❴Chapter 02 Season 1✿❵
❴KAKAK LAKI-LAKI❵Pagi hari yang cerah diawali dengan tangisan Ariella yang kelaparan, Bibi pengurusnya pun segera menyiapkan susu formula untuknya, setelah itu membiarkan dia meminum susu formulanya dengan tenang.
Setelah selesai memberi makan, Ariella dibiarkan bermain sendirian di atas kasurnya, sementara bibi itu kembali merajut apa yang ia rajut hari-hari sebelumnya.
'Aku ingin segera kembali...' Batin Ariella sembari menggigiti mainannya.
Tap... tap... tap...
Brak!
"Riri~!/Ella~!" Panggil dua orang lelaki
Ariella yang mendengar suara pintu dibanting tersentak dan mulai menangis karena Kaget, Bibi pengasuh--Erlena--segera menghentikan kegiatan merajutnya dan menggendong Ariella yang masih menangis.
Dua anak itu merasa bersalah karena telah membuat Adik perempuan mereka menangis, akhirnya mereka mendekati Bibi Erlena dan meminta maaf kepadanya.
"Maafkan kami" Ucap Mereka, Bibi Erlena tersenyum.
"Tidak apa-apa, Tuan putri pasti kaget Pangeran tiba-tiba datang untuk menemuinya" Ucap Erlena.
Erlena masih mencoba untuk menenangkan Ariella, sementara mereka berdua masih merasa bersalah. Setelah mendengarkan beberapa menit, akhirnya Ariella kembali tenang.
"Bi, apa kami bisa melihat Riri/Ella?" Tanya mereka.
"Tentu saja!" Jawab Erlena.
Erlena kemudian berjongkok untuk menunjukkan Ariella kepada dua anak laki-laki itu. Mata mereka berbinar melihat rambut Pink Ariella dengan mata birunya yang cerah, apalagi Ariella yang tersenyum kearahnya seakan mengetahui siapa mereka.
"Halo Riri~/Ella~" sapa mereka
'uh... mereka siapa?' Tanya Ariella
"Apa pangeran tidak ingin memperkenalkan diri?" Tanya Erlena.
"Tapi, bukankah Riri/Ella sudah mengetahui kami?" Tanya Mereka balik, Erlena terkekeh
"Tentu saja tuan putri mengenali Pangeran sebagai kakaknya, tapi, Pangeran bisa menjadi lebih dekat dengan Tuan putri jika pangeran berkenalan. Mungkin, Tuan putri Juga akan senang jika pangeran memperkenalkan diri." Jelas Erlena
"Oh~"
Mereka saling menatap.
"Aku duluan!" Ucap lelaki dengan rambut putih.
"Tidak! Aku duluan!" Ucap lelaki berambut hitam.
"Tidak! Aku!"
"Aku!"
"Uh... pangeran, Kalian bisa menakuti Tuan putri jika terus berteriak." Ucap Erlena melerai pertengkaran mereka.
Mereka berdua menatap ke arah Ariella yang terlihat ketakutan dengan mereka dan bersedia menangis sekencang mungkin, Sebelum mereka dapat menenangkan Ariella, Ariella sudah menangis dengan kencang.
Erlena kembali menenangkan Ariella, dua anak laki-laki itu panik karena tangisan Ariella makin kencang tiap detiknya.
"Uh... ah!"
Laki-laki berambut putih pergi keluar kamar dengan buru-buru, lalu kembali dengan mainan kerincing(?) Dan menggoyangkannya sehingga mengeluarkan bunyi kerincing, perhatian Ariella teralihkan, tangannya terangkat untuk meraih mainan yang di genggam oleh kakak laki-lakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Villain's Daughter Should Be Dead
Historical Fiction❴On Going❵ Felicia adalah seorang Baker yang menikmati hidupnya menjual kue. Dia memiliki dua anak yang sudah bersekolah menengah, dan suami bekerja di suatu perusahaan, kedua orang tuanya masih sehat-sehat, begitupun kakek neneknya yang sudah berum...