2. NOT MY HOME ANYMORE

3.7K 285 2
                                    

LISA POV

"Maafkan aku, Lis. Aku mendapat telepon dari kantor dan darurat. Maafkan aku, aku akan menebusnya lain kali, aku janji." Kata Jennie sambil mulai mengumpulkan barang-barangnya dan meletakkannya di tasnya.

"Tidak apa-apa, Sayang." Jawab ku.

"Apa kamu perlu-" Aku tidak memiliki kesempatan untuk menyelesaikan kalimatku saat jennie langsung pergi ke pintu.

"Terima kasih. Aku harus pergi. Bye." Ucap jennie Dan bergegas keluar ke pintu.

"-driv?" Kata terakhir meluncur dari mulutku ke udara tipis saat aku menghadap pintu yang ditinggalkan Jennie.

Sudah seperti ini sekitar satu bulan sekarang. Kapan pun kami memiliki waktu bersama, jennie selalu menerima telepon dari kantornya, mengatakan bahwa ini darurat dan dia harus bergegas kembali ke sana.

Ini cukup membuat frustrasi tetapi aku selalu memahaminya karena aku tahu persis betapa stresnya mengelola perusahaan sendiri.

Perlahan aku berjalan menuju jendela dan mengibaskan tirai dan mencondongkan tubuh lebih dekat untuk melihat Jennie keluar dari rumahku dan berjalan ke mobil berwarna silver di seberang jalan.

Apa dia membeli mobil baru?

Tapi pertanyaan ku tiba-tiba berubah menjadi, Siapa pria itu?

Seorang pria jangkung dengan tubuh cukup besar keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Jennie, aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena dia memakai kerudung dan masker.

Mungkin supirnya?

Bagian lain dari pikiranku berkata. Tapi sekali lagi.

Dia tidak suka memiliki sopir sejak saat itu. Aku tiba-tiba mengguncang pikiran negatif yang sedang terjadi didalam kepalaku.

Aku seharusnya tidak memikirkan hal-hal itu. Aku cukup percaya pada Jennie dan aku tahu dia cukup mencintaiku seperti aku mencintainya.

Untuk menghilangkan pikiran itu, aku meraih ponselku dan menelpon nomor teman.

Setelah beberapa dering, orang itu menjawab.

"Ada apa, lalisa!" Jisoo lalu menyapaku dengan nada energik biasa.

Jisoo adalah sahabatku sejak lahir. Maksud ku, Orang tua kami adalah teman dekat yang kebetulan punya rencana gila untuk punya anak sekaligus. Tapi daddy Jisoo membuat mommy nya hamil lebih awal dari daddy ku pada mommy ku, jadi itu menjelaskan Jisoo lebih tua dari ku tetapi hanya beberapa bulan.

"Sup, Chichu. Mau jalan-jalan malam ini?" Tanya ku.

"Apa ini sungguhan? Seperti kau benar-benar mengajakku jalan-jalan denganmu malam ini?" Seru Jisoo.

"Seperti ya, apa yang mengejutkan tentang itu? Apa buruk mengajak sahabatku untuk hang-out sekarang?" tanyaku sambil tertawa kecil.

"Apa yang sangat mengejutkan? Bud, kau telah menolak tawaranku untuk hang-out sejak kau berkencan dengan Jennie dan sudah 3 tahun sejak itu bodoh!" Ucap Jisoo dramatis dan itu membuatku menyadari kenyataan itu juga.

"Yah, kecuali hari ulang tahunku, jika kamu melewatkannya, tentu saja itu akan menjadi akhir dari persahabatan kita yang luar biasa." Tambah Jisoo

Apa yang baru saja dia katakan cukup benar. Aku sering menolak tawaran teman ku untuk hang-out sejak berkencan dengan Jennie hanya karena ingin memfokuskan waktu ku padanya.

Aku tidak ingin dia merasa aku telah memprioritaskan seseorang atau sesuatu daripada dirinya.

Ya, ya. Aku yang dicambuk untuk kekasih ku. Tidak bisa menyalahkan ku, karena dia seperti orang yang paling sempurna di mata ku dan ya, begitulah cinta mantan pemain.

LIES-TRUTH | JENLISA ADAPTATION ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang