❴Chapter 13 Season 1 ✿❵
❴Rencana Peperangan❵Akhir-akhir ini, Rumor bahwa kerajaan ini akan berperang dengan suatu Kekaisaran sudah menyebar ke seluruh Kekaisaran Elrifylam, hal itu tentunya membuat Ariella Khawatir akan keselamatannya.
'Perang?!' Kaget Ariella
Namun, Karena peperangan itu masih menjadi sebuah Rencana yang entah akan dilaksanakan kapan, Ariella jadi bisa beraktivitas seperti biasanya, ecuali dengan rasa takut yang terus menempel di punggungnya.
Ariella terus merangkak tanpa arah, sampai dia memasuki semak-semak dan menemukan kucing yang sudah lama tidak dia temui. Wajah khawatirnya berubah menjadi gembira, sedangkan kucing itu panik dan langsung berlari pergi.
Ariella mengejar Kucing yang Panik itu dengan semangat tinggi dan rasa jahil yang tinggi, dia berputar-putar merangkak hingga lututnya terasa sedikit sakit karena merangkak.
"Ungh..." Rengek Ariella sambil menatapi lututnya yang terasa sakit.
Erlena menghampiri Ariella yang masih merengek-rengek, dia melihat Lutut Ariella yang berwarna merah dan sedikit lecet karena terus merangkak. Tak lama setelahnya, Ariella mengeluarkan air mata karena rasa sakit itu.
"Ya Ampun!" Kaget Erlena
Zenia yang tadinya tengah menatap sekeliling terkejut mendengar teriakan kaget Erlena dan segera menghampiri mereka. Dia melihat Erlena yang panik karena lutut Ariella lecet, dan Ariella menangis kesakitan.
"Tuan Putri, maafkan saya karena tidak terlalu memperhatikan anda, Maafkan kelalaian saya dalam mengurus anda." Ucapnya, dia menggendong Ariella sembari terus meminta maaf dan menenangkannya.
Ariella dibawa ke dalam Istana dan diobati, sedangkan Zenia hanya bisa menatap mereka datar. Selama Ariella Diobati, Erlena terus bersikap seperti ibu yang sangat Khawatir dengan anaknya yang terluka parah.
"Shh... tenang saja, Tuan Putri. Tuan Putri akan baik-baik, Ada saya di sini." Bisik Erlena.
Perlahan tangisan Ariella mulai berhenti diganti dengan tatapan bingung yang ditujukan kepada Erlena dan Zenia, dia menatap mereka dengan kebingungan seolah bertanya 'apa yang baru saja terjadi'.
"Tidak apa-apa, tidak ada yang terjadi, dan tidak akan lagi." Ucap Erlena menenangkan Ariella.
'Apa aku tidak salah melihat?' Batin Zenia
Semuanya kembali seperti semula, Ariella masih menyukai kucing yang selalu dia kejar sampai kakinya lecet, Daimon pun sesekali berkunjung ke mimpi Ariella membawa sebuah hadiah dan percakapan yang seru.
Seperti saat ini. Baru saja setengah detik setelah Ariella menutup matanya, dia langsung dipindahkan ke dimensi buatan Daimon, tentu saja Ariella senang karena bisa melihat lelaki yang selalu menghibur dan memberikan dirinya energi.
Brak!
Ariella--atau bisa kita panggil Felicia terkejut dengan apa yang dia dengar, dia mendengar suara seperti tubuh seseorang yang terlempar, dan sebuah pertengkaran besar dari suatu arah, hanya saja dia tidak tahu dari arah mana pertengkaran itu berasal.
"Daimon?" Panggilnya sedikit takut.
"Aluna?!"
Arie--Felicia mencari asal suara yang memanggil nama seseorang yang sedikit mirip dengannya, namun dia tidak menemukan satu orangpun di sekitaran situ sehingga membuatnya sedikit takut dan khawatir.
"Diam! Dia bukan Aluna!" Bentak Daimon
"Sudah jelas itu suara Aluna! Kau mau mengelak bagaimana lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
This Villain's Daughter Should Be Dead
Historical Fiction❴On Going❵ Felicia adalah seorang Baker yang menikmati hidupnya menjual kue. Dia memiliki dua anak yang sudah bersekolah menengah, dan suami bekerja di suatu perusahaan, kedua orang tuanya masih sehat-sehat, begitupun kakek neneknya yang sudah berum...