❴12🍼❵

286 19 0
                                    

❴Chapter 12 Season 1 ✿❵
❴Perhatian❵

      Ariella menatap kakaknya yang berdiri di depan kantor ayahnya dengan bingung. Dia baru saja kabur dari Erlena dan Zenia untuk menemui kedua kakaknya, beruntungnya dia bertemu mereka di depan kantor ayahnya.

      Ariella tersenyum bahagia ketika melihat mereka berdua, dia buru-buru merangkak ke arah mereka, kedua matanya memperlihatkan harapan yang sangat tinggi saat melihat mereka berdua.

      Baru saja dia ingin memanggil mereka berdua, Ayahnya keluar dari kantornya dan mengelus kepala kedua kakak laki-lakinya dengan tatapan datar, sangat datar sehingga terlihat seperti seorang ayah yang terpaksa mengurus seorang anak.

      Ariella yang sudah melihat cerita aslinya, tentu tidak akan terkecoh. Dia tahu ayahnya belum tahu cara mengungkapkan kasih sayangnya kepada kedua anak kesayangannya itu, dia tahu bahwa di masa mendatang mereka akan hidup bahagia di dunia lain.

"Hap!"

      Erlena mengangkat Ariella yang tengah melamun menatap kedua kakaknya yang kini pergi mengikuti ayahnya. Dia membalikkan badan Ariella untuk melihat ekspresi wajahnya.

"Eh, Tuan putri?!" Kaget Erlena yang melihat airmata Ariella yang turun dengan deras seperti Rintik Hujan.

"Apakah saya mengagetkan anda?" Tanya nya. Dia memeluk Ariella dan membawanya pergi.

      Sepanjang perjalanan Ariella terus menangis membuat Erlena semakin merasa bersalah, ia tidak tahu harus bagaimana agar Tuan Putri yang ia rawat ini bisa tenang sedikit.

"Cup cup cup"

      Zenia membuka pintu kamar Ariella karena mendengar suara tangisan, dia terkejut ketika melihat Ariella yang menangis sehingga tidak bisa membuka kedua matanya, dan Erlena yang masih terus menepuk pelan punggung Ariella untuk menenangkannya.

"Maafkan saya, maafkan saya karena telah mengagetkan Tuan Putri. Saya bersalah karena mengagetkan Tuan Putri." Ucap Erlena.

"Apa yang terjadi dengan Tuan Putri?" Tanya Zenia

"Saya tidak sengaja mengagetkannya di lorong sampai dia menangis." Jawab Erlena.

"Tapi, jika dia benar-benar kaget, tidak mungkin 'kan bisa menangis selama ini?" Ujar Zenia.

      Tiba-tiba suara tangisan Ariella berhenti, dan Tubuhnya mulai mendingin. Erlena panik segera memperhatikan apa yang terjadi dengan Ariella, ternyata Ariella terlalu larut dalam kesedihannya sehingga melupakan caranya bernafas.

      Kedua wanita itu semakin panik, dan mencoba berbagai cara agar Ariella kembali bernafas dengan tenang, setelah setengah menit, akhirnya Ariella bisa kembali bernafas dan melanjutkan tangisannya, mereka berdua lega melihat wajah Ariella yang tidak membiru lagi.

'Sakit...' batin Ariella sembari meremas dadanya.

      Setelah beberapa menit mencoba menenangkan Ariella, suara tangisan Ariella semakin mengecil menandakan bahwa dia sudah lelah menangis dan akan memilih Untuk Tidur.

      Erlena pun meletakkan Ariella ke atas ranjangnya dan mematikan lampu kamar Ariella kemudian pergi keluar dari kamar Ariella. Di luar, dia menemukan si kembar Deorr dan Xiao yang menatap pintu kamar Ariella dengan Khawatir.

"Bibi, Apa Riri/Ella baik-baik saja?" Tanya mereka, Erlena tersenyum kemudian mengelus kepala mereka dengan lembut

"Pangeran. Pangeran tenang saja, Tuan Putri pasti akan baik-baik saja setelah dia istirahat sebentar." Jawab Erlena.

This Villain's Daughter Should Be DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang