8. SASARAN KEMARAHAN

491 39 8
                                        

"Kamu nggak ngantin, Din?"

Diana menggeleng, wajah perempuan itu terlihat pucat. "Kayanya gue mau mens deh Key. Perut gue sakit banget."

Keynara menatap teman sebangkunya dengan wajah khawatir. "Kita ke UKS aja yuk?"

Diana kembali menggeleng membuat Keynara semakin cemas.

"Ermm aku ambilin obat pereda nyeri di UKS deh ya?"

"Boleh deh. Nggak ngerepotin lo kan Key?"

"Enggak kok, yaudah aku ambilin dulu ya."

Setelah itu Keynara meninggalkan kelas dan bergegas pergi ke UKS. Setelah Keynara mendapatkan obat itu, kakinya berbelok ke kantin guna membelikan Diana minuman.

Sebenarnya Keynara paling malas mengunjungi kantin. Mungkin dari sekian banyaknya bangunan di sekolah ini, kantin adalah tempat terakhir yang akan dia kunjungi.

Keynara harus menguatkan hati karena ini jam istirahat pertama. Pastinya akan banyak orang yang berdatangan ke tempat itu.

Keynara bernafas lega ketika sudah membeli air mineral, namun saat akan berbalik, dia justru melihat Kaivan dan teman-temannya berjalan memasuki kantin. Dan jangan lupakan, Zolanda dan gengnya yang mengikuti mereka.

Saat ini Keynara benar-benar berharap agar bisa menjadi manusia yang tak terlihat saja.

Keynara menyemangati dirinya sendiri, beberapa langkah lagi dia berhasil keluar dari kantin tanpa terlihat siapapun.

"CUPU!"

Keynara kenal suara itu.

Keynara menarik napas dalam dan berbalik, matanya sibuk mencari orang yang memanggilnya dengan julukan tak pantas itu.

"Sini lo!"

Keynara mencengkram kantung kresek di tangannya dengan kuat, lalu kakinya perlahan berjalan mendekat.

Seperti biasa, Zolanda dan ketiga temannya memberikan tatapan tidak manusiawi pada Keynara.

"Beliin gue bakso sama jus jeruk!" Perintah laki-laki itu dengan nada memerintah.

Laki-laki yang memanggilnya tak lain tak bukan adalah Kaivan. Sejak menginjakkan kaki di kantin dan menemukan objek langka yaitu Keynara, Kaivan tersenyum licik dan langsung memikirkan rencana jahat di kepalanya.

"Lo nggak denger Kaivan barusan ngomong apa? Ngapain masih berdiri di situ elah!" Sentak Zolanda.

"I-iya..." Keynara segera pergi darisana dan memesankan makanan yang Kaivan inginkan.

"Ngapain sih lo ngikutin gue terus?" Kaivan melemparkan pertanyaan pada Zolanda.

Zolanda tersenyum di buat manis. Bukannya terpesona Kaivan justru jijik melihatnya.

"Kita itu cocok tahu jadi pasangan. Kamu ganteng aku cantik, kamu famous aku juga famous. Jadi kita itu emang ditakdirkan sebagai couple goals, Kaivan!" Ucap Zolanda percaya diri.

Selatan dan Alka yang mulanya diam langsung menyemburkan tawanya ketika mendengar ocehan unfaedah Zolanda.

Zolanda menatap keduanya dengan tajam. "Ngapain lo ketawa?"

"Dih, siapa yang ngetawain lo. Gue cuma kasihan sama temen gue di tempelin boneka Anabel mulu," Alka mengucapkan kalimat terakhirnya dengan suara lirih. Namun Selatan masih bisa mendengarnya sehingga laki-laki itu kembali tertawa geli.

"Ngomong apa lo barusan?!"

"Gue ngomong, terusin aja nempelin Kaivan. Anggep aja gue sama Selatan patung."

DEVIL OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang