❴15🍼❵

192 15 0
                                    

❴Season 1 Chapter 15 ✿❵
❴Guru?!❵

      Ariella kini tengah menghirup udara segar dengan tenang yang selama ini tidak dia rasakan selama keberadaan Kaisar masih tercium di sekitar Kekaisaran Wanvella.

'Akhirnya aku bisa menghirup Udara ini.' Batin Ariella senang.

"Tuan Putri, bukankah udara hari ini terlalu panas? Ayo cepat masuk." Ajak Erlena sembari mendorong Stroller nya.

'eh?! Tapi- tapi- tapi, kita baru saja keluar beberapa menit yang lalu!' Bingung Ariella.

"Tidak baik berada di luar saat asap berada dimana-mana." Jelas Erlena

      Mood Ariella menurun drastis ke titik paling bawah, ia tidak tahu bahwa peperangan ini membatasi kebebasannya sampai ke titik dimana dia tidak bisa keluar dari sangkarnya.

'Bagaimana bisa?' Bingungnya

'Apa aku akan menghadapi hari-hari ku berada di rumah, makan, tidur, makan, tidur, dan seperti itu terus selamanya?!' Kagetnya.

      Sejujurnya tidak seburuk itu, hanya saja Ariella yang terlalu dramatis.

'jika begini terus, aku akan mati saat bayi. Perjuangan ibuku akan sia-sia.' Lirihnya.

"Waaa!" Ariella menangis dengan tiba-tiba membuat Erlena yang tengah melamun terkejut.

      Dia segera menyumpal mulut Ariella dengan Dot yang ia bawa kemana-mana, untuk berjaga-jaga saat Ariella menangis karena polusi.

"Tuan Putri, anda tidak boleh bersikap seperti ini... kita akan pergi keluar lagi setelah perang selesai." Jelas Erlena.

      Namun tangisan Ariella tak kunjung reda, Dot yang menyumpal mulutnya ia lempar jauh, kemudian kembali menangis dengan kencang. Erlena hanya bisa menghela nafas lelah melihat perilaku Ariella.

'Apakah saya terlalu memanjakan Tuan Putri?' Bingungnya

      Dia membawa Ariella ke kamarnya, kemudian mencoba untuk menidurkan Ariella yang terus menangis. Yah, itu berhasil. Setidaknya untuk sekarang, Ariella dapat tertidur dengan tenang.

"Hah..." Erlena menghela nafas lelah.

"Sejak kapan aku mulai merasakan perasaan ini lagi?" Gumamnya sembari meremas dadanya.

Mata Erlena berkaca-kaca.

"Tuan Putri..." lirihnya sembari menatap Ariella yang tengah tertidur.

"Saya khawatir saya tidak bisa menepati janji saya untuk membawa anda kabur..." gumamnya

"Setidaknya, saya hanya bisa membantu Anda menggunakan nyawa saya." Lanjutnya, dia tersenyum sambil meneteskan airmata nya.

"Semoga anda menerima berkat Dewi" Erlena mengelus lembut kepala Ariella.

"Ah... sudah saya duga, seharusnya saya mempersiapkan semuanya lebih awal." Erlena menghapus airmata nya.

🍼

Kwek Kwek

      Ariella perlahan membuka matanya, dia menatap langit biru cerah dan Awan putih yang terlihat bergerak. Tangannya terulur untuk menutupi cahaya matahari dari pandangannya.

"Huh?!" Kaget Ariella.

      Dia mengubah posisi tidurnya menjadi duduk dan menatap kedua tangannya yang sekarang menjadi tangan lentik seorang perempuan dewasa, dengan kuku yang terlihat indah.

This Villain's Daughter Should Be DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang