"Assalamualaikum, nenek oh nenek" Riang Aidan mengetuk pintu rumah nenek.
"Riang banget kaya yang ngga punya nenek aja" ucap Ayub sambil mengeluarkan ponselnya dan memainkannya.
"Emang ngga punya nenek bang" sahut Aidan enteng sambil terus menghadap kearah pintu.
Ayasya yang mendengar itu langsung memukul lengan Ayub lalu mempelototinya Ayub pun jadi merasa tidak enak karena sudah berucap seperti itu, ia pun menyimpan kembali ponsel.
"Walaikumussalam" terdengar samar-samar suara sang nenek dari dalam rumah.
Nenek pun membuka pintunya tanpa basa basi nenek langsung menyambut mereka. Mereka pun masuk.
"Tumben, kok ngga marah-marah" bisik Aidan pada Ayasya.
"Alhamdulilah, bagus dong" jawabnya sambil pergi duluan.
"Nenek, ini Ayasya bawa makana buat nenek. Makanannya ngga keras kok nek. Jadi nenek ngga kesulitan waktu makannya, aku di meja makan ya nek" jelas Ayasya
"Aya..." Panggil sang nenek dengan penuh kelembutan.
"Ya nek?" Ayasya menoleh dan juga heran kenapa dengan neneknya.
Sang nenek mendekati Ayasya lalu mengusap pucuk kepalanya dan memeluk Ayasya secara tiba-tiba membuat Ayasya terkejut.
Selama ini ia tak pernah diperlakukan seperti ini. Setahu Ayasya neneknya sangat menginginkan cucu laki-laki bukan perempuan.
Tapi kejadian ini sungguh membuat terharu dan juga sedikit bingung.
"Kenapa nek?" Tanyanya.
"Maafin nenek ya, Nenek selalu marahin Aya, padahal Aya udah baik banget sama nenek, udah sabar ngadepin nenek. Kalo bukan karena Aidan Sama kamu entah nenek masih hidup atau ngga sekarang" jelas sang nenek.
Aidan yang melihat pemandangan ini ikut bahagia akhirnya Ayasya mendapatkan kasih sayang neneknya.
"Nenek ini bicara apa, sudah tugas Ayasya menyayangi nenek" kata Ayasya tersenyum lembut dilengkapi dengan air mata yang sudah menggenang.
"Nenek bangga punya cucu kaya Ayasya. Ngga kaya Ayub" ucap sang nenek sambil melirik tajam Ayub yang sedang duduk nyemilin kue kacang milik neneknya.
Ayub yang merasa dibandingkan-bandingkan tak terima begitu saja "Loh, loh. kok jadi nyenggol saya"
"Pokoknya cucu kesayangan nenek Ayasya" ucap sang nenek mengusap pucuk kepala Ayasya.
"Tau tuh, kakak emang nyebelin nek. Marahin kak Ayub nek" Ayasya memeluk neneknya. Ya mereka sekarang sedang mengerjai Ayub.
"Wah mainnya Genk-genk an nih?" Ujarnya tersinggung.
Nenek Ayasya yang melihat Aidan juga tidak lupa mengucapkan terimakasih "Ouh iya nak Aidan, terimakasih juga ya sudah nolongin nenek"
"Eh ngga nek, saya mah ngga buat apa-apa, kalo waktu nolongin nenek Ayasya lah yang berperan penting. Kalo ngga ada Ayasya Aidan ngga bisa nolongin nenek" jawab Aidan sambil tersenyum hangat.
Ayasya yang mendengar jawaban dari Aidan sedikit tersentuh, entah kenapa sepertinya Aidan pandai sekali merangkai kata-kata hingga membuatnya melayang terbang ke angkasa.
Oke, Ayasya mencoba sekuat tenaga agar tidak menampilkan mimik wajah apapun. Mencoba tetap stay cool.
"Ayasya siapin makan, hari ini makan siang dirumah nenek!" riang Ayasya.
Ayasya pun pergi untuk menyiapkan makan siang sebenarnya jika dia terus berdiri disitu bisa-bisa dia baper duluan sama Aidan, dan wajahnya nanti memerah. Itu pasti sangat memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI TAKDIRKAN : Aidan & Ayasya
RomanceJika waktu bisa diputar, maka aku ingin waktu itu terus berputar disaat aku bisa melihatmu. *** "Aku jatuh cinta pada gadis yang kugenggam untuk menyelamatkannya dibandara" Aidan takut jika wanita yang dicintainya tidak mencintainya balik. "Sayangny...