarian terus untuk mencari sinyal.

Akhirnya Aidan berada di lapangan luas dan kosong entah dimana dia sekarang namun yang membuat Aidan khawatir bukan itu tapi keadaaan teman-teman nya yang katanya sedang berada di kantor polisi.

DI TAKDIRKAN : Aidan & AyasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang