Seorang gadis tengah berlari kecil untuk menemukan sebuah jalan bersama anak kecil. Gadis itu sangat panik karena rumahnya terbakar hebat.
Ia tak tahu harus bagaimana dan kemana agar dirinya dan adik kecilnya itu selamat dari bencana kebakaran ini.
Tapi yang lebih penting adalah kesalamatan sang adik. Dia harus bersikap tenang walau hatinya sangat kacau.
Terlihat ada celah untuk bisa keluar dari kamar mereka.
"Aidan cepet keluar!" Titah gadis itu.
"Ngga! Aidan ngga mau keluar" Aidan kecil tak mau meninggalkan kakak nya.
"Aidan, aku mohon. Ini bahaya"
"Aidan ngga akan pergi kalo ngga sama kak Zera" kini Aidan kecil menangis hebat dia sangat-sangat takut karna api yang begitu besar dan merah berada di sekeliling mereka.
Tak ada cara lain dia pun menggendong Aidan kecil lalu berusaha keluar bersama berlari ke arah tangga ruang tamu.
Aidan terus menangis karna ia sudah merasakan sesak nafas, Aidan terus memeluk erat sang kakak. Zera pun sama terasa sesak karna penuh dengan asap. Tapi dia harus berusaha mengeluarkan Aidan terlebih dahulu.
Keadaan ruang tamu ternyata sudah kacau sofa, televisi, lemari sudah dimakan oleh api.
Bangunan rumah pun sudah ada yang berjatuhan itu sangat membahayakan mereka. Zera menurunkan Aidan dari gendongannya.
Ternyata sudah ada pemadam kebakaran yang berusaha masuk namun terhalang oleh bangunan yang sudah runtuh.
"PAK!! SELAMATKAN ANAK SAYA PAK! ANAK SAYA MASIH ADA DIDALAM" teriak sang ibu terdengar oleh Zera dan Aidan kecil.
"Sepertinya bangunan ini akan roboh, cepat selamatkan korban" titah kepala damkar itu.
Lalu mereka sekuat tenaga membuka bangunan yang berat itu agar pintu terbuka. Bangunan itu terangkat dengan sigap damkar masuk untuk menyelamatkan mereka.
Karena ruangan ini di penuhi asap yang tebal membuat Zera lemas begitu juga Aidan yang sudah sulit bernafas.
"Aidan, Kamu percaya sama kakak kan?" Tanyanya dengan suara gemetar. Aidan mengangguk pasti.
Air mata Zera turun secara tiba-tiba membuat Aidan ikut sedih "Kakak jangan nangis, kalo kakak nangis Aidan juga ikut nangis" Aidan kecil mengusap pipi kotor Zera yang terkena debu bangunan.
"Kalo gitu, Tunggu kakak disana yah? " Zera menunjuk kearah damkar yang sedang mencari-cari mereka.
Aidan menggeleng ia tak mau keluar sendiri, "Aidan, kakak ngikutin kamu dari belakang kok"
"Gendong aja Aidan, biar keluar sama-sama" Aidan cemberut.
"Tangan kakak sakit, kamu duluan yah"
"Tapi kakak janji bakal ngikutin Aidan kan?" Aidan mengeluarkan janji kelingking.
Zera menangis dia tahu mungkin setelah ini dia tak akan bisa melihat Aidan kembali "Iya, kakak janji" Zera menggenggam tangan kecil Aidan yang kotor lalu mengecupnya.
"Kakak sayang Aidan" batinnya tersenyum pedih.
Aidan kecil pun berlari pada damkar itu dengan selamat.
"Itu ada anak kecil, cepat bawa dia" titah damkar.
Aidan kecil pun digendong dengan cepat di bawa keluar. Lalu diberi oksigen karna didalam begitu sesak.
Tubuh Aidan kecil melemah, lemas dan tak kuat berdiri. Ia langsung berbaring sambil diberi oksigen oleh ambulance.
Saat Zera hendak keluar bangunan itu tiba-tiba goyah Zera pun dengan sisa tenaga yang ia punya berusaha untuk lari. naas sebuah bangunan besar jatuh tepat di kedua kaki Zera membuat terjatuh kepalanya mengenai lantai membuat luka yang cukup parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI TAKDIRKAN : Aidan & Ayasya
RomanceJika waktu bisa diputar, maka aku ingin waktu itu terus berputar disaat aku bisa melihatmu. *** "Aku jatuh cinta pada gadis yang kugenggam untuk menyelamatkannya dibandara" Aidan takut jika wanita yang dicintainya tidak mencintainya balik. "Sayangny...