20. Perkara ngidam

1.6K 42 10
                                    


Setelah kepulangan dari Bogor Alvaro dan Meysa langsung mampir ke rumah papa Riko dan bunda Risa.

" Assalamualaikum, bunda meysa datang bawain bunda oleh-oleh".

" Waalaikumsalam,ya ampun sayang akhirnya kamu pulang juga , bunda kangen tau".
Langsung memeluk menantunya itu.

Keduanya pun menyalami bunda Risa.
" Papa mana Bun". Tanya Alvaro saat tak melihat keberadaan papanya

" Masih di kantor Al, mungkin bentar lagi pulang bilangnya sih mau pulang cepat hari ini ".

" Ini Bun Meysa bawain banyak banget makanan dari sana,bunda cicip deh enak tau meysa aja suka".

" Wah kelihatannya enak banget nih, giman kalo kita nungguin papa pulang dari kantor dulu biar bisa makan bareng "

" Hm boleh aja sih bun "

" Apa bunda telpon aja ya"

" Eh gak usah bun palingan juga bentar lagi".

Sekitar tiga puluh menit akhirnya orang yang di tunggu-tunggu mereka datang juga.

" Assalamualaikum "

" Waalaikumsalam "

" Eh ada mantu papa,kapan nyampe sini ".

" Udah lumayan dari tadi sih pa "

" Bunda kenapa gak telpon papa kalo mereka udah sampe rumah".

" Tadi emang meysa yang larang bunda telpon papa soalnya takut ganggu "

" Enggak ganggu sayang "
Ujar papa Riko sambil mendekap bahu menantunya.

" Udah lah pa jangan peluk istri al" protesnya sambil menarik sang istri agar berada di sisinya.

" Ohh yang udah mulai posesif gini amat perasaan papa cuman meluk mantu kesayangan papa aja gak boleh". Ujarnya sambil terkekeh kecil.

" Ya gak boleh dong kan meysa istri Al,cuman Al yang boleh peluk istri Al"

" Udah jangan berantem mending kita makan aja yuk".

" Iya meysa setuju soalnya meysa udah laper tau"

" Ya ampun sayang kamu tadi baru makan loh udah laper aja" heran Alvaro pada istrinya.

" Biarin sih Al namanya juga orang hamil pasti gampang laperan, apalagi di sini ada tiga dedeknya". Risa pun membawa menantunya menuju meja makan meninggalkan sang suami dan anaknya.

" Lah malah kita di tinggal".

"Gimana sama liburannya sayang". Tanya risa saat mereka berada di meja makan.

" Seru banget bun, di sana udaranya sejuk, orangnya juga ramah-ramah dan yang paling penting makanannya enak-enak". Ceritanya antusias kepada mertuanya.

" Syukur deh kalo kamu suka"

" Sya mulai besok kamu udah gak masuk ke sekolah lagi, kamu ingat kan".

" Iya pa,meysa ingat kok".

" Jangan sedih ya, lagi pula kamu tetap bisa sekolah kok tapi bedanya kamu sekolah di rumah".

" Iya bunda, meysa ngerti kok yang terpenting meysa masih bisa dapat ijazah SMA".

" Ya udah habisin makanya ".

Setelah dari rumah kedua orang tua Alvaro kini pasangan tersebut sudah berada di rumah mereka sendiri.

" Selamat sore aden ". Siapa kedua orang paruh baya saat melihat keberadaan Alvaro dan Meysa.

" Sore" .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di Hamili Bad Boy Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang