"Kamu gak ngantin Din?"
Diana menggeleng, wajah perempuan itu terlihat pucat. "Kayanya gue mau mens deh Key. Perut gue sakit banget,"
Keynara menatap teman sebangkunya dengan wajah khawatir. "Kita ke UKS aja yuk?"
Diana kembali menggeleng membuat Keynara semakin cemas.
"Ermm aku ambilin obat pereda nyeri di UKS deh ya?"
"Boleh deh. Gak ngerepotin lo kan Key?"
"Enggak kok, yaudah aku ambilin dulu ya."
Setelah itu Keynara meninggalkan kelas dan bergegas ke UKS. Setelah Keynara mendapatkan obat itu, kakinya berbelok ke kantin guna membelikan Diana makanan.
Sebenarnya Keynara paling malas mengunjungi kantin. Mungkin dari sekian banyaknya bangunan di sekolah ini, kantin adalah tempat terakhir yang akan ia kunjungi.
Keynara harus menguatkan hati karena ini jam istirahat pertama. Dan pastinya banyak orang yang berdatangan ke tempat itu.
Keynara bernafas lega ketika sudah membeli roti dan air mineral, namun saat akan berbalik, ia melihat Kaivan dan teman-temannya memasuki kantin. Dan jangan lupakan Zolanda CS yang mengikuti mereka,
Saat ini Keynara benar-benar berharap agar bisa jadi manusia yang tak terlihat saja.
Keynara menyemangati dirinya sendiri, beberapa langkah lagi ia berhasil keluar dari kantin.
"CUPU!"
Keynara kenal suara itu.
Keynara menarik nafas dalam dan berbalik, matanya sibuk mencari orang yang memanggilnya dengan julukan tak pantas itu.
"Sini lo!"
Keynara mencengkram kantung kresek di tangannya dengan kuat, lalu ia perlahan berjalan mendekat.
Seperti biasa, Zolanda dan ketiga temannya memberikan tatapan tidak manusiawi pada Keynara.
"Beliin gue bakso sama jus jeruk!" Perintah laki-laki itu dengan nada bossy.
Laki-laki itu tak lain tak bukan adalah Kaivan. Sejak menginjakkan kaki di kantin dan menemukan objek langka yaitu Keynara, Kaivan tersenyum licik dan langsung memikirkan rencana kejam di kepalanya.
"Lo gak denger Kaivan barusan ngomong apa? Ngapain masih berdiri di situ hah!" Sentak Zolanda.
"I-iya..." Keynara segera pergi darisana dan memesankan makanan yang Kaivan inginkan.
"Ngapain sih lo ngikutin gue terus?" Kaivan melemparkan pertanyaan pada Zolanda,
Zolanda tersenyum di buat-buat manis. Bukannya terpesona Kaivan justru jijik melihatnya.
"Kita itu cocok tau jadi pasangan. Kamu ganteng aku cantik, kamu famous aku juga famous. Jadi kita itu emang ditakdirkan sebagai couple goals Kaivan!" Ucap Zolanda dengan percaya diri.
Selatan dan Alka yang mulanya diam langsung menyemburkan tawanya ketika mendengar ocehan unfaedah Zolanda.
Zolanda menatap keduanya dengan tajam. "Ngapain lo ketawa?"
"Dih siapa yang ngetawain lo. Gue cuma kasihan sama temen gue di tempelin boneka Anabel mulu," Alka mengucapkan kalimat terakhirnya dengan suara lirih. Namun Selatan masih bisa mendengarnya sehingga laki-laki itu kembali tertawa geli.
"Ngomong apa lo?!"
"Gue ngomong, terusin aja nempelin Kaivan. Anggep aja gue sama Atan patung."
Kaivan menatap Alka dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL OBSESSION
Teen FictionKaivan Aeron Aldrich. Laki-laki berhati iblis yang bersembunyi di balik wajah malaikat. Mabuk-mabukan, berkelahi, balap liar, bahkan bermain wanita, itulah kesenangannya. Hingga suatu malam ia dipertemukan dengan perempuan berpenampilan kacau bernam...